BAGIAN 30-Pulang

1.2K 78 15
                                    

"Hati-hati ya, Far, selamat liburan dan selamat senang-senang!" ucap Alifa saat berpelukan dengan Farah.

Ya, hari ini Farah dan lainnya pulang ke rumah masing-masing. Mbak Nay dan Dila sudah dijemput dari tadi, sedangkan Farah jemputannya baru tiba sekarang.

Liburan kali ini berlangsung sebulan lamanya. Berat rasanya untuk berpisah walau hanya sebulan. Walau ada Ning Aisyah tapi tetap rasanya ada yang kurang.

Semuanya senang gembira karena bisa pulang ke rumah melepas rindu kepada sanak saudara, sedangkan Alifa? Hanya bisa pasrah. Mama dan papa benar-benar tak pernah menjenguknya bahkan sekedar menanyai kabar. Padahal ia ingin memperlihatkan kepada mereka anak mereka ini telah berubah.

"Kalau udah sampai kabari ya, Far, selamat liburan!" ucap Ning Aisyah.

"Iya mbak, iya Ning, aku pasti kasi kabar kok. Sedih harus berpisah," ujar Farah dengan mata yang berkaca-kaca tanda ia bersedih.

"Nggak apa-apa, Far, cuman sebulan kok kamu liburan yang santai ya jangan mikirin gus Ali terus hehe," goda Alifa.

"Iya, Far, jangan mikirin bang Ali terus kasian nanti bang Ali nya bersin-bersin karena ada yang mikirin dia, hahahha," timpal Ning Aisyah.

"Terserah kalianlah, asalkan kalian bahagia!" ketus Farah kesal.

"Farah sayang, gimana mau jalan sekarang, hm?" tanya seorang wanita yang tidak lain adalah ibunda Farah bernama Tari.

"Iya, Bun, kita berangkat sekarang," jawab Farah lembut, lantas Farah masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi bagian tengah.

"Kami pamit dulu, terima kasih sudah mau jadi temannya Farah," tutur bunda Tari.

"Iya tante, sama-sama," ucap Alifa dan Ning Aisyah lalu mencium takdim tangan bunda Tari. Setelah itu bunda Tari masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Farah.

"Assalamualaikum semuanya!" ujat Farah dan bunda Tari sambil melambaikan tangan.

"Wa'alaikum salam, hati-hati Far!" jawab Alifa kompak dengan Ning Aisyah. Lalu perlahan mobil yang ditumpangi Farah mulai berjalan hingga benar-benar keluar dari pesantren.

"Eee, mbak Al kita main ke kamar aku aja yuk," ajak Ning Aisyah.

"Tapi, aku nggak enak kalau main di kamar Ning kita main di tempat lain aja deh, gimana?" tolak Alifa lembut.

"Nggak apa-apa kok, ayo!"

"Yaudah deh iya."

Keduanya berjalan menuju kamar Ning Aisyah. Saat pintu kamar dibuka, Alifa dapat melihat kamar Ning Aisyah tang tertata rapi dan tampak sangat bersih.

Kamar dengan tema lemon, cat warna kuning kulit lemon, bahkan King size-nya pun berwarna kuning serta beberapa barang-barang yang berwarna kuning juga membuat kamar ini terasa sangat nyaman dan enak dipandang mata.

"Kamar Ning bagus banget!" puji Alifa.

"Biasa aja kali mbak, semua kamar itu bagus kok."

"Heheh iya, eh Ning aku boleh pinjem HP Ning nggak? Buat nelpon mama."

"Nggak usah pakai HP aku karena HP mbak ada di sini kok. Bentar ya aku ambilin." Ning Aisyah keluar dari kamar dan pergi entah ke mana.

Memang aneh, bagaimana bisa HP Alifa ada di sini? Tak lama kemudian, Ning Aisyah kembali dengan sebuah handphone, lalu menyerahkan HP itu kepada Alifa.

Memang benar, ini adalah HP milik Alifa. Ia menatap heran handphone itu, beribu pertanyaan memenuhi ruang pikir.

"Itu mamanya mbak Al yang nitipin ke Umi pas anter mbak Al ke sini," jelas Ning Aisyah seakan tahu apa yang Alifa pikirkan.

Alifa Story [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang