Prolog

689 56 1
                                    

"Arin!!!!" bisik sosok tak berwujud itu persis ditelinga Airin. Ia menunduk, diam membisu. Tubuhnya gemetar hebat. Sosok itu kembali menakuti dirinya disetiap kali ia mengunjungi perpustakaan ini.

Airin berdiri hendak beranjak untuk berpindah kemeja lainnya. Tidak terlalu banyak siswa yang mengunjungi perpustakaan siang ini. Hanya ada dua anak perempuan kelas dua belas, satu anak perempuan kelas sepuluh, juga satu anak laki-laki kelas dua belas, serta penjaga perpustakaan yang sibuk mengurus daftar pengunjung perbulannya.

Airin kembali sibuk membaca buku ilmiah itu. Ia kira dengan berpindah posisi, sosok itu akan pergi. Ternyata tidak. Sosok itu kembali berisik lirih membuat bulu kuduknya berdiri.

"Arin.. Tolong akuu.." lirihnya dengan suara serak. Airin menoleh kebelakang, kesamping, kesegala arah, berusaha mencari dimana sumber suaranya. Tetap tidak ada.

Brakk..

Airin menoleh pada buku yang berdiri rapih dirak tiba-tiba terjatuh. Semua menoleh kearah Airin lalu melihati buku itu. Hening. Tak ada suara. Mereka seakan sedang meramal kejadian mistis hari itu.

Sang penjaga perpustakaan langsung merapihkan kembali buku itu, berharap semua menjadi lebih tenang. Namun, tetap saja. Namanya anak-anak pasti memiliki rasa takut dan bayangan yang tinggi. Mereka pamit keluar perpustakaan, lalu membawa buku yang dipinjam.

"Arin.." kata penjaga perpustakaan bernam-tag Nilam itu.

"Iya, Bu?" jawab Airin.

"Masih mau baca buku disini? Perpustakaan akan saya tutup karena mau makan siang, kalau kamu disini saya tidak akan tutup," ucapnya begitu.

Airin berpikir sejenak. Masih banyak luang waktu untuk membaca. Istirahat masih setengah jam lagi.

"Berapa lama, Bu?" tanya Airin.

"Sewajarnya waktu orang makan," kata Bu Nilam. Berarti bisa diperkirakan hanya sepuluh menitan. Jika lebih, itu berarti dia lama makannya.

"Saya disini aja bu, boleh? Mau habiskan buku ini, sedikit lagi," ucap Airin.

"Yasudah, saya titip perpustakaan ini, saya percaya kamu, Rin," katanya lalu tersenyum. Kemudian bergegas meninggalkan Airin sendiri didalam perpustakaan.

Hari itu. Hari dimana Airin berhasil terperangkap dalam naungan sosok tak berwujud. Sosok yang  tak kasat mata. Sosok yang tak dapat diraba.

'Arin.. Terima kasih telah hadir disekolah ini, aku yakin kamu bisa menolongku'  lirih sosok tak kasat mata itu.

Airin kembali sibuk membaca buku. Konsentrasinya penuh pada materi yang ada didalam buku itu. Diam. Tak bersuara. Hanya semilir angin  berasal dari jendela yang membuat rambutnya berterbangan kebelakang.

Tuk tuk tuk

Suara ketukan sepatu berjalan mendekati dirinya. Airin berusaha tenang dan tak menggubris. Namun perlahan, suara ketukan sepatu itu semakin mendekat. Bukan suara sepatu high heels. Melainkan suara sepatu sekolah.

Semakin mendekat. Semakin mendekat. Lalu suaranya hilang. Airin memberanikan mendongak kepalanya. Matanya menyorot disetiap sudut perpustakaan. Namun, tetap tak ada satu pun disana.

"Arin.." lirih sosok itu dari balik tubuhnya. Airin gemetar tak karuan. Jantungnya berpacu lebih cepat. Darahnya berdesir hebat. Ia menoleh kebelakang dan,

"Aaaaaaaaaa!!!!!!!!!!"

                           
☠️☠️☠️

Story by : Writer vibes
Our Member :
radiska23
Lilyvioli
adezulkarnaen
Nayla_cs
LyanaSkyla

author_project

See u next part guys!!😍

Jangan lupa vote comment share ya guys!!🎉😚

Luv u all.

Next part diketik oleh : adezulkarnaen

Who's The Ghost? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang