24. Wrong!!

2K 211 123
                                    

Selepas Al terbangun dari tidurnya semalam, dia ingin sekali rasanya bertemu dengan Yuki.

Timbul pertanyaan menghinggapi hatinya, yang memerlukan penjelasan dari seorang Yuki. Karena jika bertanya lewat telepon, rasanya Al kurang lega, terlebih Yuki biasanya suka menjawab seenaknya seperti dirinya.

Sedekat apakah Yuki dengan Ranggaz? Al tidak sekali dua kali mengetahui Yuki dan Ranggaz bertemu hanya berdua. Saat dirinya di London pun mereka kerap bertemu, namun Al menganggapnya berteman biasa.

Mungkinkah mereka .... ?? We don't know!

Semalaman Al tidak mendapatkan jawaban dari orang yang dihubunginya. Dan siang ini tiba-tiba ia berinisiatif untuk keluar rumah.

"Bunda, Al mau keluar bentar yaa?" pamit Al pada bundanya yang sedang di dapur.

"Mau kemana?? Gak ada! Tetep di rumah aja Al" perintah bunda Maia.

"Pleasee bunda, aku bawa handsanitizer dan masker kok, boleh ya? Pleaseeee?!" Al memohon pada sang ibunda.

"Mau kemana sih?"

"Ke Cibubur bentar doang, boleh yah?"

"Gak usaahhh!!!" Bunda Maia memasang muka marah menatap Al.

"Yaahh ... Bunda!!" Al membalikkan tubuhnya dan berjalan ke ruang tv.

"Kamu tahu kan, kalau wabah ini semakin hari makin bertambah, bunda aja rela gak ketemu daddy demi menjaga kesehatan kita semua, ayolah ... Patuhi aturan yang ada. Kita #dirumahaja sementara waktu, biar memutus penyebaran virus corona" bunda Maia menyusul Al duduk di sofa ruang tv.

"Huff ... Iya bunda, Al balik ke kamar dulu kalau gitu" Al kemudian beranjak dari sofa untuk kembali ke kamar.

"Kamu mau ketemu Yuki?" tanya bunda Maia.

"Iya tadinya, karena ada sesuatu yang mesti diselesaikan" Al menginjak tangga pertama.

"urusan apa?" bunda Maia mendekati Al.

"Ada lah bund, ntar aja kalau kelar aku ceritain. Yaudah Al ke atas dulu" Al melanjutkan naik tangga.

"Kan bisa lewat telepon atau videocall? Toh biasanya juga gitu kan?" Bunda Maia melongok di bawah tangga.

Namun tidak ada jawaban dari putra sulungnya.

Yup! Al sudah sampai di depan kamarnya. Tanpa niat membalas pertanyaan sang bunda, ia pun masuk dan mengunci pintu kamarnya. Mungkinkah ini bentuk protes Al kala keinginannya tidak disetujui? Ia merebahkan tubuhnya dan mengambil ponselnya.

"Kenapa gak di bales sih!" gerutunya.

Sembari menunggu jawaban dari chat yang ia kirimkan, Al membuka akun instagram Yuki, dan menscroll foto dimana Yuk dan Ranggaz ke Singapore hanya berdua untuk menjenguk sahabat mereka, Vidi Aldiano.

"Kalian ini pacaran gak sih? Anjiir lah bikin gue emosi campur galau gini" Al tampak frustasi dengan pertanyaan yang mengganggu pikirannya sejak semalam.

Al ingin bertanya langsung pada Yuki, tapi bunda Maia melarangnya keluar rumah. Tanpa terasa matanya mulai sayup dan ponsel ditangannya terjatuh di kasur. Al tertidur bersamaan dengan hatinya yang gelisah.

The Journey Of ALKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang