Dont forget to vote and comment^^
.
.
.
Happy Reading~☆Fireflies☆
Bisa dikatakan ini kerja kelompok ya 3 orang mengerjakan sementara 1 orang asik dengan ponsel dimiringkan.
“Iyah, Ah Jir abis dah gue. Ahk ancuur!!” Alean terus berteriak membuat ke 3 orang di depannya mengernyit.
“Alean!!”pekik Cia lalu mengambil ponsel Alean membuat Alean melotot dan berdiri dengan mata penuh apinya.
“woy gue lagi push rank lo ganggu aja anjir”
“cih, lo tau kan kita lagi kerja kelompok? Dan lo malah sibuk sama yang ginian?”Cia menginterogasi Alean, tapi Alean tak peduli dengan pasrah ia mengambil ponsel itu paksa dan kembali melihat kertas yang berisi angka dan unsur-unsur yang terlalu familiar untuknya.
Ia mengerjakannya tanpa kendala bisa dilihat sementara Cia kadang harus bertanya ke Andhika ataupun Kiana yang sama-sama pintar sementara disini hanya dirinya yang memiliki otak udang.
Heuh, pusing batin Cia saat melihat angka juga penjelasan Kiana yang tak masuk sama sekali ke dalam otaknya.
Tak
Suara pensil yang disimpan itu membuat perhatian buyar ke arah Alean, Alean melihat hasil karyanya dan memperlihatkannya pada satu kelompoknya.
“mirip lo Cia”ia memperlihatkan gambar seperti ikan duyung alias dugong, setelahnya tertawa receh dan Cia mengernyit merobek kertas Alean dengan sekuat tenaga.
“dih, baperan”
“lo bisa gak sih serius dikit?”kini Andhika berkata tegas membuat Alean menatap Andhika tak suka.
“suka-suka gue, gue udah pinter dari dulu gak kayak lo”ucapan Alean menusuk jantung Andhika dan Andhika yang menahan emosinya itu merasa tersulut.
Ia menggeleng dengan mengepalkan tangan kirinya, “mana ada, Andhika tuh pinter yah dia juga sering masuk olimpiade lah apa kabar lo yang kerjaannya cuma nongkrong dikamar?”Cia menyela perkataan Kiana yang ingin menengahi dan suasana kini semakin keruh hanya karena satu orang.
“bodo ah, ”Alean menurunkan wajahnya dan kini ia mengerjakan tugasnya Cia tersenyum.
“nah gitu makanya, kalo lo gak nurut benjol lo nambah gede”Alean mengerling.
Dering ponsel terdengar dan Andhika mengangkatnya, “gue pergi ya ada urusan mendadak”Andhika pergi tanpa mendengar persetujuan dari kelompoknya.
Sementara kini 3 orang itu terdiam dengan kecanggungan yang kentara, juga Alean yang hanya diam karena fokus dengan kertas kali ini.
Tidak dengan Cia yang gugup karena tidak bisa mengerjakannya sendiri, “emm, maaf aku disuruh pulang sama mamaku. Kalian gak papa aku tinggalin?”dan kini Kiana yang berdiri membuat Cia mangap namun kembali mengatupkannya lalu mengangguk karena tak enak jika menahan Kiana tetap disini hanya untuk menemaninya.
Kiana keluar dari perpustakaan dan Cia merasakan aura yang berbeda sekarang, bukan karena perpustakaan mulai sepi tapi karena orang di depannya yang tidak juga bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fireflies
Teen FictionLayaknya kunang-kunang, memberi cahaya walaupun remang-remang. Menjadi cahaya ketika gelap menelusup. Menjadi cahaya ketika setiap hal indah mulai terlihat, dan hal indah itu selalu datang ketika senyum mu mulai terbit.-Alean Juna Putra Wiguna Ikuti...