17 (Guardian Angel Sejati)

268 79 7
                                    

Tak pelak tingkah Don Juan-nya itu membuat Shin Hye marah, pertama karena sudah membuat kegaduhan dan membuat tamu wanita SA itu tidak nyaman, kedua karena Jung Hyun pun tegas-tegas membodohi Seo Hyun. Padahal kondisi mereka sedang kencan. Itu yang menyebabkan Shin Hye sangat marah. Jung Hyun mengecewakan stafnya.
Shin Hye muntab, dipanggilnya CEO kekanak-kanakan itu untuk dimarahi. Tapi bukannya minta maaf, reaksi pria itu membuat Shin Hye akhirnya menekan tombol diatas meja kerjanya. Begini Jung Hyun mengonter kepadanya :
"Yang semula akan aku ajak kencan itu kau, Sajang-nim. Bukan asistenmu. Tapi menembusmu sulit. Akhirnya dia yang jadi korban. Tapi berkat kejadian tadi aku sudah putus dengan Hye Na, aku tidak punya pacar sekarang. Maukah kau berkencan denganku nanti malam?"
Tanpa sudi menjawab Shin Hye menekan tombol diatas meja kerjanya. Sekejap saja berdatangan 6 orang bodyguard memasuki ruangan itu lalu menyeret Jung Hyun keluar.

Sekarang tanpa merasa malu kunyuk itu datang lagi. Apalagi yang dia inginkan sekarang?
"Aku mendengar kau baru memberi proyek menjanjikan kepada Blue Sky. Aku pun ingin proyek seperti itu, Sajang-nim." rengeknya seperti anak kecil minta dibelikan permen kapas. Shin Hye menyeringai kecut.
"Kau ini ngomong apa? Sangat tidak profesional. Kau tentu tahu bagaimana tatacara untuk mendapatkan investasi dari SA, atau kau tidak mengetahuinya?" tatap Shin Hye sebal.
"BS baru akan memulai proyeknya, stop saja dan alihkan padaku. Sebagai gantinya aku akan melakukan seperti yang dia lakukan. Jadi untuk apa aku repot-repot membuat proposal? Benar bukan?" senyumnya licik.

Shin Hye menatap tajam wajah cantik itu. Selera Seo Hyun.
"Iebayo, apa kau ada masalah dengan BS? Makanya kau memintaku mengacaukan kerja kerasnya?" selidik Shin Hye curiga.
"Cerdas, Park Sajang Nim. Sangat cerdas! Aku ingin menggulung wakil direktur BS yang baru itu. Bukankah proyek ini gagasannya?"
"Kau kenal dengannya?" Shin Hye mengernyit.
"Dibilang kenal tidak, dibilang tidak aku tahu dia. Kami beberapa kali bertemu di Amerika dan di Eropa."
"Kau bisa katakan padaku kenapa kau ingin menjatuhkannya? Kau punya dendam apa pada orang itu?"
"Mm... Tidak elok sebenarnya aku mengatakannya kepadamu, tapi demi pendapatkan proyek itu akan aku beritahu."

Shin Hye memperbaiki posisi duduknya. Ia pribadi tidak punya masalah dengan wakil direktur BS itu, selain begitu ingin mengetahui siapa dirinya sebenarnya. Tapi coba dengarkan apa yang membuat pria sebrengsek Kim Jung Hyun menghasutnya?
"Yang pasti hubunganku dengan pria itu tidak akrab. Kami seteru. Selain itu kami juga rival." jelas Jung Hyun.
"Apa memang yang kalian rebutkan?"
"Banyak, di Eropa atau pun di Amerika, kami selalu bersaing masalah tender. Dan aku marah sekali sebab dia selalu mengalahkanku."
Bibir Shin Hye menyeringai mengejek untung memakai masker jadi Jung Hyun tidak melihatnya.
Dasar bloon! Masalah lu kalau selalu kalah saing secara fair. Enak saja ingin merebut proyek seterunya tanpa mau susah. Memang dirinya pimpinan bodoh akan mengalihkan begitu saja proyek yang sedang dikerjakan BS.

Tapi tiba-tiba sesuatu melintas di benak Shin Hye, kalau Yong Hwa terus saja konsentrasi pada pekerjaannya, jalan satu-satunya untuk membuatnya datang ke SA sepertinya dengan bermain-main sedikit dengan kesepakatan yang telah mereka tandatangani bersama. Yaitu tentang kucuran dana. Sepertinya harus Shin Hye ulur sedikit dari waktu yang telah dijadwalkan.
"Jadi kalau Sajang-nim bersedia membantuku kali ini untuk menjatuhkan wakil direktur BS, aku akan sangat berterima kasih, Sajang-nim." hiba Jung Hyun seraya menggosok kedua telapak tangannya tanda memohon.
"Nde, akan kupikirkan. Tapi sekarang aku tidak ingin melihatmu lama-lama di kantorku. Jadi bisakah kau pulang?" jawab Shin Hye membuat pria itu terperanjat senang.
"Jeongmal?" tatapnya.
Shin Hye mengangkat tangannya lalu mengibaskannya ke arah pintu, menyuruh Jung Hyun supaya lekas pergi.
"Nde, aguesmidha Sajang-nim! Kamsahambidha!" dia berdiri lantas membungkuk.
Dengan spontan Sekretaris Choi pun berdiri, melihat tamunya berdiri untuk segera pergi. "Sampai jumpa, Choi Biseo-nim. Terima kasih untuk sambutannya. Aku pasti kembali. Selamat siang!" setelah itu Jung Hyun berbalik ke pintu. Meninggalkan ruangan itu. Sekretaris Choi membungkuk kecil mengantar kepergiannya.

Shin Hye sendiri tidak segera beranjak membuat Sekretaris Choi menolehnya heran.
"Bisa tolong panggilkan kepala departemen keuangan kesini, Ajhussi!" pintanya.
"Nde, kalau boleh tahu untuk apa, Sajang-nim?"
"Untuk menangguhkan pengucuran dana buat BS."
"Mwo...?" Sekretaris Choi tak urung terkejut. Apa Shin Hye serius akan mengalihkan proyek BS kepada Jung Hyun? "Apa Sajang-nim akan mendengarkan keinginan anak muda itu?" tatap Sekretaris Choi khawatir.
"Ani, memangnya aku goblok, Ajhussi. Aku hanya ingin memanggil wakil direktur itu kesini."
"Ah... Ajhussi sudah kaget, Sajang-nim." Sekretaris Choi bernapas lega. Ia lalu mengeluarkan smartphone-nya guna memanggil kepala departemen keuangan ke ruangan itu. Shin Hye akan menangguhkan sekitar 1-2 minggu, pokoknya sampai pimpinan proyek itu datang untuk protes kepadanya. Sekretaris Choi tidak paham untuk apa, tapi Shin Hye tidak mau memberitahu. Dia hanya tersenyum penuh rahasia.

Yong Hwa memijit kepalanya saat mendengar laporan kucuran dana dari SA masih belum ada. Sehari dua hari ia masih menunggu, tapi menjelang 1 minggu tanpa pemberitahuan pula dari pihak SA, ia mulai gelisah. Karena dirinya memiliki nomor kontak Sekretaris Choi, terlebih dahulu ia bertanya kepada orang kepercayaan dirut SA tersebut. Barangkali SA sendiri sedang menghadapi situasi yang tidak diharapkan.
"Sepulang dari kantor sore ini bisa kita bertemu, Biseo-nim? Aku menunggu Tuan di kafe dekat kantor SA?" tanya Yong Hwa hati-hati.
"Keuroum. Aku tunggu Pujang-nim disana."
"Terima kasih banyak, Biseo-nim."

Kepada Yong Hwa, Sekretaris Choi menceritakan semuanya yang terjadi yang membuat Shin Hye melakukan penangguhan untuk mengucurkan dana sesuai kesepakatan.
"Maksud Biseo-nim, Sajang-nim dihasut oleh CEO Kim Jung Hyun?" belalak Yong Hwa.
"Nde, makanya pencairan dana untuk BS ditangguhkan."
"Aigo..." Yong Hwa mengusap wajahnya. Tidak menyangka sedikit pun. "Aku tidak bisa tinggal diam bila begini, Biseo-nim. Aku harus menemuinya lagi guna mempertanyakan janji SA. Bila begini caranya, Miss Park mengingkari kesepakatan itu." Yong Hwa kesal bukan buatan.
"Benar, sebaiknya Pujang-nim cepat temui lagi Sajang-nim."
"Apa bisa aku datang ke SA besok? Miss Park akan ada di tempat?"
"Nde, Sajang-nim tidak ada jadwal keluar besok. Tapi tentu saja bukan berarti beliau tidak bisa keluar. Sebab beliau bisa pergi kapan saja sekehendak hatinya."
"Namun Biseo-nim bisa mengkondisikannya untuk tetap di tempat bukan?"
"Nde, akan Ajhussi kondisikan beliau tetap di kantor."
"Baiklah, Biseo-nim. Terima kasih banyak. Besok aku akan datang ke SA."
"Benar, Pujang-nim datang sendiri jangan diwakilkan." pesannya.

Sekretaris Choi tahu Shin Hye menginginkan bertemu dengan Yong Hwa. Hanya itu saja padahal tujuannya sampai tega menangguhkan pengucuran dana yang sudah dijanjikannya tersebut. Sebetulnya seperti itu sama sekali bukan karakter Park Shin Hye yang ia kenal selama ini. Biasanya dia sangat tegas. Bila memang ada hal yang perlu didiskusikan, tanpa harus berbelit, tinggal panggil saja. Tapi bisa-bisanya sekarang dia bersikap pengecut begini. Sekretaris Choi curiga bukan masalah pekerjaan nampaknya alasan Shin Hye ingin bertemu Yong Hwa. Tetapi alasan pribadi. Benak Sekretaris Choi jadi mengingat-ingat lagi sosok Dong Gun, apa mereka memiliki kemiripan? Sehingga Shin Hye menaruh perhatian khusus padanya. Meski diawal dia seperti sangat tidak peduli.

Tapi berita bagus sebetulnya jika Shin Hye bisa melupakan sosok Dong Gun yang tidak jelas keberadaannya. Dan bahkan Sekretaris Choi curiga, pria itu sudah mati terbunuh di suatu tempat. Seperti halnya mereka yang tega mencelakai Jun Soo dan keluarganya. Yang menyebabkan Jun Soo depresi berat hingga jadi gila karena kematian istrinya. Dong Gun yang mengambil alih peran Jun Soo membesarkan Shin Hye, juga jadi sasaran berikutnya. Atau bisa jadi demi melindungi Shin Hye, Dong Gun mengorbankan dirinya sendiri. Guardian Angel sejati.

TBC

The Face Behind The MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang