Bagian Satu

145 10 12
                                    

"Yutti...aku menyukaimu...." ucapnya begitu pelan hingga terdengar begitu lirih.

Pemuda tinggi itu seketika terkekeh pelan kemudian menggelengkan kepalanya. "Bercandamu sama sekali tidak lucu, Ryo-chan!"

Ryosuke terhenyak.

Apakah pernyataan cintanya sama sekali tidak bisa meyakinkan yuto sehingga pemuda itu menganggapnya hanya bergurau?

Yuto menatap Ryosuke yang sedang duduk didepannya itu dengan tatapan kosong, dia dapat melihat dengan begitu jelas kekecewaan dan rasa sakit yang dilemparkan pemuda chibi berkulit putih itu padanya.

"Kau hanya bercandakan? Katakan kalau kau hanya bercanda." tuntut Yuto tak sabar.

Ryosuke hanya menundukkan wajahnya. Tidak mampu menatap Yuto yang masih menunggu kepastian darinya. Hatinya sangat sakit. Airmata tak terasa mengalir jatuh membasahi kedua pipinya. "Gomenne Yutti! Aku tidak bisa mengendalikan perasaanku!"

Yuto dengan berang menggebrak meja yang ada dihadapannya hingga Ryosuke berjengit terkejut. Untung saja cafe kecil ini sedang dalam keadaan sepi pengunjung.

Pemuda tinggi penyandang marga Nakajima itu menggosok wajahnya prustasi. "Bagaimana bisa kau memiliki perasaan seperti itu padaku Yamada Ryosuke? Aku sudah menganggapmu seperti saudara kandungku sendiri."

"Aku hanya ingin kau tau perasaanku, Yutti! Apakah aku salah?" isaknya.

"Tentu saja itu salah. Kau tau itu sangat salah! Kau telah merusak hubungan yang terjalin diantara kita." ucapnya sebelum kemudian beranjak meninggalkan Ryosuke yang masih terdiam mematung dengan airmata yang masih mengalir dipipinya.

πππππππππππ

Yuto meninju cermin didepannya sekuat tenaganya hingga hancur berkeping-keping dan menyisakan luka diantara buku buku jarinya. Tidak dipedulikannya darah yang merembes keluar dan membasahi retakan kaca. Pikirannya hanya tertuju pada satu hal.

Ryosuke menyukainya

Ryosuke menyukainya

Bagaimana bisa dia tidak menyadarinya selama ini. Sejak mereka umur 11 tahun  hingga sekarang dan bekerja sebagai idol  dibawah naungan agensi yang sama sebagai sesama member anggota JUMP. Sekarang dia tau mengapa Ryosuke selalu mencuri kesempatan untuk menatapnya disetiap ada kesempatan.

Saat pemuda tampan sekaligus manis sang ace JUMP itu memeluk tubuhnya ketika mereka sedang melakukan shooting adegan untuk Itadaki High Jump.

Wajahnya yang merona ketika mereka bergandengan tangan dilagu super delicate. Dan masih begitu banyak hal hal kecil lainnya yang cukup untuk menjadi bukti seperti apa perasan pemuda chibi itu padanya.

Ryosuke menyukainya. Tidak. Lebih buruk daripada itu. Dia bisa melihat dengan sangat jelas kalau itu bukan hanya sekedar perasaan suka sesaat melainkan cinta yang terbias dikedua bola matanya. Saat mereka tampa sengaja bersitatap rasa risih timbul dihatinya. Dia tidak bisa dan tidak akan pernah bisa menatap Ryosuke dengan cara yang sama seperti dulu.

Bagaimana mungkin mereka bisa tetap berhubungan sebagai saudara ketika dia tau perasaan pemuda itu terhadapnya.

"Sial, sial, sial, Aarggghh!" Yuto berteriak sekuat tenaga melampiaskan semua yang terpendam didalam benaknya.

"Kusso! Kenapa Ryosuke harus menyatakan perasaan kepadanya? Kenapa?

Perasaan pemuda itu merubah semua persepsi yang telah dia pikir terjalin diantara mereka.

Rainbow (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang