Wiratra

0 0 0
                                    

Selepas pulang dari rumah sakit, aku masuk padepokan silat siliwangi. Aku bersyukur mempunyai sosok bunda yang selalu mendukung apapun keputusan ku. Pelatihan itu pun aku ikuti dengan tidak main-main. Hal ini membuat tubuh ku semakin kuat dan semakin menjadi-jadi. Sudah tidak ada yang berani mengganggu ku disekolah karena mereka semua pasti sudah tahu apa akibatnya.

Setelah lulus dari SMA, bunda menyarankan ku untuk masuk Universitas Negeri di Kota Sansani. Aku sih menurut saja, karena bagi ku kuliah itu hanya sebagai formalitas. Tujuan ku adalah bergabung dengan Wiratra. Organisasi tempat ayah bekerja. Aku ingin mencari ayah, sebab hilang sudah kabar beliau semenjak aku masih duduk di bangku kelas 1 SMA. Hanya senja itu yang kuingat, senja dimana ia pergi bersama keberanian terbaiknya.

Namun ternyata sulit juga mencari informasi tentang organisasi ini, sebab ini sangat lah rahasia dan hanya segelintir orang saja yang mengetahui nya. Beruntung di kampus aku bertemu dengan Lucas, senior ku dalam komunitas pecinta alam. Dia berasal dari daerah timur sana. Terkenal dengan rambut ikal dan kulit sawo matang, serta cara bicaranya yang tenang dan menyakinkan.

"Apa rencana mu kedepannya Langit?" Tanyanya disuatu kesempatan.

"Aku ingin mencari ayah, hanya itu tujuan yang kumiliki". Jawab ku.

"Memang dimana ayah mu?" Tanya nya penasaran.

"Aku juga tidak tahu ayah dimana. Ayah adalah anggota organisasi pemberontak. Aku ingin mencari nya. Sebab ia sudah tiada kabar sejak aku masih kelas 1 SMA. Apa kau tau organisasi Wiratra?" Tanya ku

"Ya, aku tahu tentang organisasi itu. Ada apa kau menanyakan soal oragnisasi itu?"

"Ayahku anggota organisasi wiratra dan aku akan mulai mencarinya dari sana." Jawabku dengan semangat.

"Jika kau mau, aku bisa membantu mu." Katanya.

"Benarkah?". Kata ku semangat.

"Iya, besok temui aku digerbang kampus pukul 1 siang." Kata Lucas serius...

Esoknya sesuai jam yang ditentukan, aku sampai ke gerbang kampus. Kulihat Lucas sudah menunggu ditemani motor antik kesayangannya.

"Wah, kau semangat sekali rupanya. Ayo cepat naik.". Katanya tanpa basa-basi.

"Memangnya kita ingin kemana?".

"Katanya kau mau mencari ayahmu, sudah ikut saja denganku." Sahut Lucas meyakinkan.

Perjalanan pun dimulai. Mulai dari jalanan kota yang bagus, menjadi jalanan kampung yang rusak dan banyak lobang-lobang. Sepanjang jalan Lucas menceritakan tentang organisasi Wirasena pada ku. Aku tidak tahu, Lucas akan membawaku kemana dan entah darimana dia tahu tentang organisasi itu.

2 jam telah berlalu, sampai lah kami di sebuah rumah yang besar dan panjang. Rumah ini lebih seperti kos-kosan.

"Tempat apa ini?". Tanyaku dengan heran.

"Sudahlah, ayo kita masuk. Akan kukenalkan kau ke yang lain". Jawabnya dengan penuh gelora.

Kami pun masuk ke rumah tersebut. Bagian dalam rumah itu ternyata lebih luas dari yang kubayangkan. Banyak ruang kosong dan kamar yang masih belum digunakan. Aku tidak yakin dengan perasaanku, tapi kurasa ini tempat penting.

"Wah wah selamat datang Lucas, siapa yang kau bawa ini.?" Sapa salah satu anggota.

"Kenalkan, ini temanku Langit dan mulai hari ini, dia adalah anggota Wiratra." Ujar Lucas dengan lantang.

Jujur aku bingung, aku tidak menyangka ini adalah markas Wiratra dan Lucas adalah anggotanya.

"Lucas? Kau anggota Wiratra?". Tanyaku bingung dan terkejut.

"Hehehe... Iya. Dan mulai sekarang kau pun juga anggota Wiratra." Jawabnya.

Tapi bagaimana bisa Lucas menjadikan ku anggota. Punya kuasa apa ia di organisasi ini sehingga dia bisa menjadikanku anggota tanpa ada kesepakatan ataupun ujian dan tidak ada yang berani membantah omongannya tadi.

"Tapi Lucas, aku belum bertemu dengan ketua nya" kata ku kebingungan.

"Aku lah ketua itu kawan. Aku adalah ketua Wiratra. Jadi aku berhak merekrut anggota baru jika kurasa itu perlu". Kata nya menjelaskan.

"Tidak ada tes atau apapun gitu? Masa aku langsung diterima saja..." Kata ku tak percaya.

"Aku percaya pada mu kawan. Semangat dan keberanian mu sama besarnya dengan diri ku. Lagi pula, tidak ada yang tidak suka dengan keputusan ku barusan bukan?" Tanya nya ke anggota lain dirumah itu.

"Tidak ada kok, kami semua setuju. Ia terlihat gagah dan berani. Selamat bergabung ya...nama mu Langit bukan? Kenalkan nama ku Nadya". Kata seorang gadis berkuncir kuda yang sedang menghampiri ku.

Beberapa anggota lain pun mulai mengajak ku berkenalan. Dan mulai hari itu, perjalananku sebagai anggota wirasena dimulai. Aku sudah semakin dekat dengan keberadaan ayah, semoga aku bisa menemukannya...

Langit Yang MenangisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang