Malam itu, Taichi terlihat masih belum bisa memejamkan matanya. Ia benar-benar penasaran dengan kejadian siang ini.
"Mungkin aku memang harus bertanya pada Asagi"pikir Taichi
Ia bangun dari kasurnya dan buru-buru membuka pintu namun sang ayah masih ad diruang tamu. Ia tidak berani membangunkan Asagi malam-malam begini. Bisa-bisa sang ayah mengomelinya hingga pagi. Ingin mengirimkan pesan padanya, namun ia tahu Asagi selalu mematikan ponselnya sebelum tidur.
Ia benar-benar tidak punya pilihan lain selain kembali masuk kedalam kamarnya dan menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang.
"Mikado jelas-jelas bodoh, dan Asagi pembohong yang buruk. Mereka berdua pikir bisa membodohiku? Namun mengapa harus menyembunyikannya? Kasihan anak itu"pikir Taichi
Ia menoleh ke layar ponselnya sembari tersenyum lebar.
Rasa penasarannya kini hampir terjawab dan ia mulai memejamkan matanya.
Baru saja akan terlelap, malam ini masih sama seperti malam-malam sebelumnya... ia harus mendengarkan lagi tangisan Asagi.
Taichi hanya termenung dan mendengarkan hingga benar-benar tak ada suara yang terdengar, dan akhirnya ia pun terlelap.
Pagi itu Taichi berangkat ke sekolah seperti biasa. Setelah turun dari mobil dan sopirnya, yang tak lain adalah ayah Mikado itu pergi, ia langsung saja naik ke taxi yang sudah dipesannya sedari tadi.
Saat itu, Mizuki dan beberapa pelayannya terlihat tengah sibuk memandikan dan memakaikan pakaian untuk ketiga anaknya itu.
"Ramai sekali"Ujar Taichi sembari mencium anak-anak itu satu per satu
"'Mereka selalu seperti ini setiap pagi Taichi"Ujar Mizuki sambil tertawa namun kemudian ia sendiri terkejut
"Kau bolos????"tanya Mizuki
"Ya!"
"Taichi... mengapa harus membolos seperti ini?"tanya Mizuki
"Aku ingin mendengarkan kebenarannya"Ujar Taichi
"Taichi...lupakan saja... Setelah bayinya lahir, aku masih dapat menjaga anak itu"
"Nii-san, Asagi mungkin ingin mengurusi anak itu sendirian"Ujar Taichi pelan dan hampir tak terdengar
"Seperti saat ini Nii-san merawat mereka"Ujar Taichi sembari mencubit-cubit pipi Kiseki hingga ia menangis.
"Maaf ...Apa nii-chan mencubit terlalu keras?"Tanya Taichi sembari mengelus-elus pipinya
Mizuki akhirnya mengendong putranya itu sembari menciumnya.
"Tolong rapikan ini dan biarkan Minami dan Mikoto bermain di ranjang mereka"Ujar Mizuki pelan
"Baik Mizuki-sama"Ujar pelayannya pelan
"Kemarilah Taichi, Jika kau mencubit Mikoto, ia akan menangis sepanjang hari, apalagi Hikaru-san masih di kantor, ia hanya akan diam jika mendengar suara ayahnya"Ujar Mizuki
"Anakmu manja sekali nii-san"Ujar Taichi yang tadinya ingin mencubit Mikoto namun, ia bingung karena kedua anak laki-laki itu sama persis.
"Jadi, Mikado benar-benar ayahnya bukan?"tanya Taichi
Mizuki terkejut mendengarnya dan menoleh ke arah Taichi.
"Taichi...kau sudah tahu, mengapa masih bertanya bahkan hingga membolos seperti ini"Ujar Mizuki
"Mengapa harus menyembunyikan hal seperti ini, nii-san...apa ayah tahu?"Tanya Mizuki pelan
"Ayah orang pertama yang tahu dan menyembunyikan hal ini"Ujar Mizuki
KAMU SEDANG MEMBACA
FINAL IMPRESSION
RomanceSequel Totally Captivated Yanagisawa Asagi (17) terlanjur mengandung karena kejadian yang benar-benar bukan keinginannya. Hasekura Mikado (17) yang awalnya ingin menolong Asagi yang diculik Seiryuu Irie ( 29) malah jadinya ikut-ikutan diculik. Sete...