BAGIAN 38-Dimana?

1.2K 77 7
                                    

Tiga hari telah berlalu. Kondisi Alifa pun mulai membaik, perlahan ia mulai mengikhlaskan walaupun belum sepenuhnya. Percayalah, kehilangan orang tua lebih menyakitkan daripada kehilangan kekasih hati.

Kedua gadis itu, Alifa dan Ning Aisyah kini sedang menunggu kedatangan orang yang entah kapan sampai nya diruang tamu rumah Alifa. Perasaan mereka dilanda kegelisahan.

Orang yang ditunggu tak lain adalah om dan tante nya karena sejak pemakaman mereka menghilang entah kemana dan kini, om dan tante nya tak ada kabar sama sekali.

Tujuan mereka hanyalah untuk menanyakan dimana keberadaan kak Laila karena disaat orang tua nya meninggal kak Laila tak menampakkan batang hidungnya. Alifa sudah tanya ke tetangga bahkan ke pak RW, namun tak ada yang tau dimana keberadaan kakaknya itu.

Hanya satu yang mereka harapkan, yaitu tante Maya dan om Adit--om dan tante Alifa.

"Kira-kira, kak Laila kemana ya Ning?" tanya Alifa untuk kesekian kalinya. Ning Aisyah sampai pusing menanggapi pertanyaan yang sama terus-menerus.

"Kita tunggu tante dan om mbak Al dateng ya." jawab Ning Aisyah yang mencoba sabar.

Alifa mondar-mandir sana sini sambil memegang dagunya. Ia sangat gelisah, perasaan nya campur aduk. Pikiran-pikiran negatif pun mulai menghantui pikirannya, Alifa berusaha untuk tetap berfikir baik.

Tak lama kemudian, suara mesin mobil terdengar di garasi rumah Alifa. Senyuman nya langsung merekah, orang yang mereka tunggu akhirnya tiba juga.

Ceklek.

Pintu terbuka menampilkan dua orang yang sedang membawa banyak sekali tas belanja, sampai mereka kesulitan tuk membawa nya.

'Pasti habis shoping di mall.' tebak Alifa di batinnya. Secepat mungkin ia beristighfar, ia telah suudzon kepada tante dan om nya sendiri.

"Tante darimana?" tanya Alifa namun tak dijawab oleh tante nya.

Tante Maya menyimpan semua belanjaan nya keatas meja, lalu duduk di sofa sambil memijat-mijat tangannya.

"Tante mau dibikinin minuman?" tawar Alifa.

"Boleh, bikinin sirup kasi es batu yang banyak." jawab tante Maya tanpa melihat Alifa, ia sibuk dengan tas belanjaan nya.

"Iya tante." ucap Alifa lalu pergi menuju dapur.

Baru saja Ning Aisyah ingin menyusul Alifa, tiba-tiba tante Maya berkata, "Kamu sini, pijitin kaki aku pegel banget nih." titah tante Maya dengan nada seperti menyuruh pembantu saja.

Ning Aisyah sedikit kaget, ia mematung ditempat. Kepala nya geleng-geleng tak menyangka dengan tante sahabat nya ini.

"Heh, cepetan! Malah bengong, aku nyuruh kamu pijitin kaki, bukan bengong." ucap tante Maya sedikit kasar.

Ning Aisyah berjalan menghampiri tante Maya, lalu duduk tepat berhadapan dengan kaki tante Maya. Perlahan, tangan Ning Aisyah memijat kaki tante Maya.

"Ishh, bisa mijet nggak sih?! Nggak enak banget rasanya!" bentak tante Maya. Ning Aisyah hanya mencoba sabar diperlakukan seperti ini.

Beberapa detik kemudian, Alifa datang membawa nampan berisi satu gelas es sirup. Lalu memberikan nya kepada tante Maya.

"Ini minumnya tante." ucap Alifa lembut.

"Hm." jawab ketus tante Maya. Wanita itu masih sibuk dengan belanjaan nya bahkan tak berterimakasih telah dibuatkan minuman.

Pupil mata Alifa membulat sempurna saat melihat Ning Aisyah tengah memijat kaki tantenya. Sungguh ia jadi tak enak hati, perlakuan tantenya sungguh terlewat batas.

Alifa Story [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang