"tanpa di sengaja kita bertemu, tanpa di minta kita di pisahkan"
Happy Reading')
"Far, tunggu dulu elah, buru buru amat sih gw mau ngomong nih" ucap Nayla dengan nafas yang tersenggal senggal karna dari tadi ia terus saja mengekori Fara yang berjalan dengan cepat.
"Bisa nanti gak sih nay ngomong nya? Galiat sikon banget sih lo, kita udah terlambat nih, bisa mampus kalo guru tau kita telat dateng 10 menit," jawab Fara dengan nada panik, tanpa menghentikan langkahnya.
"Ih nyebelin," dengus Nayla yang masih saja berusaha menyamakan langkah nya dengan langkah lebar Fara.
Dalam lima menit mereka berhasil melangkahka kakinya dari gerbang sekolah menuju kelas mereka. Namun, saat mereka tinggal lima langkah lagi menuju pintu kelas yang dari lima menit yang lalu mereka tuju, seseorang dari arah belakang memanggil nama mereka berdua, dan ternyata itu berhasil menghentikan langkah mereka.
"Hei ..., Kalian!" Teriak orang itu, yang suaranya sudah sangat tidak asing lagi di telinga Fara dan Nayla.
"Mampus!" Umpat mereka berdua di dalam hati masing masing.
Dengan perlahan mereka pun membalikan tubuhnya.
Derap langkah seseorang yang tadi memanggil nama mereka berdua pun terdengar di lorong yang saat ini sudah sepi karena jam masuk kelas sudah berlangsung sejak 7 menit yang lalu.
Nayla tidak berani menatap ke arah depan, dia hanya menundukan wajahnya sembari memegang erat tali ransel yang ada di sampingnya.
Berbeda dengan Fara, dia hanya menatap lurus ke arah orang yang kini sudah berada di hadapan nya. Dia sudah yakin pasti akan begini, mungkin karna sudah terbiasa dia sudah tidak merasa takut akan di hukum atau di marahi.
Ternyata orang yang tadi memanggil mereka berdua adalah seorang guru piket yang sedang bertugas hari ini. Dengan postur tubuh agak berisi lengkap dengan kaca mata bulat yang terpangpang manis di mata bulatnya. Kini, mata guru itu tengah menelusuri Fara dan Nayla dari ujung kepala sampai ujung kaki, setelah dari ujung kaki balik lagi sampai ujung kepala.
Setelah selesai memindai kedua murid nya itu, guru itupun menggeleng gelengkan kepalanya dan mulai berkata. "Fara, dan Nayla mari ikut saya ke ruang Bk!" Ucap guru itu tenang namun dengan nada yang penuh dengan penekanan.
"Sudah kuduga ...." Ucap Fara dengan nada yang sangat lirih.
Fara dan Nayla pun mulai melangkahkan kakinya mengikuti guru yang kini tengah melangkah di hadapan mereka.
Nayla semakin merasa ketakutan, pegangan tanganya pada tali ranselnya pun semakin erat seperti enggan untuk di lepaskan.
Fara yang menyadari tingkah aneh temannya itu hanya melirikan matanya dan setelah itu memutar bola matanya karena munurut Fara nayla terlalu lebay sampai baru di panggil ke ruang bk saja dia sudah gemetaran.
"Sans aja kali, gabakalan di makan kok," bisik Fara tepat di telinga Nayla.
Nayla terkesiap mendengar nya, cepat cepat ia menoleh ke arah Fara dengan raut wajah panik. Fara yang melihat ekspresi konyol Nayla pun seketika terkekeh geli, namun cepet cepat ia terdiam saat guru yang ada di depannya menoleh ke arah mereka berdua.
Nayla yang merasa di bodohi pun hanya Menekukan wajahnya sembari mendengus kesal pertanda jika mood Nayla sudah benar bebar hancur.
Huffff alhamdulilahhh bisa up lagii huaaaa sorry banget ya aku hiatus nya lama hiks soalnya lagi banyak tugas dan gak ada kood nulis'(
See u next time:^
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFARA
Teen FictionSemesta yang membuat semuanya benar benar rumit. Hal yang sengaja di pisahkan malah di satukan kembali olehnya. Lalu kini mereka harus bagaimana? Haruskah melibatkan perasaan meraka dan menyatu? Ataukah menolak rasa yang tumbuh lalu saling menjauh...