Dewa bahkan tidak pernah meminta apapun pada Tuhan. Bahkan ketika ia di tuding sebagai pembunuh ia hanya diam. Ketika di bully dia hanya diam. Ketika dunia tak menginginkan dirinya ada dia juga diam.
Tapi, untuk yang satu ini bolehkah dia egois. Bo...
Dunia tak pernah bisa berporos hanya kepadamu. Nikmati segala rasa sakitnya dan tunggulah kebahagiaan itu tiba.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dingin yang memeluk tubuhnya malam itu tak menjadi penghalang untuk terus berjalan. Hujan yang sedari tadi mengguyur bumi juga ia hiraukan. Yang ada dalam pikirannya kini hanya satu 'mati', dengan itu orang yang ia sayang akan bahagia.
Bising suara kendaraan yang beradu dengan derasnya hujan dan aspal menjadi pemandangannya. Senyum sendu terukir pada bibirnya yang sudah membiru.
Tubuhnya telah beradu dengan kerasnya aspal jalanan. Angkasa di atas sana menangis. Bulir airnya menerpa tubuh yang kini berbaring tanpa pergerakan. Mata hitam itu masih terbuka dan menerawang ke atas langit. Bersamaan dengan bulir lain yang menetes dari sudut matanya yang kemudian hilang tersamarkan oleh air hujan. Bahkan tubuhnya seperti mati rasa saking sakitnya.
Kini ia merasa lega karena janjinya sudah terlaksana. Pergi dari kehidupan seseorang yang sangat berarti di hidupnya. Tapi, bolehkah ia minta satu permintaan saja pada semesta. Tolong sampaikan pada sosok itu jika dia sangat menyayanginya. Karena mungkin setelah ini matanya tak akan lagi terbuka, mulutnya tak bisa lagi berkata dan raganya tak mungkin lagi kembali.
Bolehkah ia berkata jika ini menyiksa dan ia menyesal. Orang-orang mulai datang mengerubunginya tapi, dia tak dapat mendengar apa yang mereka ucapkan. Hanya denging panjang dan penglihatan yang kian samar. Hingga satu nama terucap sesaat sebelum mata itu benar-benar tertutup rapat.
Ia berharap sosok itu hadir merengkuhnya dan membawa ia pulang dengan aman. Tapi, sepertinya sia-sia, karena ia tak tau apakah ia masih bisa pulang ke rumah atau pulang ke tempat yang tak dapat lagi sosok itu jangkau.
Sesak di dadanya kian terasa bersama mata yang telah tertutup sempurna. Entah akan terbuka atau malah menutup selamanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Halo, akhirnya kita ketemu lagi. Jadi gini gengs. Cerita ini aku ikutin di challenge gitu. Gile bahasa gue wkwkwk.
Eh tapi ini beneran, kemarin udah gagal di challenge ini dan sekarang nggak mau gagal lagi.
Makasih ya kakak kakak cantik sudah mengijinkan aku untuk ikut lagi.
Btw, ini kayaknya bakalan lebih rapi dari sebelumnya. Ya iyalah sebelumnya ancur banget. Cerita pertama sih ya ini jadi nggak kaget sih kalau ancur. Waktu revisi aku ngakak sih baca tulisan yang amburadul ini ya Allah.
Semoga setelah ini kalian nggak sakit mata ya bacanya.
