BAGIAN 4 - Di Rumah Umi

2K 151 11
                                    

Sampai di depan rumah umi, Alifa mengurungkan langkah kakinya yang hampir saja memasuki rumah sebab perasaan nya mendadak tidak enak.

"Kenapa tiba tiba perasaan gue gini ya?" Alifa bermonolog.

"Halah masuk aja lah."

Alifa melenggang memasuki rumah umi tanpa mengucapkan salam, namun saat langkah kakinya hampir memasuki ruangan tiba-tiba terhenti.

"Eitss salamnya dulu dong."tegur umi dengan ramah yang tengah duduk disofa berwarna hijau daun.

"Eh iya umi lupa, hehehe." ucap Alifa agak cengengesan.

'Duh salam itu kek gimana ya? hmmm seingat gue sih awalnya A gitu tapi A apa?' batin Alifa yang mulai kebingungan sendiri. Sebab dirinya jarang mengucapkan salam.

"A-A-A, Eee, emm." ucap Alifa dengan gugup karena sambil mengingat.

"Assalamualaikum." ucap umi, sepertinya umi tau apa yang Alifa pikirkan.

"Eh iya itu, assalammualaikum." ucap Alifa kaku.

"Wa'alaikum salam, silahkan masuk." ucap umi ramah.

Alifa langsung nyelonong duduk padahal belum dipersilahkan membuat umi kembali menegurnya.

"Eitss kan belum dipersilahkan duduk, kok udah duduk duluan." ucap umi dengan lembut

Alifa pun bangkit dari tempat duduk dengan perasaan yang mulai malu sebab dari tadi ia salah terus.

"Salim dulu." kata umi seraya menyodorkan tangannya.

Alifa pun menyalami dan mencium punggung tangan umi penuh hormat.

"Nah sekarang silahkan duduk." ucap umi dengan senyuman manis. Alifa pun duduk disofa hijau daun elegan itu.

"Besok-besok kalo masuk rumah atau kamar ucapin salam dulu ya, terus salimi orang yang ada di dalam itu kalo perempuan kalo laki-laki cukup mengatupkan tangan didepan dada, ingat jangan duduk sebelum dipersilahkan, oke." tutur umi menasihati Alifa dengan suaranya yang lembut.

"Iya umi." jawab Alifa.

'Ett gue kok tiba tiba jadi ngalem gini sih.' batin Alifa ketika ia merasa ada perubahan sifat.

Umi tersenyum pada Alifa. Senyumannya begitu manis nan indah, suaranya lemah lembut, tatapan matanya juga penuh dengan kasih sayang semua hal itu berhasil meluluhkan hati Alifa.

"Ya ampun, ini orang apa malaikat sih? udah senyumnya manis indah wajahnya cantik suaranya halus lembut pula, ehhh apaan sih! gue nggak boleh luluh gitu aja." ucap Alifa di dalam hati seraya menampar lembut pipinya.

"Lho kenapa?" tanya umi karena melihat Alifa menampar pipi.

"Ehh, e-e-enggak apa-apa kok umi." Alifa kalang kabut, lalu menundukkan pandangan sebab ia malu.

'Lho kenapa gue jadi gini mana sifat Alifa yang aslii mana manaa.' batin Alifa menggerutu kesal.

"Alifa, nama panjang kamu siapa?" tanya umi lembut.

"Alifa Wahiyyatus Syahida, umi." jawab Alifa seadanya.

"Subhanalloh itu nama yang sangat baguss semoga orang yang memiliki nama itu mempunyai sifat yang baik dan sholehah, amiin." puji umi

Alifa hanya diam tak ikut mengaminkan.

"Alifa ayo duduk disini disamping umi." ucap umi seraya menepuk-nepuk sofa disampingnya.

"Eeee, emmm."

"Udah nggak usah ragu, nggak apa-apa kok." ucap umi sembari memberikan senyuman.

Mau tidak mau Alifa pun duduk disamping umi dengan pandangan tertunduk sebab tak mau lagi terpengaruh dengan tatapan mata umi.

Alifa Story [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang