17- Si Pemilik Coklat

142 11 2
                                    

[sebelum baca, pastikan kalian sudah vote cerita part ini ya!]

-jadilah pembaca yang baik.-

AksaraRindu,
17| Si Pemilik Coklat.
.
" "Kenapa tuhan masih ciptakan ruang oksigen pada ku, kalo hidup ku tidak ada ruang untuk bernafas" - Rindu.
.
Baca nya Dirumah saja ya! And stay safe everyone!
.
Happy reading,

Di sebuah taman belakang sekolah pelita, dia sudah membawa pisau dan dia sudah ada di bawah pohon dengan menangis sedu. Dia mencoret pohon itu dengan pisau dan ada tulisan

" A love R "

Semakin ganas Rindu mencoret pohon itu, untuk melenyapkan tulisan itu. Entah mengapa rindu sangat benci hidup nya setelah melihat itu. Dan juga sangat benci yang mengusik nya. Tapi dia harus tetap menjadi orang lebih baik demi nenek nya.

"Rindu kangen mama papa.." lirih Rindu dengan menghentikan aksi nya lalu mencopot pisau nya itu. "Rindu butuh kalian,"

"Kenapa rindu harus hidup kaya gini, gada yang sayang sama Rindu. Gada yang mau Deket Deket sama rindu."

"Kenapa tuhan masih ciptakan ruang oksigen pada Rindu, kalo hidup ku tidak ada ruang untuk bernafas" dengan menekuk lutut nya dan menangis di bawah lutut yang di tekuk nya.

Tiba tiba satu sodoran Coklat yang membuat perlahan Rindu membuka mata nya dan melihat ke arah sang pemilik nya. Coklat yang selalu ia dapat selama ini. Dan coklat itu sama yang di bawa oleh sosok itu.

Aksara, membawa coklat itu.

"Aksara?" Aksara hanya ikut duduk di dekat Rindu lalu menyodorkan coklat nya itu. "Gue kemarin pernah ngomong, kalo Lo akan tau pemilik coklat itu."

Rindu masih bengong di tempat lalu dia menghapus air mata nya itu. "Pemilik coklat itu aksara?"

Aksara hanya berdiam lalu dia menggulum mulut nya dan mengangguk pelan.

"Tapi kenapa?"

Aksara hanya mengedikan bahu nya lalu dia menyuruh rindu mengambil coklat nya itu. "Ambil."

Perlahan dia mengambil coklat nya itu, dia membuka bungkus coklat nya itu dengan pelan.

"Waktu lo sekolah setelah opnam, gue yang kasih coklat itu ke lo. Gue masih kasih tau sebenar nya. Tapi ada mars,"

Rindu hanya mengangguk. lalu memakan nya dengan sedikit lahap, dan sangat telaten makannya.

"Dan itu dark coklat, ga bikin lo gendut." Ucapan Aksara membuat Rindu mengingat ucapan nya dulu jika dia bisa gemuk karna coklat, tapi ternyata ini dark coklat.

Aksara menatap pohon itu, sudah ada bekas goresan dan ada pisau di bawah, "lo ga berusaha bunuh diri kan?"

Rindu tertawa keras lalu dia menatap aksara yang menatap nya binggung. "AHAHA RINDU NGAKAK DEH, ORANG ITU PISAU DAN POHON UNTUK MELAMPIASKAN KEKESALAN NYA RINDU HAHAHA"

Aksara hanya mengangguk mengerti lalu dia menatap ke depan lagi. "Gue duluan."

Aksara sudah berdiri dan membersihkan celana seragam nya yang di belakang lalu pergi begitu saja, hembusan angin dari taman membuat rambut Rindu menyibak keras.

Desiran itu kembali datang lagi di tubuh Rindu, rindu tersenyum getir.

"Sekira nya, ini sangat berharga untuk gue Ra."

Dengan menikmati hembusan angin yang menyuak hebat.

-

Kini Rindu kembali dengan berjalan di koridor demi koridor. Dan sudah ada cacian maki di setiap koridor itu. Rindu hanya bisa menunduk dengan berjalan hati hati.

AksaraRindu. [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang