Now Playing :
Colbie Caillat - Fallin' For U
🌻🌻🌻
•••
"Cewek di mana-mana gitu, awalnya nunjukin kalo dia gak suka, benci dan gak butuh. Lama-lama juga ke makan omongannya sendiri. Klasik."
- Revano
___________________________________________________
A S A
•••
🌻🌻🌻
PELAJARAN hari ini telah berakhir. Semenjak kabar mengenai Revano Sadewa yang kedapatan tengah menggendong Peony, geng hulu-hulu pun semakin gencar memberinya pelototan sinis. Geng hulu-hulu, sebutan khusus yang diberikan Mila kepada Anyelira, Olina, dan Nadara. Namun, tentu saja Peony tidak ambil pusing dengan sikap adik tirinya. Tidak sama sekali.
Keluar kelas dengan terburu-buru, Peony kini menuntun kakinya menuju koridor Kelas Dua Belas yang ada di samping kelasnya. Suasana hening pun langsung menyambut, karena baik kelas Ipa, Ips maupun Bahasa belum ada yang meninggalkan kelas. Sepi.
Tanpa Peony sadari, Mila tengah membuntutinya tanpa suara sejak tadi. Gadis mungil itu mengedarkan pandangannya ke sekitar. "Nungguin sapa sih Ryn, cabs yuk. Gue pengen nyobain bakso urat yang baru buka di pertigaan noh."
Peony terkesiap, ia baru menyadari keberadaan Mila. Peony sebenarnya ingin menemani Mila. Toh, apa untungnya menunggu Kak Revano. Namun lagi-lagi sikapnya tak sejalan dengan keinginannya. "Kapan-kapan aja deh Mil. Aku ada urusan."
"Jiah, sok sibuk banget sih jagoan neon yang satu ini. Lo nunggu sapa sih? Mang Jaja? Masih beres-beres gudang dia." Mila masih memegangi dua tali tasnya di samping pinggang dengan tatapan polos tanpa dosa.
"Mila."
Menyadari tatapan tajam dari Peony, Mila terkekeh kegelian. "Iya deh, iya. Tapi feeling gue mencium hawa-hawa.."
"Adam." Sahut Peony, masih menghiraukan koridor yang sepi tanpa perubahan apapun.
"Tuh kan! Pasti soal cowok!"
"Ish, aku nyambungin doang sih. Hawa kan pasangannya Adam." Elak Peony.
Dasarnya Mila itu ratu kepo, tentu saja ia tidak tinggal diam. "Aelah, gak usah sembunyi-sembunyian dari gue Ryn. Jujur deh, lo nunggu sapa? Kak Karel ya?"
"Enggak." Peony memutar bola matanya. Untung saja Mila sahabat terbaiknya, jika bukan mungkin ia sudah mencari lakban di tas ranselnya.
"Bohong idung lo makin pesek lho!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ASA
Teen Fiction"Tentang kita yang berbeda dalam memandang ASA." Seperti kelopak bunga khas tirai bambu yang teramat indah, begitulah paras Auryn Peony. Gadis ketua jurnalistik yang pemberani, tidak takut apa pun, dan selalu terlihat kuat. Hingga pada suatu hari P...