Bagian Delapan

111 13 7
                                    

Readers ne author coba up lagi krn ada yang minta dilanjutin. Jangan lupa vomment and saran tuk kedepannya ya? Yang udah mampir baca vote n comment...author cuma bisa ucapin arigatou gozaimazu minna.

************************************
Sakit...itulah yang dirasakan Keito ketika melihat keadaan adik mereka itu sekarang. Pemuda manis yang berusia sebulan dibawahnya itu sudah kelihatan seperti mayat hidup saja, dan Keito tau apa penyebabnya. Bukan sekali dua kali dia melihat Yuto dan Ryosuke bertengkar pasal dirinya. Dan puncaknya tadi malam dimana dia melihat Yuto datang kedorm dalam keadaan marah besar. Dan pagi tadi saat akan menuju lokasi shootingnya di Miyagi Yuto kelihatan agak lesu dan pucat. Dia pasti kurang tidur, karna memikirkan hal itu. Dan itu karna OkaJima. Ya, nama couple itulah yang merusak hubungan mereka berdua dan Keito harus memulihkan kesalah fahaman ini segera.

"Bagaimana Dai-chan? Apa dia sudah mau makan?" Ino bertanya ketika melihat mangkuk bubur dan coklat hangat dimeja nakas itu yang isinya bahkan masih penuh.

"Hanya tiga sendok,Ni-chan!" kata Daiki lesu.

"Dia hampir aaj memuntahkannya lagi kalau saja tidak kubujuk tadi!"

"Yokatta...setidaknya dia mau makan sudah cukup. Agar perutnya tidak kosong supaya bisa meminum obatnya!"

"Aku mengerti Ni-chan! Yuyan dan Yabu Ni-chan wa?" Daiki bertanya melihat hanya ada Ino dan Hikaru saja disini sekarang.

"Oh,  Yabu mengantarkan dokter asami kebawah dan Yuyan pergi menebus obat yang telah diresepkan dokter Asami tadi!" Ino menjelaskan.

"Kau sudah coba menghubungi Yuto lagi , Kei?" Ino melirik Keito yang sibuk mengelus rambut Yuri yang bersandar padanya. Adik bungsu Jump itu terlihat lelah. Matanya juga kelihatan memerah dan sembab mungkin karna terlalu sibuk menangisi keadaan sahabatnya itu. Mereka semua paham kalau Yuri memang sangat menyayangi Ryosuke.

"Sudah Ni-chan! Mungkin dia sedang dalam perjalanan menuju kemari!" jelasnya sambil terus mengelus rambut Yuri sesekali mengecup kening Yuri yang kini memejamkan matanya itu. Entah karna letih menangis atau karna elusan Keito yang membuatnya nyaman, Yuri tertidur bersandar didada Keito.

"Baringkan dia disofa itu Kei! Chii sangat letih dan banyak menangis tadi, biarkan dia istirahat. Kau juga Dai, beriatirahatlah dengan Chii.." perintah Ino.

"Iya Dai! Biar kami mengurus Yama-chan sambil menunggu Yabu dan Yuyan!" lanjut Hikaru.

"Haik nii-chan..." Daiki mengikuti Keito menuju sofa dan melihat Keito membaringkan Yuri diatasnya. Karna sofa  itu kecil Daiki memilih duduk bawah saja dan menyandarkan badannya pada badan sofa yang lumayan empuk itu. Entah mengantuk atau memang tubuhnya yang lelah tak butuh waktu lama Daiki pun  menyusul Yuri kealam mimpi.

£££££££££

Yuto datang ketika waktu telah melewati makan malam. Tepatnya jam tujuh lewat tigapuluh menit. Tergesa gesa dia menuju kamar dimana kekasihnya itu berada dengan kepanikan yang sangat ketara diwajahnya karna pemberitauan Keito tadi siang. Keito pun telah berulang kali menelponnya tadi. Belum lagi la harus menghadapi macet saat di shinkansen dalam perjalanan menuju kemari.

"Ryo-chan!" katanya begitu memasuki kamar dan hatinya lansung mencelos melihat keadaan kekasihnya ini. Tak menyangka akibat yang dibuatnya pada kekasihnya akan berdampak separah ini akhirnya.

Rainbow (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang