8.

18.5K 1.2K 39
                                    

Sinta menatap gitar yang terletak di atas meja lalu ia menatap ke sekitarnya namun tidak ada orang sama sekali.

Sinta memegang gitar tersebut dengan berbinar-binar. Lalu ia mulai memetik senar gitar dan mulai bernyanyi.

Bintang berhenti di depan pintu saat mendengar suara nyanyian Sinta dari dalam kelas. Lalu ia menyandarkan tubuhnya pada dinding, teryata gadis itu memiliki suara yang bagus saat bernyanyi menambah poin plus pada dirinya.

Saat Sinta sudah berhenti bernyanyi Bintang pun masuk ke dalam kelas lalu ia berdiri di hadapan Sinta.

"Ada apa?"tanya Sinta bingung.

"Gitarku."ucap Bintang.

Sinta menatap melotot, ia sama sekali tidak tau jika gitar yang ia pegang adalah milik pria di hadapannya ini.

"Ma-maafkan aku, aku tidak tau jika itu milikmu."ucap Sinta sambil meletakkan gitar tersebut kembali.

Lalu ia turun dari meja saat melewati Bintang tangannya tertahan lalu ia menoleh menatap Bintang.

"Kalau kau mau ambil saja."ucap Bintang.

Sinta menatap terkejut"ti-tidak usah. Itu milikmu"ucapnya.

Bintang menaikan alisnya"heem."ucapnya sambil kembali mengambil gitar miliknya dan keluar dari kelas.

Sinta bergegas mendahului Bintang dan lebih menunggu di halte, semenjak kemarin ia diantar pulang oleh Bintang entah kenapa rasanya aneh dan tidak menyangka jika Bintang akan melakukan itu padanya.

"Ayo aku antar pulang."ucap Bintang saat motornya berhenti di hadapan Sinta.

"Ah, tidak usah. Aku akan naik bus umum saja"tolak Sinta halus.

"Naik lah, sebentar lagi hujan akan turun. Kau yakin?"tanya Bintang sambil memandang langit yang mulai mendung.

"Tapi---"

"Naiklah,"ucap Bintang.

Sinta mengangguk pelan lalu ia menaiki jok motor Bintang dengan perlahan.

Bintang mulai menancapkan gas motornya dengan kecepatan tinggi membuat Sinta sontak menarik jaket Bintang.

Bintang yang merasa jaketnya di tarik, ia langsung mengambil tangan Sinta dan melingkarkan di pinggangnya.

Namun di pertengahan jalan hujan langsung turun membuat Bintang menambah kecepatan nya, ia lebih memilih untuk pulang terlebih dahulu. Bintang akhirnya sampai di rumahnya.

"Ini---"

"Rumah ku, masuklah."ucap Bintang sambil turun dari motornya.

Sinta pun turun lalu mengikuti Bintang dari belakang dalam hati ia berdecak kagum dengan desain rumah Bintang yang begitu mewah.

"Mom."panggil Bintang membuat Sinta menoleh.

Sinta menatap seorang wanita paruh baya yang masih begitu cantik di hadapan Bintang.

"Kau sudah pulang sayang?"tanya Hana, Bintang mengangguk lalu mencium kening Hana.

"Eh, siapa gadis cantik ini?"tanya Hana sambil menatap Sinta yang menatap dirinya.

Sinta tersenyum"itu bibi sebenarnya aku----"

"Apa dia kekasih mu sayang? Sangat cocok sekali dengan mu."

∆∆∆

Alasyan memantulkan bola basket ke dalam ring dan masuk lalu ia kembali memantulkan bola dengan sedikit melompat.

Angkasa menatap Alasyan dari atas pohon sembari memakan buah apel disana.

Saat Alasyan mulai mengambil ancang-ancang untuk melempar ia di kejutkan dengan suara Angkasa.

"Bagaimana kalau bertanding dengan ku?"tanya Angkasa tiba-tiba.

"Aduh!"ringis Alasyan saat bola mengenai kepalanya saat ia melempar. Angkasa menahan tawanya membuat Achi menatapnya dengan kesal.

"Kau! Kenapa kau suka sekali membuat ku terkejut?!"ucap Achi dengan kesal.

Angkasa menaikan bahunya lalu ia melompat turun dari atas pohon dan berjalan menghampiri Alasyan.

"Ayo bertanding."tantang Angkasa sambil membenarkan letak dasinya.

Alasyan mendengus"tidak mau."balasnya sambil berjalan menjauh dari Angkasa.

"Kau takut!"tanya Angkasa sambil menaikan alisnya.

Alasyan menatap malas"aku tidak takut padamu, aku hanya malas berurusan dengan mu."ucapnya.

"Kalau begitu ayo tanding bersama ku."ucap Angkasa sambil menghadang Alasyan.

"Aku tidak mau! Kenapa kau terus memaksa ku?"ucap Alasyan kesal.

"Kalau begitu aku akan terus mengganggu mu."ancam Angkasa membuat Alasyan menghentikan langkahnya.

Alasyan menggeram kesal"fine! Aku bertanding dengan mu."ucapnya.

Angkasa tersenyum lebar"gadis pintar."ucap nya sambil mengusap rambut Alasyan.

Alasyan yang sedang kesal menginjak kaki Angkasa dengan kuat.

"Shit!!"umpat Angkasa kesakitan.

"Rasakan itu."ucap Alasyan lalu ia berjalan mendahului Angkasa.

"Besok kita bertanding, sampai kau tidak datang aku akan terus mengganggu mu."ancam Angkasa.

Alasyan berbalik dan memandang kesal kearah Angkasa.

"Apa kau itu selalu memaksa orang?"ucap Alasyan kesal.

"Tidak hanya kau saja."balas Angkasa dengan jujur.

Alasyan menatap tidak percaya lalu ia melempar bola kearah Angkasa yang langsung di tangkap olehnya.

"Kau adalah pria paling menyebalkan yang pernah aku tau."ucap Alasyan.

"Aku memang tampan, aku tau itu"ucap Angkasa dengan percaya diri.

Alasyan melempar sepatu kearah wajah Angkasa dan tepat mengenai nya.

"ENYAH LAH!!"

Angkasa meringis sambil memegang wajahnya yang terkena sasaran sepatu yang Alasyan lempar padanya.

"Apa salah ku?"

∆∆∆
TBC

BINTANG ✅✅[SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang