Bintang duduk di kursi taman samping lapangan basket dengan headset yang tersumpal di telinganya.
Ia sibuk membaca buku hingga seorang gadis menghampirinya dengan surat di tangannya.
Bintang menaikan alisnya tatapannya begitu tajam membuat tubuh gadis itu meremang takut"ehm,itu--tolong terima surat cinta ku ini. Aku menyukai mu Bintang"ucapnya.
"Pergilah!"ucap Bintang singkat,ia kembali membaca buku.
Gadis itu tetap ditempat membuat Bintang menghela nafas kasar,ia melepas headset miliknya lalu berdiri.
"Pergi,aku paling benci di ganggu. Apa kau mengerti?"ucap Bintang dingin.
Wajah gadis itu tampak pias,ia berlari menjauhi Bintang dengan wajah memerah menahan tangisan. Lagi dan lagi Bintang menolak seorang gadis yang menyatakan perasaan padanya.
Sinta yang melihat kejadian secara langsung,ia langsung membeku di tempat. Memang benar yang di katakan orang-orang tentang Bintang. Pria yang dingin,benci kebisingan dan juga pria yang suka membuat gadis patah hati dengan kata-kata pedas miliknya.
Siaga adalah alasan terbaik,ia harus menjaga jarak dari pentolan sekolah yang jenius itu. Ia juga tidak mau terkena getah nya.
"Hey,sedang apa kau melihat kakak ku?"tanya Angkasa"apa kau menyukai nya?"
Sinta terkejut dan tidak sengaja memukul wajah Angkasa,wajahnya panik bukan main.
"Astaga!! Ma-maaf kan aku,aku tidak sengaja"ucap Sinta sambil memberikan sapu tangan miliknya.
"A-aku pergi dulu"Sinta langsung pergi dan berlari menjauh dari Angkasa.
"Apa aku terlalu membuat nya takut?"Angkasa menyimpan sapu tangan milik Sinta di saku jaketnya.
Angkasa berjalan menuju kantin,entah kenapa ia begitu lapar. Sepertinya ia lupa untuk sarapan tadi.
Ia menatap kantin yang sudah penuh dengan orang-orang yang akan membeli makanan.
Meja kantin nampak penuh namun Angkasa melihat satu meja yang masih terlihat kosong yang hanya di duduki satu orang gadis saja.
Angkasa menghampirinya lalu langsung duduk tanpa meminta izin terlebih dahulu.
"Aku duduk disini ya"ucap Angkasa.
Alasyan menoleh dengan mulut penuh dengan makanan,ia membulatkan matanya.
Byurr~
Ia malah menyemburkan makanan yang berada di mulutnya kewajah Angkasa.
Angkasa memejamkan matanya"kenapa aku sial sekali hari ini?"gumamnya,ia mengeluarkan sapu tangan yang Sinta berikan padanya.
Alasyan panik bukan main"a-aku tidak sengaja,ma-maaf kan aku"ucapnya.
Angkasa membersihkan wajahnya lalu menghela nafas"apa aku ada salah padamu?"tanya nya.
Alasyan menggeleng"a-aku pergi dulu"ucapnya.
Namun saat berdiri tangan nya di tahan Angkasa"siapa nama mu?"tanya Angkasa.
Jantung Alasyan langsung berdetak tidak karuan"Alasyan Pelita"ucapnya gugup.
"next target."
∆∆∆
"Kenapa pula tadi aku malah tertidur di kelas?"gerutu Achi,ia menendang meja di gudang.
"Ughh...berdebu"Achi mengibaskan tangannya.
Achi mengambil sapu dan mulai membersihkan gudang yang terlihat kotor.
"Aku sial sekali hari ini"gumam Achi sambil terus menyapu gudang.
Setengah jam kemudian akhirnya ia selesai membersihkan gudang lalu Achi berjalan keluar dari gudang tersebut.
Namun saat akan berbelok tubuhnya tertimpa oleh beban yang begitu berat.
"Aishh...sial sekali aku ini"umpat Achi sambil mengelus kepala belakangnya yang mencium lantai.
Achi menatap seorang pria yang berada di hadapannya dengan wajah yang terluka namun tidak mengurangi kadar ketampanan nya.
"What the---Bangun badan mu sangat berat bodoh!"umpat Achi sambil mendorong tubuh pria diatasnya dengan kuat.
Achi menghentakkan kakinya"baju ku jadi kotor,aishh...sudahlah"gerutu nya.
Achi menepuk-nepuk seragamnya yang kotor karena bersentuhan dengan lantai.
Achi menatap tajam kearah pria yang nampak acuh dengan keadaan yang barusan terjadi.
"Kau---"Achi terdiam saat melihat nama yang tertempel di jas sekolahnya 'Aksa Deon'.
Tubuh Achi membeku dalam hati sudah mengumpat, kenapa hari ini sial sekali?
"Ah,sudahlah"Achi berlari menjauhi Aksa yang memandangnya bingung.
Ia tidak mau berurusan dengan salah satu kembar yang sangat menakutkan itu.
"Aneh"gumam Aksa,ia melangkahkan kakinya menuju ke kelas.
Ia tadi sempat bertengkar dengan seseorang namun karena ketahuan dengan keamanan disana jadilah ia kabur dan melompat lewat pagar,siapa sangka ia malah menimpa seorang gadis.
Aksa menghentikan langkahnya saat melihat pin nama yang terjatuh,ia langsung mengambilnya. Sepertinya milik gadis yang ia tabrak tadi.
"Achi Revania"gumam Aksa,lalu ia mengantongi pin tersebut kedalam saku celananya.
"Gadis yang aneh"Aksa masih terbayang bagaimana gadis itu mengumpat dan tiba-tiba terdiam dengan wajah terkejut lalu berlari menjauh darinya.
"Hoi!"Angkasa menepuk pundak Aksa.
Aksa hanya melihat sekilas lalu menaruh tas miliknya di meja.
"Kau kemana tadi?"tanya Angkasa.
"Bolos"balas Aksa singkat.
Angkasa menggelengkan kepalanya"aku juga bosan,kau tau aku menemukan target baru"ucapnya dengan semangat.
Aksa menaikan alisnya"lalu?"tanya nya.
"Sepertinya ini akan menjadi menarik"ucap Angkasa dengan semangat.
"Dia seorang perempuan"sambung Angkasa.
Aksa membuka jas sekolahnya"jangan mempermainkan seorang gadis lagi"ucapnya datar.
"Kenapa?"tanya Angkasa bingung.
"Kau akan terima akibatnya"balas Aksa singkat.
"Aku selalu menjahili perempuan,kenapa baru sekarang kau protes?"tanya Angkasa bingung.
Aksa menatap dingin"kau bisa jatuh cinta padanya nanti,kita lihat saja"ucapnya.
"Kau akan jatuh hati pada gadis yang kau jahili ini."
∆∆∆
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG ✅✅[SEGERA TERBIT]
Ficção Adolescente"Disini kalian harus menjauhi tiga pria jika tidak mau terkena masalah disini,"ucap Vera. "Siapa?" tanya Sinta. "Yang pertama, ia bernama Bintang Orion. Kau harus menjauhinya. Ia sangat berbahaya," ucap Vera. "Seberapa (besar) bahayanya?" tanya Alas...