BAB 24 | Mencari Tahu

108 13 0
                                    

Sepulang sekolah, Airin bersama teman-temannya pergi ke perpustakaan. Hanya mereka yang berada di sana. Para murid yang lainnya sudah pulang beberapa menit yang lalu. Guru penjaga perpustakaan juga sudah pulang. Beliau hanya menitipkan kunci pada mereka. Jika selesai berikan kepada satpam.

Mereka masuk kedalam dengan perasaan was-was seolah banyak hantu yang tengah bersembunyi di sekitaran mereka. Jika salah mengambil langkah akan diterkam. Pikiran yang konyol. Apalagi Helen yang terlihat ketakutan dan bersembunyi di belakang Airin.

"Kak Anna!" panggil Airin pelan. Suasana begitu sepi dan hening sehingga membuat ruangan itu terlihat menakutkan.

"Lo datang Airin," ucap Anna yang berada di ujung ruangan tepat di samping rak buku.

"Tunggu di sini," ucap Airin pada yang lainnya. Dia maju untuk menghampiri Anna tapi tangannya dipegang oleh seseorang. Airin menoleh menatap Alfino dengan sebelah alis terangkat.

"Ada apa, Kak?" tanya Airin. Alfino menghembuskan napas pelan.

"Nggak papa lo pergi sendirian? Nggak ada yang bahaya 'kan?" tanyanya cemas.

Airin tersenyum lalu menggeleng. "Nggak kok, gue cuman mau bicara sama kak Anna doang," jawabnya meyakinkan. Alfino pun melepaskan tangannya. Airin kembali berjalan menghampiri Anna.

Airin memantapkan dirinya sendiri agar tidak takut. "Lo mau bantuin gue?" tanya Anna. Airin mengangguk samar.

"Apa ada sesuatu yang bisa lo tunjukkin ke gue? Mungkin hal itu bisa bantu kami buat nemuin jasad lo," kata Airin. Anna terlihat menunduk sedih.

"Gue nggak tau harus ngasih tau apa ke kalian. Gue bingung sendiri."

"Jangan takut. Saat ini kami mencurigai Sarah. Mungkin lo nggak mau ngasih tau gue karena takut gue dibully kayak lo. Tapi ingat, kak Ann ... kami di sini mau bantuin lo. Akan susah nyelesaiinnya kalau lo aja nyembunyiin semuanya. Tenang aja, gue bakal baik-baik aja kok." Airin berusaha menjelaskan. Sementara yang lain terlihat memasang wajah ketakutan karena melihat Airin bicara sendiri. Kecuali Alfino yang memang bisa merasakan keberadaan hantu.

"Wajah Kak Anna gimana yah?" tanya Helen penasaran. Naya menoleh,

"Lo mau lihat?"

"Ng-nggak deh. Nggak jadi," katanya cepat karena takut jika penampilan Anna terlihat mengerikan. Naya terkekeh pelan.

"Gue nggak ingat dengan jelas. Bahkan gue nggak tau mayat gue dikubur di mana. Sebelum bertindak lebih jauh, gue saranin kalian nyari bukti dulu dan tetap hati-hati. Gue nggak mau lo kenapa-napa karena berusaha bantuin gue," ucap Anna. Dia mengangkat kepalanya. Menatap Airin lekat-lekat.

"Sebaiknya kalian pulang aja dulu. Ini udah sore," peringat Anna lalu menghilang begitu saja.

"Anna!" panggilnya tapi sang empunya nama tidak terlihat lagi. Airin lupa. Siapa tahu jika ia memegang Anna, ia akan mendapatkan petunjuk.

Airin kembali menghampiri ketiga temannya. "Kenapa?" tanya Helen penasaran.

"Anna udah pergi. Katanya kita pulang dulu. Besok aja dilanjutin," jawab Airin. Mereka mengangguk mengiyakan. Helen keluar lebih dulu karena takut.

Seperti biasa, Airin pulang bersama Alfino. Tapi motor Alfino mogok di tengah jalan. Mau tidak mau mereka harus turun dan mendorongnya ke salah satu bengkel. Sembari menunggu motor itu diperbaiki, Alfino mengajak Airin makan es buah di dekat bengkel tersebut.

"Ini!" Alfino menjulurkan semangkuk es buah lalu duduk di samping Airin.

"Tadi kalian ngomong apa aja?" tanyanya penasaran. Airin mengaduk es buahnya.

Who's The Ghost? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang