CHAPTER 25 [WRONG PERSON]

2.4K 376 17
                                    

Chuuya kini menatap sang ayah yang kelelahan dan terlelap di sofa itu sejenak, kemudian segera menarik selimutnya dan menutupi tubuh sang ayah.

"Ng?"

"Papa! Tidur"

"Kemarilah.."Ujar Irie sambil menggendongnya ke atas sofa kemudian memeluknya erat.

"Papa...Chuuya tidak bisa bernapas.."Ujarnya

Irie kembali membalikkan posisi mereka dan membiarkan Chuuya tidurnya diatas tubuhnya.

"Sudah bisa bernapas?"

"Ng... Sesak"

"Haaah... Padahal papa ingin sekali tidur dengan Chuuya"

"Ng... Itu...Futon saja..."Ujar Chuuya

Irie tertawa kecil mendengarnya dan segera menggendongnya ke Futon.

"Omega ayah..."Ujar Irie sambil sesekali menggelitikinya

"Padahal jika mereka tidur seperti itu... Akan sekalian aku membunuh keduanya"pikir Mio

Ia menuju ke dapur meraih pisau dapur dan segera  mengikuti keduanya.

Irie yang baru saja menidurkan Chuuya itu kini menatap Mio yang juga menatapnya.

"Apa?!"tanya Irie

Mio langsung saja mengeluarkan pisau itu sembari berusaha ingin menikam perut Irie, namun Irie menghindar dengan cepat dan hanya menggores baju dan pinggang Irie.

"Kau...benar..benar..."

Irie kini menendang pisau itu kemudian segera menggendong Chuuya.

"Ibumu ...gila"Ujar Irie

Rasa kesal sekaligus sedih kini bercampur jadi satu. Bimbang dan tak tahu lagi harus bagaimana.

Ia hanya bisa pasrah dan keluar dari kamar itu kemudian mengunci Mio dari luar.

"Papa..."

"Jangan menangis...papa belum mati"Ujar Irie

Ketika Irie mendudukan anak itu ke Sofa, Chuuya langsung saja turun dan mengambil kotak P3K di dapur.

"Chuuuya..

"Papa...sakit?"

"Papa baik-baik saja"Ujar Irie pelan sambil memangkunya dan memeluknya erat.

"Tidurlah..."Ujar Irie pelan

.

.

.

"Halo...ini aku. Ayah, aku sudah tidak bisa lagi mengendalikannya. Ia semakin gila... Ia bahkan berusaha membunuhku dan Chuuya."Ujar Irie pelan

"Putriku itu...haaah..bawa Chuuya kembali. Kirimkan Mio ke rumah sakit Jiwa esok"Ujar Ayah Mio pelan

"Aku akan membesarkan putraku. Aku akan mengirimkannya ke rumah sakit Jiwa malam ini juga"ujar Irie pelan

"Ia putriku!! Anak itu adalah cucuku!!"

"Namun Mio tidak mengakuinya. Aku ingin berbaikan dengannya, jika saja ia mau lebih terbuka menerimaku dan Chuuya... Ku akui ini salahku....salahku karena, terlalu terobsesi pada Asagi...hanya..

"Kau boleh melakukan apa saja padanya. Asalkan, kau membawa Chuuya kemari!"

"Maafkan aku.."Ujar Irie sambil menutup teleponnya.

"Papa?"

Irie menatapnya sejenak kemudian segera menghampiri sosok kecil yang tadinya terlelap di sofa itu.

FINAL IMPRESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang