Bintang berdiri kaku saat Maya berjalan mendekatinya lalu memeluk kakinya.
"Kakak," lirih Maya. "I miss you,"
Bintang menatap kearah Sinta, perempuan itu mengangguk padanya. Tangan Bintang terulur perlahan untuk menyentuh puncak kepala Maya. Rasa takut mulai menyergapinya.
Tubuh Maya tersentak saat ia merasakan sesuatu diatas kepalanya, ia pun mendongakkan kepalanya. Maya tersenyum lebar pada Bintang.
"Kakak," ucap Maya sambil tersenyum.
Bintang menggendong tubuh Maya lalu memeluknya dengan erat. Sinta tersenyum tipis lalu Aksa dan Angkasa datang dan terkejut. Mereka berdua menatap kearah Sinta.
"Tebakanku tidak salah bukan? Sinta bisa membujuknya," ucap Aksa pelan disamping Angkasa.
Angkasa mengangguk lalu tersenyum tipis. "Aku tau kalau mereka saling mencintai," ucapnya.
"Maaf," bisik Bintang pada Maya.
"Kakak. Maaf," balas Maya. "Aku tidak mendengar perkataan kakak,"
Bintang mengangguk lalu mengecup pipi Maya dan kembali memeluknya dengan erat.
Angkasa merangkul pundak Sinta. "Yo. Kau berhasil membujuknya juga ya," ucapnya membuat Sinta terkejut.
Bintang menatap tajam kearah Angkasa saat tangan adiknya itu berani merangkul pundak Sinta. Angkasa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu melepaskan rangkulan tangannya.
"Kau menggali kuburan mu sendiri," celetuk Aksa pada Angkasa.
"Maya," Angkasa mengambil alih tubuh Maya yang berada di gendongan Bintang. "Ayo kita bermain,"
Ia harus pergi sebelum Bintang benar-benar memukulnya karena berani menyentuh Sinta. Sedangkan Aksa terkekeh, ia mengacungkan jempolnya kearah Sinta lalu menyusul Angkasa.
Tersisa Sinta dan Bintang yang berdiri canggung. Sinta menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Aku akan kebawah dulu," ucap Sinta buru-buru namun tangannya ditahan oleh Bintang.
"Ada ap---"
Sinta membulatkan matanya saat Bintang memeluk tubuhnya dengan spontan. Sinta berdiri kaku dengan wajah memerah.
"Bin---"
"Terima kasih," ucap Bintang, ia masih memeluk tubuh Sinta.
Sinta hanya terdiam sembari mengigit bibirnya, jantungnya yang mulai berdebar-debar tidak jelas.
"Ah, maaf. Sepertinya aku mengganggu kalian," ucap Hana membuat Sinta dan Bintang menoleh terkejut.
Sinta langsung mendorong tubuh Bintang agar menjauh darinya. Sinta tersenyum malu kearah Hana, dengan wajah memerah. Sama halnya dengan Bintang yang bahkan telinganya pun ikut memerah.
Bintang berdeham membuat Hana terkekeh pelan. Anaknya yang sedang jatuh cinta benar-benar terlihat sangat lucu. Mereka berdua saling membuang muka.
"Apa kalian berdua melihat Maya?" tanya Hana.
"Maya sepertinya baru saja keluar dengan Aksa dan Angkasa," ucap Sinta.
Hana mengangguk paham. "Baiklah. terima kasih sayang," ucapnya.
Hana pun berbalik belum melangkah menjauh ia kembali menatap Sinta dan Bintang.
"Jangan malu seperti itu. Kalian bisa melanjutkan kegiatan yang tadi," ucap Hana.
Wajah Bintang dan Sinta kembali memerah mendengar ucapannya.
∆∆∆
KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG ✅✅[SEGERA TERBIT]
Novela Juvenil"Disini kalian harus menjauhi tiga pria jika tidak mau terkena masalah disini,"ucap Vera. "Siapa?" tanya Sinta. "Yang pertama, ia bernama Bintang Orion. Kau harus menjauhinya. Ia sangat berbahaya," ucap Vera. "Seberapa (besar) bahayanya?" tanya Alas...