Epilog (end)

139 10 5
                                    

Tiga tahun kemudian

Yuto mempercepat langkahnya tangannya menggenggam erat buket bunga lili putih. Masih terngiang suara malaikat kecilnya yang menyuruhnya untuk segera datang. Kesibukannya sebagai seorang pengusaha muda sekaligus public figure akkhir akhir ini membuat perhatiannya untuk putra kecilnya berkurang.

"Tou-chan..cepat! Oji-chan, oba-chan selta paman laiya dan paman jump cemua cudah belkumpul. Tinggal tunggu tou-chan caja. Jangan lambat ya? Kacian oka-chan..."

Suara khas cadel putranya itu membuat Yuto tersenyum sendiri. "Iya, Tou-chan tau! Gomen Tou-chan agak lambat sayang! Kan Tou-chan harus beli bunga dulu untuk Ka-chan..."

"Doitta...awas kalau Tou-chan boong! Iji tak akan tegul Tou-chan lagi...!" gerutunya.

"Yappari...anak Tou-chan! Tou-chan janji...jaa naa..."

"Jaa na dayo..."

Percakapan terputus kemudian dan Yuto mematikan ponselnya. Tiga tahun berlalu setelah kejadian itu.  Kini sesuai janjinya pada sang kekasih, putranya...anak semata wayangnya Nakajima Nidji memang telah menjadi pemersatu bagi keluarga besarnya. Kini Yuto bisa hidup damai dan berdampingan dengan dua keluarga besarnya Nakajima dan Yamada yang sama sama bahagia dan perhatian terhadap cucu pertama mereka. Hampir tiap minggu Yuto terpaksa harus mengantarkan Nidji kerumah keluarganya dan keluarga Yamada secara bergantian. Nidji juga sering dibawanya ke Jimusho bertemu member Jump disana. Mereka sangat senang dengan kelucuan dan kecerdasan Nidji dalam menangkap semua latihan yang diajarkan member Jump. Ia cepat sekali memahami meski usianya baru tiga tahun. Nidji ini memang fotocopy wajah sang ayah dan pewaris kecerdasan dan kegigihan sang ibu. Yah, Nidji kini memang telah menjadi anak pertama Jump sesuai harapan Ryosuke waktu itu. Ryosukenya, orang yang sangat dicintainya bahkan seumur hidupnya dan tak kan pernah tergantikan. Orang yang telah melahirkan putra cerdasnya dengan pertaruhan nyawanya. Tiba-tiba Yuto menjadi sangat merindukan wajah itu hingga tanpa sadar airmatanya mengalir dipipinya. Memang Yuto akan selalu menangis bila teringat Ryosukenya. Ingat akan dosa dan kesalahan yang telah dia perbuat pada Ryosukenya dulu.

Yuto menghentikan mobilnya dikawasan bukit kecil yang sejuk dan asri itu. Setelah mengunci mobilnya dan merapikan sedikit tatanan rambutnya lewat kaca spion ia lalu membawa buket bunga lili itu mulai mendakit menaiki bukit kecil itu. Ketika sampai diatas ia lansung disambut pelukan hangat putra kecilnya yang bergelayut manja dikakinya.

"Tou-chan...tenapa lama cekali? Kita cemua tunggu Tou-chan dali tadi..." katanya cemberut.

Yuto berjongkok menyamakan tubuhnya dengan putranya lalu mengelus rambutnya. "Gomenne sayang, kan tadi Tou-chan sudah bilang akan beli bunga untuk Ka-chan dulu!" mengecup kening sang anak kemudian mengandeng tangannya untuk membaur bersama keluarga besarnya.

"Kau sudah datang, Yutti?" suara lembut sang ibu menyapanya.

"Are... Nidji! Ayo bersama Ba-chan...sebentar lagi acaranya akan dimulai..." Nyonya Nakajima mengendong cucunya dan membawanya pergi. Yutopun melangah mantap menuju tempat dimana keluarga dan sahabat- sahabatnya berkumpul sebelum kemudian sebuah tangan halus memeluk tubuhnya dari belakang dan menempelkan wajahnya dibahu Yuto.

Rainbow (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang