ASA 17

63 20 2
                                    

BAB 17

Now playing :
I do it for u, Bryan Adam

••

Dia berarti bagiku lebih dari apa pun. siapa pun yang menganggunya akan berurusan denganku.

-Revano Sadewa.

You know it's true
Everything I do - I do it for you

•••

JIKA ada yang pernah mengatakan bahwa Revano juara dalam menuntaskan suatu persoalan, jawabannya adalah benar. Tidak tanggung-tanggung, Revano akan menuntaskan masalah yang di hadapinya sampai ke akar-akarnya. Dan tiada hari esok yang akan menunggu, karena Revano bukan tipe pengulur waktu. Seperti saat ini, cowok berseragam putih abu-abu yang sudah tidak jelas lagi bentuknya karena terlewat acak-acakan itu tampak geram menatap lawannya. Sedangkan teman-temannya hanya menyaksikan dalam diam. Melerai pun percuma, Revano malah akan menghabisi si pelerai.

"Saya cuma minta Bapak Minta maaf sama Auryn, susahnya dimana?" Nada standar namun penuh penekanan keluar dari bibir merah pucat itu.

"Apa tidak ada cara lain?"

Revano tersenyum sinis. Ia memicingkan matanya tanda tidak suka. "Memangnya bapak mau melakukan apa? Mengganti nilainya di mapel PJO dan LH? Itu gak perlu. Saya bahkan bisa mengganti nilainya sendiri, jika saya mau."

"Lalu apa mau kamu, hah?" Pak Ardi sudah kehilangan kesabarannya.

Tersenyum. Entah mengapa dalam situasi seperti ini cowok penuh kharisma yang digandrungi satu sekolahan itu malah tersenyum syarat akan maksud. "Apa kuping Bapak budeg? Saya sudah menyuruh bapak minta maaf.

"Saya tidak mau." Jawab Pak Ardi final. Mau di taruh mana harga dirinya? Tidak mungkin ia akan mengucapkan maaf di depan gadis ingusan yang sudah menjatuhkan pamornya beberapa waktu yang lalu.

Pilihan yang menarik, Revano cukup menghargai keputusan gurunya. Ia menyatukan dua tangannya membentuk kepalan besar. "Baik, saya rasa sekolah ini bisa membuka lowongan baru untuk guru PJO mulai hari ini."

"Beraninya kamu!"

Revano menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa. Ia tertawa meremehkan. "Saya hanya minta Bapak minta maaf. Apa saat tergabung dalam dunia angkatan, Bapak tidak pernah diajarkan cara minta maaf?"

"Jangan sangkut pautkan masa lalu saya di sini!" Suara Pak Ardi meninggi. Entah mengapa hal yang selalu ia jaga dan lindungi dalam hatinya mendadak membuncah dan menguarkan lara. Tersirat ketakutan hebat di wajah yang tidak terima itu.

"Dan jangan berani ganggu gadis itu, atau Bapak akan tahu akibatnya." Balas Revano penuh penekanan.

Pak Ardi memijat dahinya sendiri. Ia merasa masalah ini perlahan terasa memuakkan di samping euforia lara yang mulai mengudara dari dalam dirinya. "Revano, kamu anak kebanggaan saya sejujurnya, apa kamu tidak berpikir dua kali saat menyerang seseorang demi cinta monyetmu itu?"

ASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang