Chapter 28

2.5K 364 71
                                    

Sinbi tersenyum. Wanita itu memilih untuk memejamkan matanya dan menghirup udara segar dipagi hari setelah memutuskan untuk keluar dari dalam apartemen nya, rasanya begitu menyejukan bukan hanya menyejukan tubuhnya tapi juga hati nya yang sejak tadi malam merasa gundah. Setelah Jungkook meminta nya untuk menemani pria itu untuk makan malam bersama kakeknya, tiba-tiba bertemu dengan wanita yang akan dijodohkan dengan pria itu, lalu berakhir dengab pulang sendiri membawa mobil mewah ke apartemen kecilnya. Sejak Jungkook mengirim dirinya pesan dan memerintah nya untuk pulang lebih dulu tanpa kejelasan, membuat hati Sinbi merasa gundah tidak tenang. Terlebih lagi Jungkook yang belum lagi mengirimnya pesan hanya untuk sekedar menanyakan kabar mya atau menanyakan mobilnya, berhasil membuat Sinbi semakin penasaran




Pikiran-pikiran nya begitu liar, entah kenapa Ia berbipikir saat ini Jungkook tengah menghabiskan waktu semalaman dengan wanita yang dikenalkan kakeknya. Jujur saja, wanita itu sangat cantik melebihi dirinya posturnya saja benar-benar seperti model. Aneh rasanya jika Jungkook tidak tertarik sama sekali, dan memikirkan Jungkook yang tertarik dengan wanita itu berhasil membuat Sinbi sakit kepala ditambah dengan Jimin yang kembali menguasai pikiran nya. Masalahnya dengan Jimin cukup rumit untuk nya, selama ini Sinbi selalu berusaha untuk melupakan kerumitan dari hubungan nya dengan Jimin tapi begitu sulit karena rasa bersalah yang terus menghantuinya





Hanya memikirkan Jimin saja berhasil membuat Sinbi kembali dilanda rasa sakit kepala, Sinbi mulai menarik nafas cukup dalam dan membuang nya secara perlahan. Berusaha untuk mengurangi rasa cemasnya yang kembali dirinya rasakan jika Ia kembali memikirkan Jimin dan segala masalahnya, dirinya yang memiki gangguan kecemasan cukup terganggu saat saat seperti ini




"Ayolah, Sinbi.. bisa kau berhenti memikirkan hal yang tidak-tidak.." Gumam Sinbi pada dirinya sendiri




Sinbi memiliki kesulitan untuk melupakan masalahnya dengan Jimin. Wanita itu merasa sangat bersalah karena ayahnya yang berhasil menghancurkan sebuah kebahagiaan dari keluarga kecil seseorang, bagaimana ayahnya yang begitu tega berselingkuh dengan seorang wanita bersuami dan menduakan ibunya, lalu bagaimana ayahnya yang berhasil menghamili istri dari pria lain, dan berhasil membuat Jimin dan juga Seulhee yang harus menelan pahit dari kehancuran rumah tangga ayah dan juga ibunya. Jujur saja Sinbi merasa sangat bersalah untuk satu ini, karena itu juga yang berhasil membuat Sinbi menjadi wanita jahat untuk Taehyung. Bagaimana Dirinya menjadi wanita brengsek yang tidur dengan pria lain disaat dirinya begitu dicintai oleh pria lain hanya karena embel-embel merasa bersalah, sekarang dirinya menyesal. Bergulat diatas ranjang bersama Jimin beberapa tahun silam berhasil menjadi mimpi buruk untuk dirinya sendiri, terlebih lagi saat Jimin dengan tega merekam nya dan mengirim rekaman itu pada Taehyung





Sinbi kembali ingat bagaimana Taehyung yang begitu marah padanya namun masih mau mempertahankan hubungan ini dengan dirinya disaat hubungan mereka yang mulai terasa toxic. Bahkan sejak saat itu Taehyung tidak lagi kembali menyentuhnya, tapi perhatian pria itu tidak pernah berkurang sampai pria itu sendiri yang lebih memilih untuk menyerah



Bus yang sejak tadi wanita itu tunggu akhirnya datang juga, tanpa menunggu lebih lama lagi Ia mulai menaiki Bus yang akan mengantar diri nya ke daerah Ilsan. Suasana bus pagi ini cukup sepi, terasa aneh karena seharusnya bus cukup penuh dengan orang-orang yang akan pergi bekerja karena ini masih waktunya orang-orang sibuk pergi ke tempat mereka kerja. Tapi Sinbi berusaha untuk tidak peduli, wanita itu memilih untuk duduk di dekat jendala agar Ia dapat melihat pemandangan luar selama di perjalanan




Hari ini adalah hari peringatan kematian ibunya, sudah menjadi rutinitas dirinya pergi ke tempat peristirahatan ibunya yang berada di daerah Ilsan. Sinbi tidak butuh siapa pun untuk mengantar dirinya kesana, Ia sudah terbiasa pergi sendiri tanpa ayah atau pun ibu tiri. Lagipula, Ia merasa lebih baik pergi sendiri. Merasa lebih bebas mengekspresikan perasaan nya saat sendirian daripada pergi dengan orang lain




Perfect Iron ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang