Chapter 3

2.6K 342 19
                                    

Orang-orang di sekitar Jungkook memang harus memiliki tingkat kesabaran yang tinggi, meskipun kinerja Jungkook sebagai seorang CEO tidak bisa diremehkan, tingkat profesional Jungkook yang memang tidak main-main, tapi Jungkook tetaplah pria yang masih memiliki jiwa muda yang sangat suka kebebasan dan cukup sulit diatur

Dan lihat apa yang saat ini pria itu lakukan, Jungkook lebih menikmati kegiatan nya yang terus memainkan koleksi action figure dari mario bross milik Kim Seokjin dari pada mulai berdiskusi dengan Jimin dan juga Seokjin yang terlihat sudah merasa kebosanan karena menunggu Jungkook untuk kembali ketempat duduknya dan mulai berdiskusi

Jungkook tampak tidak memperdulikan ketiga pria yang lebih tua dari dirinya yang tengah menatap Jungkook dengan jengah. Pria berusia dua puluh tujuh tahun yang belum menikah dan juga tidak memiliki hubungan dengan siapapun itu terlihat berkali-kali berdecak kagum hanya karena melihat-lihat koleksi dari mario bross. Bukan lagi sebuah rahasia lagi Kim Seokjin, Direktur dari Star Land Group sangat menyukai Mario bross dan mengoleksinya hingga ada lemari cukup besar di ruangan nya itu

Sebagai seorang pria yang memiliki hobi yang sama yaitu mengoleksi sebuah action figure, hanya saja Jungkook bukan mengoleksi mario bross tapi iron man. Membuat Jungkook benar-benar takjub dengan salah satu hyung nya itu

"Hyung... Ini luar biasa.." Ujar Jungkook tidak berhenti berdecak kagum

"Jungkook-ah.. Kembali ketempat mu, Jimin masih memiliki banyak pekerjaan.." Tegur Seokjin berhasil membuat Jungkook terlihat kesal karena kesenangan nya di ganggu berhasil membuat Hoseok terkekeh

"Hyung, aku sudah mengatakan akan mempelajari datanya sendiri.." Sahut Jungkook

"Jungkook..." Tegur Hoseok, berhasil membuat Jungkook menghela nafas dan mulai beranjak dari tempatnya

"Baiklah.." Sahut Jungkook, yang mulai berjalan mendekati sofa dimana Seokjin, Jimin dan Hoseok tengah duduk. Jungkook memutuskan untuk duduk disamping Hoseok---pawang pria itu. Karena memang hanya Hoseok yang selalu berhasil membuat Jungkook menurut, itu bukan karena Hoseok yang menyeramkan tapi karena Jungkook yang tidak suka jika Hoseok yang mulai berbicara tanpa henti seperti rapper hanya untuk menceramahi dirinya. Terkadang itu membuat kuping nya terasa panas

"Jungkook-ah.. Aku mau kau pergi menemui semua calon rekan bisnis kita di 3 negara di Asia Tenggara, cari rekan bisnis yang menurutmu memiliki potensial yang besar untuk kita mengembangkan perusahaan kita di Asia Tenggara.. Aku tau ini adalah salah satu kemampuan mu.." Perintah Seokjin dengan tegas

"Baiklah.. Hoseok-hyung akan membuat jadwalku. Jadi Manager-nim, negara mana yang menurutmu memiliki potensi yang cukup besar?" Tanya Jungkook dengan serius berhasil membuat Jimin menegakan tubuhnya

Tanpa berbicara apapun, Jimin memutuskan untuk mulai mempresentasikan apa yang telah pria itu kembangkan selama beberapa hari. Jimin mulai menyalakan notebooknya, menunjukan grafik-grafik yang mulai Jungkook pahami meskipun Jimin belum mempresentasikan nya dengan rinci, Jungkook terlihat menjadi lebih berbeda saat dirinya serius. Pria itu seperti memiliki sisi lain dalam dirinya, aura nya terlihat berbeda, saat Jungkook serius dengan pekerjaan nya Jungkook terlihat menjadi sangat dingin. Presentasi Jimin diakhiri dengan penjelasan dari analisis yang berhasil pria itu buat, dan terlihat sangat jelas Seokjin yang terlihat puas dengan hasil pekerjaan Jimin

"Aku setuju dengan analisis yang dibuat Jimin. Jakarta menjadi kota yang berpotensi untuk kita mengembangkan apartemen disana. Dan untuk Bali dan Phuket, karena disana lebih terkenal adalah sektor pariwisata akan lebih baik jika kita membangun resort atau hotel.." Ujar Jungkook menanggapi presentasi dari Jimin

Perfect Iron ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang