Bagian Dua Belas

107 10 10
                                    

"Bagaimana perasaanmu anda saat ini? Apa sudah lebih baik?" Dokter pirang yang diketahui Ryosuke bernama Lisa itu menatapnya penuh perhatian.

"Pemuda ini, aku hampir tidak percaya kalau dia adalah lelaki awalnya...dia manis sekali ditambah dia sedang mengandung auranya makin bersinar....seperti seorang idol saja!" pikir Lisa dalam hati.

"Saya baik baik saja dokter! Apa Aka-chan sehat sehat saja...!"

"Kau bisa merasakannya kan? Lihat ini..." Lisa mengarahkan menunjuk pada layar komputer USG didepan Ryosuke.

"Dia sudah semakin besar dan sehat! Kau menjaganya dengan baik..ingin tau jenis kelaminnya wa..?"

"Ryosuke...panggil saja saya Ryo-chan dokter! Apa boleh?" harapnya.

"Tentu saja, kau ibunya Ryo! Dia laki laki.." Lisa tersenyum padanya.

"Jaga dia dengan baik Ryo-chan...jangan terlalu lelah ne! Apa kau masih mual?"

Ryosuke mengangguk sambil mengancingkan bajunya dan mendudukan dirinya. "Kadang kadang dok! Sering pusing juga kalau berdiri terlalu lama! Apa itu membahayakan?"

"Tidak juga, cuma jangan terlalu memporsir dirimu ne! Ingat kau tidak sendiri ada baby disini..." kata Lisa menyentuh perut Ryosuke yang mulai mengembung itu.

"Terus minum obatmu dan jangan terlalu stress ya! Kalau ada apa-apa segera hubungi aku!"

"Haik...sensei! Kalau begitu saya permisi arigatou sensei itekimashu..."

"Iterashai..." Lisa dokter cantik itu masih memandangi kepergian Ryosuke dari ruangannya.

"Anak muda yang cantik dan bersemangat. Semoga dia baik-baik saja sampai kelahiran bayinya nanti.." Lisa tersenyum melanjutkan pekerjaannya menulis laporan tentang pasien lainnya.

÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

Ryosuke mengeratkan hodienya udara pertengahan musim dingin menerpa wajahnya. Sepulang dari rumah sakit saat memeriksakan kandungannya entah mengapa ia ingin sekali makan sashimi. Disinilah dia disebuah restoran cepat saji yang tidak jauh dari cafe tempatnya bekerja sambil menyantap makanan laut itu. Dia sendiri heran, bukankah ia alergi...tunggu dia alergi daging mentah kan? Tapi kenapa Aka-chan menginginkannya? Apa tidak apa-apa? Pikirnya lagi. Dielusnya perutnya sambil berbisik.

"Aka-chan...kenapa bandel? Aka-chan rindu ayah ya?" ia merasakan tendangan kecil diperutnya merespon ucapannya.

"Maafkan ibu! Ibu tidak bisa..." hampir airmatanya jatuh lagi. Tapi ia menahannya. Tidak, dia tidak boleh stress lagi atau keadaan malah makin memburuk nantinya.

"Baiklah sayang...saatnya ibu bekerja...jangan nakal ya.." dielusnya lagi perutnya ketika tendangan lagi lagi dirasanya didalam sana.

"Arigatou sayang..." Ryosuke melangkah mantap. Setelah membayar makanannya ia lansung menuju cafe tempatnya bekerja. Rencananya ia akan keluar dari sana karna kandungannya makin besar dia tak mau orang tau dia hamil. Dia kuatir orang-orang akan mencemoohnya dan merendahkannya karna dia seorang pria yang bisa hamil walau dia cantik melebihi wanita.

"Apa Yama-chan? Kau akan berhenti? Kau tidak bercanda kan? Kenapa tiba-tiba berhenti, apa kau punya masalah? Atau gaji yang kuberikan terlalu sedikit? Kalau begitu akan kutambah gajimu. Tapi jangan berhenti ya? Aku tau kau lelah akan kuberi kau waktu istirahat dan diam dikasir saja.." Yudai bosnya mencoba menahan keinginan Ryosuke untuk keluar dari cafenya. Ia tidak mau kehilangan anak yang sudah membantunya meningkatkan pendapatan cafenya ini keluar. Berkat Ryosuke cafenya kini semakin laris saja. Ia akan melakukan apa saja untuk menahan anak ini.

Rainbow (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang