ASA 13

91 26 9
                                    

BAB 13

Now Playing :

Fallin All In U - Shawn Mendes

Be yours, be my dear
So close with you on my lips

Touch noses, feeling your breath
Push your heart and pull away, yeah

Be my summer in a winter day, love
I can't see one thing wrong

Between the both of us
Be mine, be mine, yeah

Anytime, anytime

🌻🌻🌻

•••

Hati itu organ independen yang suka bergerak semaunya. Lo gak akan bsia ngatur hati lo.

-Revano Sadewa.

A S A

-------------------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-------------------------------------------

BERITA kedekatan Revano dan Peony menyebar begitu cepatnya hingga ke kalangan kelas dua belas. Karel sendiri selalu berusaha tutup mata seolah hal tersebut tak akan mengusiknya. Namun, kali ini, ia benar-benar kalah oleh pemikirannya sendiri. Bayangan tentang canda dan tawa Peony yang begitu manis terus meracau di pikirannya. Karel tahu Peony hanya mendekati Revano untuk keperluan tugas tahunan Majalah Sekolah.

Cukup sudah rasa pengertian Karel menyugestinya untuk berpikiran postif. Pasalnya, rasa tak terima dan sakit hati kian menyeruak setiap detiknya. Meronta untuk bebas dan terluapkan. Karel tahu, ia bukan siapa-siapa bagi Peony. Tapi, andai gadis pujaan hatinya itu memperoleh seseorang untuk menjaganya, Karel harap orang itu bukan Revano. Karena bukan hal baru untuk mengetahui jika Revano memang bukan anak baik-baik. Ia yang terdepan dalam mengacuhkan harapan. Sedangkan Peony adalah pejuang asa. Seartus persen berbeda bukan?

Cowok dengan jaket kulit coklat itu kesulitan mendapat fokusnya kembali. Karel harus mencari buku sastra untuk tugas Bu. Dian, namun pilirannya hanya berkutat pada satu nama yang mungkin sekarang masih menghabiskan waktunya bersama Revano. Gertakan di rahang Karel terus terdengar, menandakan emosinya sedang tidak baik. Di abaikannya deretan buku sastra di depannya, seolah tak akan ada yang menarik di sana.

"Serius banget sih."

Karel menoleh dalam hitungan detik. Ia mengenal suara itu, ah bukan, ia selalu mengagumi suara itu. Dan benar saja, gadis cantik itu berdiri di sana, mencipta senyum di bibir Karel. "Auryn?"

ASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang