BAB 11
Now Playing :
Do you love me, Stephanie PoetriDo I ever cross your mind?
Heaven knows you been on mine
You're driving me crazy
Oh baby
🌻🌻🌻
••
Cowok superpeka itu menyebalkan ya, meskipun kita tidak butuh energi ekstra untuk kasih kode, tapi blak-blakannya dia tuh suka bikin senam jantung.
---••
ASA | AURYN PEONY
-------------------------------🌻🌻🌻
PEONY masih merasa sport jantung. Gadis ramping berparas cantik itu tak bisa konsentrasi sepanjang pelajaran. Ia bahkan tidak ingat apa yang di ajarkan oleh Bu. Marsha saat pelajaran Kimia tadi. Yang terus saja berkutat di kepalanya hanya seputar sesuatu yang hangat dan menabrak hati kecilnya. Pelukan Revano. Dan entah mengapa, membayangkannya saja sudah membuat pipinya panas, nafasnya sesak dan degub jantungnya menyalahi ritme.
Peony menggeleng kuat-kuat, ia tidak mungkin kan jatuh cinta pada Kakak kelas menyebalkan itu?
Seisi kelas tak henti-hentinya menggoda Peony akan hal sakral yang terjadi di lapangan. Bagaimana cara Revano memeluknya tentu masih membekas dalam ingatan Peony. Rasa hangat, nyaman, dan merasa dilindungi seolah silih berganti menempati hatinya. Entahlah, Peony merasa sedikit candu dengan perasaan gila tersebut. Ia tak pernah merasa di lindungi, tak pernah memperoleh kenyamanan, pun kasih sayang dari seorang laki-laki. Ayahnya memang dekat, namun hanya raga, jiwanya sudah mati. Bahkan menyayangi Peony saja, Ayahnya tidak bisa. Hanya Mada dan Anya yang ada di otaknya, dan Peony cukup tahu diri.
Gadis cantik itu mengeluarkan satu kotak bekel dari ranselnya, menatap bekel itu dengan takut-takut. Peony sejujurnya ragu akan rasanya, namun apa boleh buat, Peony harus memberikannya hari ini. Tepat jam istirahat.
"Wah-wah-wah ada new cinderella kita nih." Olin tertawa mengejek. Tatapannya seperti merendahkan Peony. Padahal ia tak punya keunggulan apa pun selain doyan mengurus hidup orang lain.
Nada tak kalah menyebalkan, ia terkekeh kecil. "Upik abu undah bertransformasi, ya sekarang?"
Peony jengah. "Minggir."
"Mau kemana canci? Kesenengan kan lo di peluk-peluk Kak Revan!" Anya bersidekap dan duduk di meja Peony.
Peony menghela nafas kasar. Di tatapnya saudari tirinya itu dengan wajah menantang. "Udah ngomongnya? Aku gak ada waktu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ASA
Teen Fiction"Tentang kita yang berbeda dalam memandang ASA." Seperti kelopak bunga khas tirai bambu yang teramat indah, begitulah paras Auryn Peony. Gadis ketua jurnalistik yang pemberani, tidak takut apa pun, dan selalu terlihat kuat. Hingga pada suatu hari P...