"Kakak sedang apa?" tanya Maya dengan polos sambil memeluk boneka beruang miliknya.
Sinta membulatkan matanya, ia langsung mendorong tubuh Bintang agar pria itu menjauh darinya.
"Ti-tidak ada apa-apa," ucap Sinta dengan gugup dan wajah yang memerah.
Bintang berdeham, ia tidak mau terlihat salah tingkah didepan adiknya sendiri.
"Kemari," ucap Bintang. Maya berlari mendekat dan memeluk tubuh Bintang.
"Kau darimana?" tanya Bintang.
"Bermain dengan kucing kakak," balas Maya.
"Kakak cantik," panggil Maya sambil menatap Sinta.
"Ada apa?" tanya Sinta bingung.
"Aku ingin tidur bersama kakak cantik," ucap Maya sambil merentangkan tangannya agar Sinta menggendongnya.
Sinta menggendong tubuh Maya. "Kenapa kau ingin tidur denganku?" tanyanya bingung.
"Maya kemarin tidur bersama kakak cantik yang ada di kamar kak Aksa," ucap Maya.
Sinta mengangguk paham. "Kau ingin tidur sekarang?" tanyanya.
Maya mengangguk dengan semangat. Sinta terkekeh geli, ia mencium pipi Maya dengan gemas.
Bintang mendengus, ia jadi iri. Kenapa hanya Maya yang mendapatkan ciuman di pipi sedangkan dirinya tidak?
"Aku pergi dulu," ucap Sinta dan berjalan menjauhi Bintang.
Bintang menahan tangan Sinta. "Nanti malam jangan lupa," ucap Bintang dengan suara pelan.
Sinta mengangguk paham, ia pun berjalan menuju kamar Maya. Kamar yang begitu mewah dengan banyak mainan didalamnya.
"Bagaimana rasanya memiliki banyak kakak?" tanya Sinta pada Maya.
"Menyenangkan," balas Maya sambil tersenyum.
"Jarak umur kalian begitu jauh ya," ucap Sinta sambil mengusap rambut Maya.
Maya menatap bingung namun Sinta hanya membalasnya dengan senyuman.
"Tidurlah," ucap Sinta.
"Kakak peluk," ucap Maya dengan manja.
Sinta mengangguk lalu memeluk tubuh Maya sambil mengusap punggung Maya agar ia cepat tertidur.
Tak lama kemudian Maya pun tertidur pulas didalam pelukan Sinta. Ia pun bangun dengan perlahan lalu menutupi tubuh Maya dengan selimut.
Saat keluar ia dikejutkan dengan Hana yang baru saja ingin masuk.
"Apa putriku tertidur?" tanya Hana.
Sinta mengangguk. "Sudah tertidur bibi," balasnya sambil tersenyum.
"Terima kasih. Maaf merepotkanmu," ucap Hana sambil menatap tidak enak hati.
"Tidak apa-apa bibi. Aku juga menyukai anak kecil," ucap Sinta sambil tersenyum.
"Kalau begitu menikahlah dengan putraku agar kau bisa memiliki putra atau putri yang menggemaskan," ucap Hana sambil terkekeh.
Wajah Sinta memerah. "Apa yang kau katakan bibi? Aku dan Bintang hanya berteman saja," balasnya dengan gugup.
Hana tersenyum maklum. "Tapi nanti mungkin kalian bukan hanya sekedar teman," balasnya sambil mengusap rambut Sinta.
"Tidak mungkin," balas Sinta pelan. Ia tidak yakin Bintang memiliki rasa padanya.
Hana terkekeh pelan. "Aku tau sayang. Tidak ada yang tidak mungkin saat seseorang jatuh cinta,"
KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG ✅✅[SEGERA TERBIT]
Teen Fiction"Disini kalian harus menjauhi tiga pria jika tidak mau terkena masalah disini,"ucap Vera. "Siapa?" tanya Sinta. "Yang pertama, ia bernama Bintang Orion. Kau harus menjauhinya. Ia sangat berbahaya," ucap Vera. "Seberapa (besar) bahayanya?" tanya Alas...