Mengapa harus ada warna, jika gelap lebih menyenangkan?
Happy Reading')
"Makasih Jo," ucap fara setelah turun dari mobilnya Jovan.
Jovan yang mendengarnya pun mengacak rambut fara dan berkata," gw pulang dulu ya Far, dahhh," Fara menganggukan kepala sebagai jawabannya.
Lalu Jovan pun mulai melajukan mobilnya. Fara masih berada di tempatnya sambil menatap mobilnya itu sampai hilang di tikungan.
Setelah itu dia mulai memasuki pekarangan rumah nya.
Rumah Fara tidak terlalu besar, halaman nya pun tidak terlalu luas, warna rumah nya lebih di dominasi oleh warna putih tampilan nya pun minimalis tidak bertingkat tetapi cukup besar jika hanya di tempati oleh dua orang.
di saat Fara sudah memasuki pekarangan rumahnya, mata fara menangkap sebuah mobil yang sedang terparkir indah di sana.
Fara pun menyernyitkan dahinya pertanda bingung, karna memang ia tidak mempunyai mobil. 'lalu ini mobil siapa?' Tanya nya dalam hati.
Dengan penuh pensaran Fara pun memasuki rumah nya.
Dia membuka pintunya,setelah pintu rumahnya terbuka, Fara langsung di suguhkan oleh pemandangan seoarang wanita dan seorang lelaki sedang berciuman mesra di sana.
Fara merasa kaget dan marah secara bersamaan ia benci berada di situasi seperti ini.
Kini ia masih berdiam diri di tengah pintu sampai salah satu dari mereka menyadari keberadaan nya. Mengetahui hal itu dengan cepat mereka pun menghentikan aksinya.
air mata fara menetes. namun, cepat cepat ia menghapusnya.
mereka menatap Fara dalam diam, Fara pun sama halnya seperti mereka.
Namun, setelah itu Fara langsung merubah raut wajah nya menjadi datar.
ini sudah yang kesekian kalinya Fara melihat ibu nya berprilaku layaknya jalang di rumah nya sendiri.
Fara muak, marah, dan kecewa. ingin rasanya menghentikan semua ini. Namun, sepertinya akan sangat sulit.
Tanpa menunggu lebih lama berada di ruangan itu, Fara segera berlari ke arah kamarnya, lalu ia menutup pintu nya dengan sangat keras.
tapi Fara tidak peduli dengan semua itu yang jelas saat ini ia merasa lelah,semuanya terasa sangat sulit baginya.
"haruskah slalu seperti ini? Mengapa ibunya tidak bisa seperti ibu di luaran sana? Tak bisakah dia bersikap normal layaknya ibu yang sebenarnya?" Fara bertanya pada dirinya sendiri dengan nada yang sangat lirih.
Setelah cukup lama berdiam diri dan berfikir akhinya Fara pun membuka laci yang berada di samping tempat tidurnya.
Ternyata di sana terdapat sebuat poto yang telah kusam, di dalam poto itu terlihat seoarang gadis kecil tengah di rangkul oleh teman laki-laki nya raut bahagia tercetak jelas di bibir keduanya.
Tapi kini, jangankan milihat senyumnya,mengingat namanya saja sudah membuat hati Fara sakit, dia yang dulu meninggalkan nya tak kunjung kembali untuk membantu Fara bangkit dari semua ini.
dulu di saat Fara sedang berada di situasi seperti ini, hanya dia yang slalu Fara temui untuk berbagi cerita.
tapi kini kemana Fara harus menemui
nya? Dimana dia sekarang?Huaaa pass nulisss kok malah pen nangis, kalian gmna udah nge feel belum?
See u next time
Thxuu all~
-salamSenja15
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFARA
Teen FictionSemesta yang membuat semuanya benar benar rumit. Hal yang sengaja di pisahkan malah di satukan kembali olehnya. Lalu kini mereka harus bagaimana? Haruskah melibatkan perasaan meraka dan menyatu? Ataukah menolak rasa yang tumbuh lalu saling menjauh...