mau sampai kapan kamu mengindar dari ku? Sampai aku pergi dan tak kembali lagi?
Happy Reading')
Brukkk
Suara orang terjatuh terdengar sangat nyaring di lorong yang sepi itu.
Jam sudah menunjukan 15.35 yang artinya semua murid sudah mulai pulang kerumah mereka masing masing.
"Shhh ajiggg pantat gw sakit huaaa," rengek nya dengan manja seperti akan mengeluarkan air mata.
Setelah rasa sakit nya perlahan mulai menghilang ia pun ia pun mencoba berdiri untuk melihat orang yang berada di hadapan nya saat ini.
Setelah berdiri matanya langsung memindai dari bawah sampai ke atas.
Ternyata yang menabraknya adalah seorang lelaki tampan namun memiliki ekspresi yang sangat datar. Ia adalah Alfa.
Alfa yang di tatap seperti itupun merasa risih, akhirnya ia pun berkata. "Ck, lebay."
Wanita yang sedari tadi masih terpesona oleh ketampanan Alfa pun tersadar dan segera merubah raut wajah nya menjadi seperti biasa.
Wanita itu adalah Queensha Qiana. ternyata dia sudah tertarik pada Alfa saat pandangan pertama.
Queensha yang tadinya ingin marah marah pun mengurungkan niatnya dan berubah menjadi senyam senyum tidak jelas.
Alfa yang melihat nya pun mengerutkan kening karna merasa aneh dengan sikap wanita yang berada di hadapannya ini.
"lu gila?" tanya Alfa to the point.
Dan ternyata perkataan itu membuat Queensha shock Cepat cepat ia merapihkan pakaian nya.
"Nama lo siapa?" ucap Queensha sembari menjulurkan tangannya pertanda ia ingin berkenalan.
Tetapi ternyata Alfa hanya melirik sekilas tangan yang melayang di udara itu lalu meninggalkan nya sendirian di sana.
"Ih sebel deh tuh cowok jual mahal banget, eh tapi kok gw kyk baru liat tuh anak, dia siapa ya?" ucapnya dengan lirih.
~
"motor nya kenapa neng kok di dorong?" teriak seorang bapak bapak kepada wanita yang tengah mendorong sepeda motor nya itu.
Ternyata dia adalah Fara. Tadi saat Fara sudah sampai di parkiran untuk pulang bersama motornya, ia melihat satu ban motor nya kempes dan banyak bekas sayatan pisau yang sangat dalam di sana.
Dengan berat hati akhirnya ia pun harus mendorong nya menuju ke tembat tambal ban yang lumayan jauh dari sekolah nya.
"Gapapa pak," jawab Fara dengan senyum tipis di bibirnya.
Setelah itu Fara pun kembali melanjutkan perjalannya menuju tempat tambal ban yang paling dekat.
5 menit kemudian ia pun sampai di tempat itu. Namun, naas nasib buruknya kini tengah menghampiri Fara.
Ternyata tempat tambal ban yang paling dekat di sana sedang tutup.
Fara yang merasa sangat kelelahan pun memakirkan motornya lalu ia duduk di emperan tempat tambal ban yang tutup itu.
Iya menyeka keringatnya yang bercucuran. Kedua pipinya sudah memerah sejak tadi karna terlalu lama terpapar oleh sinar matahari. Tenggorokan nya sakit, fara ingin membeli minuman namun untuk melangkah pun rasanya sangat lelah sekali.
Akhirnya iapun mengambil ponsel nya dari dalam tas sekolah nya. Ia ingin menelpon Jovan untuk membantunya.
Namun setelah di hubungi beberapa kali Jovan tidak mengangkat panggilannya.
Fara yang kesal pun akhinya berdiri dan mulai berjalan menuju pinggir jalan untuk menghentikan taksi.
~
"kayaknya gw kenal deh sama tuh cewe," ucap alfa di atas motornya.
Alfa pun menurunkan kecapatan laju motornya. dan tak lama kemudian, kini ia sudah berada di hadapan wanita itu.
Melihat seseorang berhenti dengan tiba tiba di hadapan nya Fara memundurkan badan nya satu langkah ke belakangan.
Ia bingung kepada orang yang berada di hadapnnya saat ini. Wajah nya tak terlihat karna tertutup oleh helm fullpace nya dan itu yang membuat fara bertanya tanya siapakah orang yang berada di hadapannya ini.
Alfa yang mengerti raut bingung yang Fara tunjukan pun mulai membuka helm nya.
"Hai." sapanya dengan senyuman yang sangat tipis.
Yesssss akhirnya bisa update, seneng deh kalo lagi smengat nulis gini teh hhe doain ya biar bisa terus konsisten gini wkwk.
See you next time
thxuu all~
-SalamSenja15
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFARA
Teen FictionSemesta yang membuat semuanya benar benar rumit. Hal yang sengaja di pisahkan malah di satukan kembali olehnya. Lalu kini mereka harus bagaimana? Haruskah melibatkan perasaan meraka dan menyatu? Ataukah menolak rasa yang tumbuh lalu saling menjauh...