5 vote buat lanjut^^
☆Fireflies☆
DUGH!!
Seketika orang yang ada dibalik selimut itu terlonjak kaget, siapa lagi jika bukan Cia. mata pandanya terlihat saat ia menoleh dan mendapati mamanya—Zia menatapnya dengan sorot mata tak percaya.
“ini jam berapa? ampyun!”pekik Zia dan Cia mengusap wajahnya yang masih bantal.
“ampun mah kenapa si? Ini kan masi lib-”Cia menatap kalender lalu matanya beralih ke jam yang ada di atas nakas.
“SENIN!!”
Dengan cekatan ia membanting pintu kamar mandi, memakai baju, memoles wajah memakai sepatu bahkan kaus kakinya panjang sebelah, rambut diikatnya berantakan dan ia berlari ke bawah melihat sekilas dan tak ada waktu lagi. Ini sudah pukul 6.40 hanya butuh 20 menit untuk ia sampai.
Maka ia berlari dengan cepat karena tak terlalu butuh waktu lama untuk berada di sekolah. Cia dapat melihat gerbang hampir tertutup dan kaki kecilnya mencoba berlari sekuat tenaga.
“Bentar paaaaaa!”Ia berhenti tepat saat gerbang tertutup dan Cia menutup matanya.
“yes! Gue gak terlambat huhu”Pak Yadi menatap Cia aneh dan Cia berdeham untuk menghilangkan rasa malunya.
Ia berlari ke kelas dan menemukan sudah ada guru disana. Ia menutup wajahnya dengan ransel miliknya dan memasuki kelas mengendap-endap.
“Kamu? Kenapa telat?”panggilan itu kontan membuatnya menoleh.
Ini kali pertama Cia bangun kesiangan hanya karena drama korea yang menguras penasaran dan air mata tentunya.
“ouh, mm sa-saya...”Cia harus membuat alasan tapi ia malah menggaruk belakang tengkuknya dan tak sengaja mata hazeld itu bertabrakan dengan mata caramel milik Cia.
Alean menatapnya dengan seringaian membuat Cia ingin memukulnya. “Cia?”panggilan itu membuat Cia kembali menoleh.
“maaf bu saya gak akan ulangin lagi.”
Ucapan Cia membuat Bu Ida mengangguk lalu kembali mengajar sejarah, Cia membuang nafasnya lega dan ia menelungkupkan wajahnya.
“cih, anak buangan emang gak pernah disiplin”
“hooh, katanya cuma dia yang masuk ke sini payah”
Cia mendengarnya, ia membuka matanya dan memasang dengan jelas telinganya mungkin ia memang bodoh, tapi mulutnya tidak seember itu untuk menggibahi orang bahkan dapat didengar orang itu sendiri.
3 jam berlalu dan kini pelajaran kimia pun berjalan, mereka harus berjalan ke lantai 3 untuk dapat pergi ke laboratorium yang ada.
Dan Cia cukup lemas untuk pergi kesana, sesekali Andhika menatap Cia dengan khawatir namun tangannya ditarik Kiana untuk segera memasuki lab.
“hey, lo gak papa?”tanya seseorang dan Cia menoleh lalu mengangguk ia hanya sedikit pusing dan lupa sarapan.
Pelajaran selesai dan Cia berjalan linglung, ia sedang tidak ingin kemana-mana atau sekadar mengisi perutnya karena rasa mual diperutnya membuatnya sedikit sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fireflies
Teen FictionLayaknya kunang-kunang, memberi cahaya walaupun remang-remang. Menjadi cahaya ketika gelap menelusup. Menjadi cahaya ketika setiap hal indah mulai terlihat, dan hal indah itu selalu datang ketika senyum mu mulai terbit.-Alean Juna Putra Wiguna Ikuti...