Selama dua minggu setelah pertengkaran mereka, Ryosuke memutuskan untuk menerima jadwal shooting yang mengharuskannya untuk bepergian keluar kota dalam waktu yang cukup lama. Dan selama itu pula dia dan Yuto sama sekali tidak bicara meskipun dia sudah berulang kali berusaha mengajak yuto bicara tetapi pemuda itu terus saja menghindarinya.
Para member mulai mencurigai hubungan mereka yang merenggang. Bahkan Yuto lebih memilih berada diantara pasangan Yabu-Ino untuk menjauhinya.
Yuto benar benar mengabaikan kehadirannya dan menganggap seolah dirinya tak pernah ada. Saat diajak bicara, Yuto akan menghindar dan pura pura tidak menyadari. Selalu berusaha agar tidak berada disatu ruangan yang sama dengannya. Pemuda itu juga lebih memilih masuk kekamar saat dirinya telah tidur atau sebaliknya.
Kenapa jadi seperti ini?
Ryosuke menghela nafas berat sembari membasuh wajahnya. Pemuda berkulit putih itu menatap pantulan dirinya dicermin. Kulitnya terlihat pucat. Baiklah, dia akui kulitnya memang pucat tapi kali ini kulitnya lebih tepat disebut tidak bercahaya dan terlihat seperti orang sakit dengan lingkaran hitam dikedua bola matanya.
Baiklah, dia mungkin agak sedikit tidak enak badan, tetapi hal itu sama sekali bukan masalah dan dia hanya harus bertahan melewati satu kali sesi latihan untuk album baru JUMP sebelum dia mengistirahatkan tubuhnya.
Ryosuke tersentak kaget dan menyembunyikan tubuhnya dibawah meja ketika dia melihat siluet tubuh Yuto memasuki ruang latihan, tetapi kali ini pemuda itu tidak sendiri melainkan bersama seseorang yang sudah sangat dikenalnya'Shida Mirai' lawan mainnya didunia entertainment, sekaligus juga seseorang yang belakangan ini senter dikabarkan memiliki hubungan khusus dengan Yuto.
Keduannya terlihat begitu dekat akrab, terbukti dengan Yuto yang mampu tersenyum lepas.
Ryosuke tersenyum miris. Sudah lama sekali sejak terakhir dia melihat senyum penuh kebahagian tersungging diwajah Yuto.
Ryosuke membekap mulutnya sendiri dengan kedua telapak tangannya sebelum isakan berhasil lolos dari kerongkongannya ketika kedua orang yang sedang dimabuk asmara itu saling merapatkan tubuh dan melumat satu sama lain.
Sakit.
Melihat orang yang sangat dia cintai tengah bercumbu didepan matanya. Airmatanya tumpah tanpa bisa dicegah. Rasanya seperti seluruh oksigen dan darah dipaksa keluar dari tubuhnya. Jantungnya berpacu cepat hingga terasa menyakitkan. Dadanya terasa pedih seperti ada ratusan jarum berkarat yang ditancapkan tepat diatas jantungnya yang masih meneteskan darah.
Luka yang tidak akan pernah sembuh dan hanya akan menciptakan lubang baru dalam kesengsaraan yang tidak berujung. Begitu berdosakah dia karna mencintai orang yang telah memiliki hati untuk orang lain? Salahkah karna cintanya jatuh pada orang yang ternyata memiliki gender yang sama dengan dirinya?
Kalau memang semua perasaannya salah, lalu mengapa cintanya memilih Yuto sebagai tempat berlabuh meski tau pemuda itu tidak akan pernah bersedia membalas perasaannya. Yuto tentulah begitu jijik padanya sekarang.
Dia memang sangat menyedihkan. Ryosuke menarik nafas ketika dua orang itu pergi, tapi bukan karna merasa lega melainkan untuk mengurangi rasa sakit didadanya. Ryosuke merasakan tubuhnya yang terasa kaku untuk bergerak keluar dari ruang dibawah meja ketika manager Kanagawa mengiring Yuto dan Mirai keruangan lain untuk bicara.
Ryosuke menyandarkan tubuhnya sepenuhnya pada dinding dibelakangnya dan membiarkan begitu saja airmata jatuh mengalit membiaskan rasa sakit.
πππππππππ
Daiki berjalan mendekati Ryosuke ketika semua member telah berada diruang latihan.
"Kau terlihat sangat pucat Yama-chan! Dijaoubu desu ka? Apa kau sakit?"
"Ryosuke menggeleng. "Daijoubu Dai-chan!"
Sekilas dia yakin Yuto menatapnya melalui ujung mata-meskipun hanya sekilas ketika Daiki menanyakan keadaannya. Memang, beberapa minggu terakhir dia mulai merasakan keganjian pada tubuhnya. Kepalanya kerap kali diserang rasa sakit yang luar biasa.
Tapi dia pikir mungkin ini disebabkan oleh padatnya aktivitasnya hingga mengganggu waktu yang seharusnya digunakan untuk istirahat. Ditambah lagi dia masih tidak mampu melupakan tekanan rasa bersalah dalam dirinya. Dia sendiri yang telah memaksa Yuto menjauhinya.
Andai saja waktu bisa diulang hingga dia bisa mencegah dirinya agar tidak menyatakan perasaannya pada Yuto pada saat itu. Tapi semua hanya tinggal angan angan sekarang.
Ryosuke berdiri dari duduknya ketika para member mulai membentuk formasi ditengah ruangan. Mereka harus latihan.
Entah kenapa denyutan dibagian belakang kepalanya justru seolah makin menjadi. Ryosuke menumpukan seluruh berat tubuhnya pada dinding sembari mencengkram erat kepalanya yang terasa begitu berat.
Pandangannya mulai mengabur, dan ada sesuatu yang mulai mengalir keluar dari hidungnya, jatuh menetes membasahi lantai marmer yang dingin.
Darah.
Liquid kehidupan itu berjatuhan membasahi telapak tangannya. Dia mendengar orang orang berteriak panik ketika tubuhnya terasa begitu ringan dan akhirnya kegelapan menarik kesadarannya.
"Yama-chaaan....." Daiki berteriak histeris ketika dilihatnya tubuh Ryosuke tumbang dipojok ruangan. Dengan sigap Yuto menangkap tubuh sang ace jump itu sebelum berakhir dengan membentur lantai yang keras.
"Ryo-chan..."
.................
Minna...ne author update lagi setelah sekian lama. Ada yang kangen gak? Gomen agak lambat maklum listrik sekarang gak stabil meski ada gratisannya. Sekalian untuk semua readers author mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa nispu sya,ban (bagi yang puasa) dan mudah2an bencana cepat berlalu serta mohon maaf kalo ada kesalahan yang author buat pada readers sekalian ...sankyu minna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow (End)
FanfictionJatuh cinta pada tempat yang salah memang sangat menyakitkan. Apalagi orang yang kita cintai mempunyai gender yang sama dengan kita dan merupakan sahabat dekat kita sejak kecil serta mengaku masiih normal dan belum belok. jadi, selain penolakan yang...