BAB 19 | Tabrak Lari

128 13 0
                                    

Airin kini sedang berjalan untuk pergi kehalte karena Airin ingin berangkat lebih awal, entah perasaan apa yang sedang Airin rasakan kini. Tak lupa ia mengabari Alfino, Airin tahu sekarang ini Alfino belum bangun karena masih jam 06.20. Selangkah demi langkah ia lewati, karena waktu yang masih pagi terlihat jalanan yang masih sepi. Tiba-tiba Airin merasa ada yang meniup lehernya

"Astaga... Lenii kebiasaan deh." Airin berfikir bahwa itu perbuatan Leni tapi Airin melihat disekelilingnya tidak ada siapa - siapa bahkan Leni pun tidak ada. Lalu Airin berjalan lagi, tak lama ia sudah sampai di halte semua tampak sepi hanya dua orang saja yang sedang menunggu bersama Airin.

Tak sengaja Airin melihat disamping wanita yang memakai jas merah seperti orang kantoran terdapat sosok yang bisa dibilang menyeramkan sedang mengganggu wanita tersebut sosok itu menjambak rambutnya.

"Aduhhh!" teriak wanita itu.

Tanpa sadar sosok itu tiba tiba melihat kearah Airin, Airin tahu bahwa sosok itu hanya mengujinya. Lalu Airin pura pura tidak lihat sosok itu namun Airin sudah ketahuan bahwa ia bisa melihat sosok dunia lain, Apalah daya Airin, Airin sudah terbiasa dimintai tolong oleh para hantu yang gentayangan, jika tidak dibantu sosok itu akan terus mengganggu Airin.

Saat hantu itu ingin menghampiri Airin, bus pun sudah datang, terselamatkanlah riwayat Airin. Dengan bergegas Airin masuk dan melihat kearah lain, sosok itu terus melihat kearah Airin.

"Ya Allah ada apa lagi ini," keluh Airin. Sebenarnya Airin hanya malas jika sosok itu menyeramkan jadi Airin agak takut.

Dirumah.

"Leni, tadi lo ya? yang niup-niup leher gue?" terka Airin.

"Ehh ... Bambang gue gak sama lo."

"Lah iya."

Adzan sudah terdengar di masjid-masjid, menandakan hari mulai sore. Adzan dilantunkan dengan sangat merdu.

Airin sudah menunaikan ibadah sholat ashar, ia berjalan sambil menikmati indahnya sore hari di taman belakang rumah. Sambil menunggu adzan Maghrib.

"Hiks ... hiks ... hiks."

"Itu suara siapa?" Airin bergumam.

"Len, Leni." Airin memanggil.

"Ya, Rin." Leni tiba-tiba muncul.

"Eh astaghfirullah itu Len, anak kecil itu siapa?"

"Ohh ... itu namany Nita, ia semacam hantu Islam."

"Oh." Airin ber-oh ria.

Airin dengan ragu-ragu mendekati hantu itu.

"Heei ... kenapa menangis?" Airin bertanya lembut.

"A-aku mau hadiah kak." Nita-- hantu muslimah dengan pakaian sopan ia berhijab. Umur 5 tahun. Namun, ketika di
alamnya ia berumur 21 tahun, cukup aneh.

"Lohh ... kan kamu udah dapat hadiah."

"A-aku mau Qur'an kak."

"Sini tatap kaka, kamu udah punya hadiah yaitu surah Al Fatihah, dan doa-doa orang yang sayang padamu nak, sudah jangan nangis yahh."

"Leni bantu dong," sambung Airin.

"Hehe ... iya yah."

Allahuakbar Allahuakbar.

"Sekarang kamu pulang yahh, dek."

"Iya kak aku pulang dulu yahh assalamu'alaikum." Nita langsung menghilang.

"Waalaikumussalam."

"Rin, sudah Maghrib." Leni langsung menarik Airin masuk ke dalam rumah

Airin Langsung menuju ruang makan yang sudah ada Ayah dan Mamahnya.

Who's The Ghost? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang