"Aku gak percaya ini...aaku...aku..ini lelaki..lelaki gak mungkin hamil...iyakan?" sambil berlinang airmata Ryosuke menatap Member Jump dan Manager Takuma berharap bahwa itu hanyalah permainan saja. Mereka hanya ingin mengerjainya seperti saat ulangtahunnya dulu.
"Kau tidak bisa menyangkalnya Yama-chan! Itu bukti nyata.." Ino menunjuk amplop coklat yg dipegang Ryosuke yang tadi baru saja diserahkan oleh Manager Takuma padanya.
"Semua sudah terjadi dan kau harus bisa menerimanya.! Jaga Aka-chan baik-baik ya? Dia akan jadi anak pertama Jump nantinya!" katanya sambil mengelus perut Ryosuke lembut.
"Kalian sudah mendahului kami nih!" Daiki kesal.
"Tauk nih sitiang makanya kalau berhubungan tu pakai pengaman agar tidak kebobolan gini!" Yabu memukul kepalanya.
"Dengar gak sih?"
"Auw...itte...sakit Ni-san..." Yuto mengelus kepalanya yang terasa sakit akibat jitakan Yabu yang gak main-main kerasnya itu.
"Iya aku dengar...maaf aku kelepasan..."
"Dasar hentai...minta maaf dengan Yama-chan sana! Kau tau enaknya aja kan Yama-chan yang dapat sakitnya.." hardik Yuri
"Baiklah Nona..."
"Yutooo...!!! " Yuri geram heran dia melihat Yuto masih sempatnya bercanda dalam situasi keq gini.
"Iya..iya..." Yuto menghampiri Ryosuke dan mengambil alih pemuda itu dari pelukan Ino.
"Ryo...hei Ryo...stt sudah diam sayang jangan menangis terus nanti Aka-chan akan ikut sedih! Tenanglah..." dia menghapus airmata Ryosuke yang sedari tadi tak berhenti mengalir. Itu memang salahnya yang tak bisa mengendalikan nafsunya. Dan ia juga tak tau kalau Ryosuke ternyata male pragnant. Sekarang semua sudah terlanjur dan mau tak mau mereka akan menghadapinya.
"Aku akan bertanggung jawab akan hal ini, aku akan menikahimu..." bujuknya lagi.
"Ba..bagaimana..dengan...karir..ini...
aaku..." kata Ryosuke, ia masih tersendat diantara tangisnya."Aku akan mengurusnya kau tenang saja Yamada-kun! Aku, Yabu dan juga Yuto akan lansung menghadap Tuan Takigawa besok. Kami akan minta kau vakum dulu selama setahun untuk pemulihan kesehatan. Tuan Takigawa pasti akan mengerti beliau tak pernah terlalu menekan anak didiknya. Apalagi kau termasuk kesayangan beliau. Yang perlu kalian hadapi sekarang adalah keluarga kalian! Kau harus secepatnya menikahi Yamada-kun, yutti! Sebelum kandungannya keburu membesar.." nasehat Takuma menepuk bahu Yuto yang dibalas Yuto dengan anggukan pasti.
"Haik Manager-san!"
"Kau dengar itu Yama-chan! Jangan terlalu dipikirkan ya? Nanti kau stress lagi! Aku tidak mau mendengar kau pingsan lagi karena stress! Kasian Aka-chan..." Hikaru ikut memberi nasehat. Mereka semua tau akan kerapuhan hati sang ace Jump ini. Ryosuke hanya menunduk sambil mengelus perut ratanya. Ia masih tak percaya kalau ada kehidupan didalam sini.
"Sehat selalu ya nak..." bisiknya pelan.
®®®®®®®
Ryosuke amat gelisah, tangannya menggengam kuat tangan Yuto. Setelah masalahnya dengan pihak agensi selesai Yuto membawa Ryosuke kerumahnya dengan maksud tentu saja untuk meminta restu orangtuanya baru kemudian dilanjutkan ke orangtua Ryosuke.
Lama ayah dan ibu Yuto memandangi mereka. Dan Ryosuke hanya bisa menunduk dipandangi demikian oleh mereka. Yuto mengelus tangannya mencoba memenangkan.
"Jadi...kau ingin menikahinya karna dia hamil?"
"Iya Tou-san...aku tidak ingin anakku lahir tanpa ayah nantinya...dan aku sangat mencintai Ryosuke..." kata Yuto tegas sambil mempererat genggaman tangannya pada tangan Ryosuke.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow (End)
FanfictionJatuh cinta pada tempat yang salah memang sangat menyakitkan. Apalagi orang yang kita cintai mempunyai gender yang sama dengan kita dan merupakan sahabat dekat kita sejak kecil serta mengaku masiih normal dan belum belok. jadi, selain penolakan yang...