Bagian Sebelas

92 11 9
                                    

Yuto menggenggam tangan pucat itu sesekali mencium tangan dingin itu. Hatinya sangat gelisah memikirkan bagaimana menjelaskan prihal anak mereka nanti pada Ryosuke setelah dia bangun. Masih terngiang ditelinganya ucapan dokter Park beberapa waktu lalu.

"Maafkan saya Tuan nakajima. Bayinya sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Benturan itu sangat kuat dan Tuan Yamada juga mengalami pendarahan yang sangat fatal. Kondisinya sangat lemah. Anda harus berhati-hati menjaganya dan jangan biarkan dia terlampau stress dan membahayakan jiwanya lagi. Dia butuh dukungan dari orang-orang terdekatnya."

"Haik sensei! Akan saya perhatikan nasehat anda. Arigatou gozaimazu.." Yuto membungkukan kepalanya sebelum keluar ruangan itu.

"Uughh..." lenguhan itu membuat Yuto tersadar dari lamunannya. Ia melihat Ryosuke mengerjap ngerjapkan matanya menyesuaikan keadaan kesekitarnya.

"Ryo-chan...kau sudah sadar?" kata Yuto gembira.

"Ini..dimana?"

"Kau ada dirumah sakit. Kau pingsan saat jatuh dari tangga. Apa kau ingat?"

Ryosuke mengeryitkan dahinya mencoba mengingat ingat apa yang dikatakan Yuto barusan. Dia ingat semua dan tiba-tiba dia panik sambil menyentuh perutnya yang rata.

"Aka-chan...bagaimana dia..dia ...tidak apa apa kan?" katanya panik. Tangannya yang digenggam Yuto meremat kuat tangan Yuto sehingga Yuto jadi meringis karnanya.

"Gomenne Ryo-chan...kita...sudah kehilangan dia..." kata Yuto dengan rasa bersalahnya.

"Tidak...tidak mungkin.. Aka-chan pasti baik-baik saja...kau...kau...hanya bercandakan? Katakan kalau kau hanya bercanda..." katanya mulai panik

Yuto hanya menggelengkan kepalanya dan menunduk. Airmata mengalir membasahi pipinya. "Ini salahku...gomen Ryo gomen...hiks!" dia mencium jemari pucat itu dan menangis penuh penyesalan.

"Kau bohong...hiks...bohong...aku sangat membencimu Yuto...hiks..kau jahat...hiks...jahat..pergiii..." katanya lemah. Yuto lansung memeluknya erat membiarkan Ryosuke menangis sambil memukul-mukul dadanya.

"Gomen ne sayang...gomen..." katanya berulang-ulang sambil mencium kepala orang terkasihnya itu.

"Aku...aku membencimu...hiks...aku... aku tidak akan memaafkanmu.. kau... sudah membunuh...anak..ki..ta..."
Suaranya melemah dan lemas akhirnya ia terkulai pingsan dalam pelukan Yuto.

"Ryo-chan.... Ryo..." diangkatnya tubuh kekasihnya yang sudah lemas itu dari dadanya untuk menatap muka pucat dengan mata tertutup rapat itu.

"Ryo-chan..tidak...tidak ..dokter...dok... tolong.....!!!" Yuto panik ia lupa memencet tombol dan malah berlari keluar memanggil dokter.

Tiga minggu telah berlalu setelah peristiwa itu. Ryosuke telah memutuskan dia memilih pergi dari rumah keluarga Nakajima. Karna memang tidak ada yang menahannya lagi untuk tetap disini. Pun anak yang mereka harapkan telah tiada.

Rainbow (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang