Bintang memakai jaket bewarna biru miliknya lalu mengambil tas dan menenteng nya di bahu lalu ia turun dari kamarnya pergi menuju ruang makan.
"Sudah siap sayang?"tanya Hana, ia membenarkan letak jaket Bintang.
Bintang mengangguk singkat lalu ia duduk dan memakan roti dengan selai coklat kesukaannya.
"Sialan!! Angkasa!! Kembalikan sepatuku bodoh!"teriak Aksa saat melihat Angkasa dengan santai mengambil sepatunya.
"Ambil lah."ucap Angkasa.
Bintang memutar bola matanya dengan malas lalu melanjutkan memakan roti miliknya.
"Morning"Alvaro mencium kening Hana.
"Makanlah"ucap Hana.
"Iya sayang"balas Alvaro,ia duduk di samping Hana.
"Kenapa lagi mereka?"tanya Alvaro sambil menunjuk kearah Aksa dan Angkasa.
"Seperti biasa"balas Hana sambil menghela nafas"Aksa,Angkasa. Ayo sarapan dulu sayang,kalian bisa telat."
Aksa memukul kepala Angkasa lalu merebut kembali sepatu miliknya,ia mendekati meja makan dan duduk di samping Bintang yang sibuk dengan sarapannya.
"Angkasa,jangan menjahili orang lagi disekolah!"ucap Alvaro datar. Ia sudah sering kali mendapat surat panggilan karena anak bungsu nya ini.
Angkasa tersenyum lebar"tidak janji Daddy"ucapnya.
Alvaro mendengus lalu Bintang sudah selesai memakan sarapannya,ia membersihkan mulutnya dengan sapu tangan lalu berdiri. Bintang mencium pipi Hana lalu pergi keluar dari rumah untuk pergi ke sekolah.
"Bintang tunggu aku!"teriak Angkasa,ia mengambil sepotong roti lalu mengejar Bintang yang sudah menjauh.
"Hey,tunggu aku juga"Aksa mencium pipi Hana lalu mengambil selembar roti dan pergi menyusul kembarannya.
"Anak mu"ucap Hana sambil menggelengkan kepalanya.
Alvaro mencium pipi Hana"anak mu juga sayang"ucapnya.
"Aku pergi ke kantor dulu, hati-hati di rumah. Telepon aku jika terjadi sesuatu,ok sayang?"sambung Alvaro di balas senyuman dan anggukan kepala dari Hana.
Di bagasi Bintang sudah siap dengan motor besar bewarna biru miliknya namun saat akan menghidupkan mesin Angkasa menahan tangannya.
"Aku ikut dengan mu ya"ucap Angkasa.
Bintang menaikan alisnya lalu Angkasa melanjutkan perkataannya"motor ku ada di bengkel belum aku ambil"ucapnya.
Bintang mengangguk singkat,Angkasa langsung naik di jok belakang motor Bintang.
"Aku duluan"ucap Aksa,ia menaiki mobil bewarna putih dan meninggalkan Bintang serta Angkasa dibelakang.
Bintang tersenyum miring,ia langsung menancapkan gas motornya dengan kecepatan tinggi dan menyalip mobil Aksa dari samping membuat Aksa terkejut bukan main.
Ia menatap Angkasa yang tersenyum penuh ledek kearahnya"sialan!! Awas kau Angkasa"umpat Aksa.
"Hampir saja aku mati karena serangan jantung"gumam Aksa sambil memegang dadanya,ia menancapkan gas mobilnya dengan kecepatan tinggi menyusul motor Bintang yang sudah menjauh dari pandangan.
∆∆∆
Bintang berjalan acuh saat banyak pasang mata menatapnya dengan binaran menggoda.
Bintang hanya menatap dingin namun saat akan berbelok ia di tabrak oleh seorang perempuan hingga jatuh tersungkur.
"Aduh!"ringis perempuan itu,posisi yang tidak mengenakan bagi Bintang.
Bintang berdecak"Bangun"ucap nya dingin.
Perempun itu menatap kearahnya dengan tatapan bingung namun wajahnya memerah saat tau kalau posisi mereka jatuh sangat tidak bagus untuk di lihat.
"Ma-maaf"ucap perempuan itu panik,ia bangun dengan segera.
"Maaf kan aku"sambung nya sambil menunduk.
Bintang bangun dari jatuhnya,ia menepuk-nepuk bajunya yang terlihat kotor.
"Kalau kau punya kelainan mata kau bisa memeriksanya,agar kau tidak menabrak orang lagi"ucap Bintang datar lalu ia pergi dari hadapan perempuan itu.
Ia melongo mendengar ucapannya"hey,aku kan sudah minta maaf. Dasar egois!"teriaknya.
"Dasar bodoh!"gumam Bintang pelan. Ia menatap sekilas perempuan itu lalu berjalan menjauh.
Lalu ia memasuki kelasnya yang baru bahkan baru saja ia memasuki ruang kelasnya,ia mendapat teriakan tertahan dari banyak gadis di kelasnya.
Bintang duduk di tempat yang dekat dengan pintu keluar akan sangat memudahkannya untuk pergi dari kelas dengan cepat.
Bintang memasang headset nya lalu menyibukkan diri dengan membaca buku catatan miliknya.
Ia menatap kearah pintu,alisnya terangkat saat melihat seorang perempuan yang familiar di matanya. Perempuan yang menabraknya tadi.
Perempuan itu juga terkejut saat menatapnya namun Bintang langsung membaca bukunya kembali tidak memperdulikan tatapan terkejut perempuan itu.
"Ah,pria yang tampan bukan?"tanya Achi.
"Biasa saja"balas Sinta ketus. Untung saja pria yang ia tabrak tadi tidak mendengar apa yang mereka ucapkan.
Sinta duduk di bagian depan yang masih kosong,lalu tak lama kemudian guru pun masuk kedalam kelasnya.
"Baiklah sekarang perkenalkan nama kalian masing-masing"ucap Irene,guru yang mengajar.
"Dari dirimu nak"sambung Irene.
Bintang berdiri membuat pasang mata menatapnya,yahh...memang pria yang sangat menarik perhatian.
"Bintang Orion"ucap Bintang dingin,ia kembali duduk dan melanjutkan kegiatannya membaca buku.
Tubuh Sinta membeku,jadi pria yang ia tabrak adalah Bintang Orion? What the-----Sinta menelan salivanya dengan kasar.
Achi teman sebangkunya bahkan sudah lebih dulu berbisik membuat tubuhnya meremang takut.
Bintang menatap sekelilingnya namun langsung terpaku saat menatap Sinta yang kini menatap dirinya namun perempuan itu kembali menatap buku yang ia pegang.
Brakk~
Bintang menatap datar kearah dua saudara kembarnya yang datang terlambat padahal mereka tadi pergi bersama-sama ke sekolah.
"Aksa,Angkasa! Kalian terlambat!!"ucap Irene kesal.
Angkasa mengeluarkan cengiran khasnya"ah,maaf tadi ada yang harus aku urus Bu guru."
"Lari tiga putaran keliling lapangan"ucap Irene sambil memijat pelipisnya.
"Ok"balas singkat Angkasa,ia langsung berlari keluar dari kelas.
"Kau juga Aksa"ucap Irene.
"Tapi aku---"
"Kau juga terlambat Aksa"balas Irene kesal.
Aksa menghela nafas kasar,ia berlari menyusul Angkasa yang sudah menjauh.
"Semua gara-gara kau Angkasa bodoh!!"
∆∆∆
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG ✅✅[SEGERA TERBIT]
Teen Fiction"Disini kalian harus menjauhi tiga pria jika tidak mau terkena masalah disini,"ucap Vera. "Siapa?" tanya Sinta. "Yang pertama, ia bernama Bintang Orion. Kau harus menjauhinya. Ia sangat berbahaya," ucap Vera. "Seberapa (besar) bahayanya?" tanya Alas...