BAB 9 | Titik Cerah

143 20 0
                                    

Airin turun dari bus dan langsung masuk kedalam sekolahnya. Leni berjalan disampingnya sembari melirik kearah para siswa yang baru saja berdatangan. Airin mendudukan bokongnya tepat dikursinya lalu menoleh kearah Helen yang sibuk dengan ponselnya.

Bel masuk berbunyi. Kelas yang awalnya kosong, perlahan menjadi penuh dengan siswa siswi yang siap memulai kegiatan belajar mengajar. Leni pamit hendak mengitari sekolah padahal niatnya bukan untuk itu. Ada beberapa hal yang ingin ia lakukan karena sejak kemarin ia belum berhasil menemukan sosok itu. Anna.

Semua sibuk mendengarkan penjelasan materi kimia yang diberikan guru. Kemudian mencatatnya kedalam buku tulis untuk dipelajari.

Tiba-tiba Helen menoleh kebelakang lalu menepuk tangan teman Airin, "Lo ngapain sih anjir ngipasin gue! Jadi merinding tau!!" kesal Helen namun dibals dengan tatapan bingung kedua temannya.

"Siapa yang ngipasin lo sih?! Gue lagi nulis daritadi pea!" sahut teman belakang Airin.

Helen terdiam, lalu bersikap acuh tak acuh pada hal yang sedari tadi membuatnya merinding. Seperti ada sekelebat bayangan hitam yang baru saja melewati punggungnya.

Lain halnya dengan Airin yang sudah merasakan hal itu. Airin melirik kebelakang dan ternyata tak ada siapapun disana. Sosok itu berhasil membuat dirinya tidak konsentrasi dengan materi pembelajaran.

Tiba-tiba secarik kertas jatuh disamping Airin. "Eh apaan itu?" tanya teman Airin yang duduk diseberangnya. Segera Airin raih dan mengatakan ini catatan kecil. Airin mengerut dalam hati, kenapa sosok itu berani-beraninya mengganggu disaat ia sedang belajar begini?

Perlahan Airin membuka namun sebelumnya memastikan semua sedang fokus mencatat materi dari papan tulis. Airin terdiam ketika kertas itu bertuliskan 'Nanti istirahat ke perpustakaan ya. sendiri aja' Airin menoleh pelan kebelakang dan tetap tak ada siapapun.

Bulu kuduknya berdiri. Ia benar-benar takut. Bagaimana bisa ia ke perpustakaan yang selalu membuatnya menghindar itu, ia harus kesana sendirian? Tanpa Helen?

Airin mengingat saat kemarin ia makan siang bersama Alfino dan mengatakan bahwa ia akan membantu menemukan jasad Anna. Tapi, memang yang menulis ini adalah Anna? Kalau bukan, bagaimana? Tapi, Airin tetap bersikukuh dan ingin membantu semua agar masalah tak terungkap ini segera terselesaikan.

Airin memasukkan kembali secarik kertas itu kedalam sakunya. Sudah berapa banyak ia menyimpan kertas itu dan selalu ia bawa didalam tasnya. Tak pernah ia tinggal. Entah kenapa, kertas ini seperti memberi petunjuk pada sesuatu hal yang membuat Airin penasaran.

Airin mengatakan bahwa hari ini ia malas makan dan ingin membaca buku saja. Helen sempat mau ikut namun dengan segala akal, akhirnya Helen tidak ikut dan memilih makan dikantin bersama teman-teman yang lain.

Airin berjalan lurus menuju lorong untuk kemudian belok kanan dan lurus sedikit, belok kiri kemudian sampai. Pintu terbuka lebar dan menampilkan ada empat siswa juga satu penjaga perpustakaan yang sedang mengurus daftar kunjungan siswa yang masuk setiap minggu dan perbulannya, karena akan diadakan pemenang kunjungan terajin. Namun, niat Airin bukan untuk itu. Ini adalah suruhan. Suruhan yang belum diketahui siapa yang menyuruhnya, namun hatinya percaya bahwa ini semua akan baik-baik saja.

Airin mengambil satu buku ensiklopedia yang berisikan tentang kehidupan air laut kemudian sibuk membacanya. Sampai ia lupa dengan tujuannya. Tiba-tiba jatuh secarik kertas persis diatas buku yang sedang ia baca dengan keadaan terbalik.

Airin merinding hebat. Ia menoleh kesegala arah namun tetap tak ada siapapun. Disana tertulis kata sapaan seperti : 'Hai, Rin. Aku kira kamu gak akan datang kesini. Hehehe. Aku hanya ingin minta ditemani saja. Aku gak punya teman disini.' tulisnya begitu.

Who's The Ghost? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang