Bagian Lima

106 14 13
                                    

Yuto tidak dapat menahan senyum sumringahnya yang terus melengkung dibibirnya ketika dirinya dengan sabar menunggu didepan pintu sebuah apartemen agar seseorang yang berada didalam sana segera membukakan pintu ini untuknya dan dia dapat bertemu dengan orang yang selama dua bulan terakhir ini menyita pikirannya. Senyum menghilang dari wajah Yuto ketika justru Nakajima Kento  kouhai yang sebenarnya adalah yuniornya didunia entertainment dan juga masih satu agensi yang sama pula yang justru membukakan pintu apartemen Ryosuke untuknya

Pemuda itu juga terkejut melihat kedatangannya yang sama sekali tidak terduga tetapi kemudian melebarkan daun pintu untuk mempersilakan Yuto masuk kedalam sana.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanyanya tajam ketika telah berdiri diruang tamu Ryosuke yang tertata sangat apik dan rapi.

"Dimana Ryo-chan?"

Kento tidak menjawab dan justru malah berjalan kesatu-satunya kamar yang terdapat diapartemen sederhana ini, membuka pintu dan menunjukan kehadiran seseorang yang tengah berbaring diatas tempat tidur.

Yuto menghampiri Ryosuke kemudian mendudukan dirinya disamping tempat tidur, membelai lembut kening Ryosuke yang basah keringat dan mendatangkan lenguhan pelan dari pemuda chibi itu.

"Ryosuke sakit?"

Kento yang sedari tadi memperhatikan keduanya sembari menyandarkan tubuhnya didinding dekat pintu hanya mengangguk mengiyakan. "Tadi malam dia memintaku datang untuk menemaninya. Kondisi tubuhnya sedang tidak terlalu baik."

Kata-kata Kento sontak membuat bola mata Yuto membulat, pemuda itu menatap tajam Kento yang masih masang wajah santai, sama sekali tidak memperdulikan tatapan penuh aura membunuh yang menguar dari tubuh pemuda tinggi itu.

"Tenang saja, aku tidak tidur satu ranjang dengan Yama-chan semalam. Aku tidur disofa." seolah bisa membaca pikiran Yuto. Membuat pemuda itu menghela nafas lega meskipun dia masih sedikit tidak percaya dengan apa yang pemuda yang mempunyai marga yang sama itu katakan.

"Yama-chan sahabatku! Dan karena Nii-chan sudah datang aku harus memeriksa Fuma dulu...itekimasu.." tuturnya kemudian membalikan tubuhnya melangkah keluar kamar Ryosuke meninggalkan Yuto seorang diri dengan Ryosuke yang masih terbaring atas ditempat tidur.

Ryosuke mengerjap beberapa kali menyesuaikan kedua matanya yang masih terasa berat dan mendapati kehadiran seseorang yang selama dua bulan ini dia rindukan sedang duduk disamping tempat tidurnya.

"Yutti?"

Bahkan suaranya pun terdengar begitu serak.

"Kau sakit?"

Itu sama sekali bukan pertanyaan. Ryosuke menggeleng. "Iie, dokter bilang aku harus istirahat selama beberapa hari kalau aku tidak ingin diseret kerumah sakit."

Ryosuke mencoba bangkit dengan bantuan Yuto dan kemudian mengerang ketika rasa sakit kembali menyerang kepalanya, membuat Yuto seolah dipaksa mengingat kembali gambaran saat dimana dia harus menyaksikan tubuh ringkih itu dibaringkan diatas ranjang yang keras dan harus ditopang dengan alat bantu agar masih bisa bertahan.

"Mungkin sebaiknya kita kerumah  sakit saja." saran Yuto.

Ryosuke menggeleng keras kepala. "Yada..aku hanya perlu tidur hingga suhu tubuhku kembali normal."

Yuto meletakan telapak tangannya diatas kening Ryosuke yang basah oleh keringat, wajah pemuda manis itu sudah tidak sepucat saat pertama dia datang dan ruam ruam merah diwajahnya juga sudah mulai berkurang.

"Kau yakin?"

Ryosuke mengangguk sebagai jawaban.

Yuto menemani Ryosuke sedikit lebih lama sebelum kemudiian memutuskan untuk beranjak kedapur dan memeriksa persediaan yang dimiliki pemuda manis itu , bermaksud membuatkan sarapan karna berdasarkan keterangan Kento, pemuda itu menolak makan sejak tadi malam dan dia harus memastikan paling tidak Ryosuke mendapatkan nutrisi yang baik terutama saat keadaannya disaat sekarang ini.

Pemuda itu menyandarkan tubuhnya yang sebenarnya masih lemas itu pada pintu sembari kedua matanya tak pernah lepas memperhatikan punggung seorang pemuda tinggi yang sibuk membuka lemari bagian atas dapurnya.

Menyadari ada sepasang mata yang terus memperhatikannya, Yuto membalik tubuhnya dan melihat Ryosuke telah berdiri disamping pintu dengan senyuman terkembang diwajahnya.

"Apa yang sedang coba kau lakukan?"

"Membuatkanmu sarapan. Apa kau sama sekali tidak memiliki bahan makanan lain selain ramen disini?"

Ryosuke terkekeh. "Aku baru saja kembali dari Korea dan tidak memiliki waktu untuk belanja bahan makanan."

"Baiklah, aku menyerah. Kau ingin makan apa?"

Ryosuke tak menjawab dan hanya menyeret kedua langkah kakinya yang terasa gontai kesatu-satunya meja makan kecil untuk dua orang yang tersedia didapurnya dan kemudian mulai menyembunyikan wajahnya dibalik lipatan tangannya. Tubuhnya lelah sekali dan dengan kehadiran Yuto disini membuatnya merasa lebih sedikit manusiawi. Dia bahkan bisa merasakan hembusan nafas yang dikuarkan pemuda tinggi itu diseluruh penjuru ruangan.

"Aku ingin pergi kepantai."

..........

Readers bagi yang nungguin rainbow ini author udah updatekan lagi. Tapi maaf kurang memuaskan karna author sendiri rasany kurang puas juga. Ditambah lagi listrik sekarang naik turun nih tambah susah mikir jadinyaUntuk yang baca n vote serta vommentnnya author ucapin terima kasih banyak. Rencana mau coba buat nc nya juga tapi karna ini pertama kalinya author buat boysove agak ragu juga takutnya nanti readersnya pada gak suka. Gimana readers...kasi masukan yayaya....

Rainbow (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang