BAB 4 | Firasat Buruk

184 31 0
                                    

Semenjak Helen bercerita seperti itu, Airin merasa dirinya ikut terpukul. Bagaimana ditinggal kekasih dan tidak diketahui Jasadnya. Namun, entah kenapa Airin penasaran dengan kisah dibalik tidak ditemukan jasadnya itu.

Pada jam istirahat pertama Airin pergi ke perpustakaan untuk membawa buku pelajaran Biologi.
Pada saat akan mengambil buku ia tak sengaja melewati seorang pria tak lain yaitu Alfino. Ia berhenti sejenak mengingat ngingat cerita Helen. Mulutnya terasa gatal sekali ingin bertanya.

'Apakah benar dia mantan kekasih nya' batinnya.

"Kenapa?" kata Alfino membuyarkan pikiran Airin.

"Ngg-nggak kok kak, gak papa," jawab Airin gugup.

"Ohh iya, lo kan yang ketemu gue kemarin kan? Nama lo Airin kan ?"tanya alfian

"Iya kak gue Airin," jawab Airin.
Alfino menjulurkan tangannya kemudian Airin membalasnya.

"Salam kenal, Alfino," ucapnya sambil tersenyum simpul.

"Salam kenal juga kak, panggil aja Arin," jawab Airin lalu melepaskan tangannya dari genggaman Alfino.

"Arin? Arinda? Minuman dong?!" ledek Alfino membuat Airin mendecak sebal.

"Sembarangan kalau ngomong, ha ha ha." Airin tertawa juga Alfino.

"Yaudah ya kak, aku duluan," kataku.

"Iya."

Wushh!!

Deg.

Airin merasa ada yang aneh dengan dirinya. Ia mulai ketakutan. Jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya. Ia merasa ada sekelebat bayangan hitam dibelakang punggung nya. Entah itu apa, tapi dipastikan itu sesuatu yang tak kasat mata.

Airin bergegas lari ke kelasnya. Namun, setiap berlari ia merasa bayangan itu seolah mengikutinya. Sesekali ia menoleh kebelakang juga kesekelilingnya berharap menemukan hal yang sedari tadi membuatnya risih. Ia berhenti sejenak di koridor karna kebetulan sedang sepi.

Tiba-tiba pundaknya terasa ada yang memegangnya, "Arin?"

Airin terperanjat ia menoleh ke balakang. Ia ketakutan luar biasa. Tubuhnya bergetar hebat. lutut nya melemas. Ia siap terjatuh namun seseorang dengan sigap menahan nya.
"Lo gak papa?" tanya Alfino sedikit bingung melihat gerak gerik Airin seperti orang yang sedang ketakutan.

"Nggak kak, cuma pusing aja sedikit," jawab Airin pelan, sambil menetralkan penglihatannya.

"Kalo gitu kita ke UKS aja dari pada lo maksain, nanti tambah ribet urusan nya," ajak Alfino pada Airin.

Airin langsung berdiri.

"Loh kok lo ada di sini, Kak?" tanya Airin bingung karena melihat Alfino juga ada dikoridor.

"Gue mau ke perpus di suruh bawa buku paket yang tadi kurang," jawab Alfino Lalu Airin ber-oh ria.

"Lo sendiri kenapa tadi lari-lari kaya dikejar setan?" tanya Alfino sambil menaikkan satu alisnya.

'Hah? Apa memang itu setan?' batin Airin.

"Iya tadi buru - buru banget, soal nya tadi temen gue telpon katanya dia sakit." Airin beralasan.

"Lo juga harus hati - hati jangan sampe lo yang mau pingsan," kata Alfin mengingatkan.

"Hehehe, iya kak siap." sambil bergaya hormat. Alfino tersenyum melihat Airin tersenyum lebar menunjukan sederet gigi putihnya.

'Mungkin lo bisa bantu gue melupakan Anna.' batin Alfino lalu tersenyum simpul menyoroti mata bulat Airin. Mata indah cerah sama seperti dua tahun yang lalu. Disaat ia bertemu satu wanita cantik juga mengemaskan, namun takdir hidupnya tidak sejauh yang dipikirkan.

Who's The Ghost? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang