BAB 3 | MY DESTINY

307 95 76
                                    

HALO SEMUA.

GIMANA NI KABAR KALIAN?

UDAH DI MASUKIN KE PERPUSTAKAAN BELUM?

KALO BELUM MASUKIN YUK BIAR ENGGAK KETINGGALAN NEXT PARTNYA.

SEBELUM KALIAN BACA VOTE DULU BIAR ENGGAK LUPA , DAN JANGAN LUPA JUGA RAMAIKAN YA.

HAPPY READING GAYS❤️


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



RUMAH SAKIT



•••••



Mereka tertinggal jauh langsung berlari mengikuti beberapa petugas rumah sakit yang sedang mendorong stretcher tandu ambulan dengan cepat dan berhenti tepat di depan pintu UGD sudah tertutup. Kelvin terduduk lemas di kursi tunggu yang disediakan bersama Bu Lala, sementara Putri berdiri memandang pintu yang tertutup rapat dan Bilqis yang bergerak ke sana kemari seperti setrikaan sesekali menggigit kuku untuk menahan rasa tangis ingin pecah kembali.

"Put, gue takut," cicit Bilqis sudah berdiri diam di samping Putri.

Putri mengalihkan tatapannya, mengelus pundak Bilqis. "Berdo'a ya?" ujarnya di balas anggukan.

Bu Lala berdiri dari duduknya. "Ini Ibu menghubungi kedua orang tua Meera, tapi tidak aktif. Coba tolong Ibu ya Bilqis atau Putri nanti untuk kembali hubungi orang tua Meera agar mereka bisa ke sini,"

"Bilqis enggak bisa Bu, enggak ada pulsa paketan apalagi pulsa biasa."

"Putri?"

"Terlalu sibuk bu mereka sebagai orang tua, enggak ada waktu buat mengangkat telepon yang enggak penting kaya gini, mending juga paketan saya buat kabarin doi."

Pada hakikatnya orang tua Meera hanya bisa melantarkan anak. Gadis itu bertahan juga karna masih di beri hidup oleh Tuhan. Mendengar Meera ingin istirahat buat Putri merasa abu-abu dengan pikirannya.

"Kamu itu ngawur, mana ada orang tua seperti itu Putri, sejahat apapun orang tua kalau tau anaknya sakit pasti mereka akan khawatir."

"Ada Bu, ada. Contohnya mereka, sudahlah Bu enggak perlu susah-susah, ada saya dan Bilqis yang bisa jaga Meera." Kesal Putri mendudukkan dirinya, "kalau Ibu masih ngotot hubungi orang tua Meera, suruh Kelvin. Jangan saya ataupun Bilqis."

"Dia mana tau nomor orang tuanya,"

"Ya kasih tau lah bu, susah amat."

"Kamu itu sahabat Meera, apa susahnya si cuma bantu ibu, nak."

"Hati saya yang susah bu, ibu tinggalin aja pesan, udah gitu beres."

"Bener-bener kamu Putri."

Percekcokan mereka berhenti saat pintu UGD terbuka, menampakkan laki-laki paruh baya dengan stelan jas putih dokter bername tag Drs. Bagas Aditya lengkap dengan alat stetoskop menggantung dileher.

Mereka merapat bersiap mendengar penjelasan dari sang dokter.

"Keluarga pasien?"

"Maaf sebelum nya, Dok. Keluarga pasien tidak bisa saya hubungi, tapi saya wali kelasnya. Apa saya boleh tau bagaimana keadaan Meera selaku murid saya?"

Dokter Bagas mengangguk. "Saat ini pasien masih terpengaruh obat, butuh waktu untuk siuman dan kami akan segera memindahkan pasien ke ruangan."

"Ah, syukur Alhamdulillah kalau seperti itu," mereka bernapas lega.

"Tapi ada yang ingin saya sampaikan, bisa anda ikut ke ruangan saya?"

Bu Lala mengangguk setuju, sebelum pergi Bu Lala menginstruksikan pada Bilqis, Putri, dan Kelvin agar tetap disini sampai Meera dipindahkan ke ruangannya.

"Saya ikut ibu." Suara Kelvin terdengar kecil.

"Ibu tidak perlu ditemani kamu Kelvin,"

"Dih, geer." Cetus Kelvin membuat Bu Lala merengut mendengarnya.

"Mari." Kini suara Dokter Bagas menyadarkan mereka lalu berjalan terlebih dahulu.

"Bu, satu kali."

"Privasi Kelvin."

"Saya mohon."

Bu Lala membuang napas kasar, sebelum menjawab ia melirik Putri dan juga Bilqis yang ternyata sedang melamun entah apa yang mereka pikirkan, "awas privasi Meera kamu bocorkan, ayo cepat." Bisik Bu lala berjalan mengikuti sang Dokter yang sudah mulai menjauh.

"Mau kemana Lo, Vin?" Tanya Putri saat matanya menangkap pergerakan laki-laki itu.

"Kencing, mau ikut?" Kelvin berkata seperti itu dengan suara datarnya.

"Najis."


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



GIMANA PART KALI INI? SEMOGA SUKA YA.

AKU BARU AJA NGEREVISI CERITA MY DESTINY, HUHUHUHU... MAAF BANGET NIATAN AKU BARU KEKUMPUL.

JADI PEMBACA LAMA AKU ATAUPUN KALIAN YANG SUDAH MASUKIN CERITA INI KE PERPUS KALIAN DI BACA ULANG YA!
ALUR NYA LEBIH ENAK DI BACA, SEMOGA KALIAN SUKA YA!

OH YA.

SUDAH PADA VOTE BELUM? YUK YANG BELUM JANGAN LUPA VOTE.

JANGAN LUPA BANTU UNTUK SHARE CERITA INI YA, CERITA YANG MENURUT KALIAN SUKA KE SEMUA SOSIAL MEDIA YANG KALIAN PUNYA.

BOLEH SHARE KE TEMAN, SAHABAT, DOI, MANTAN DOI, ADEK, KAKAK, EMA, BAPAK, SEMUA NYA BOLEH DEH. wkwkwk

TERIMAKASIH BANYAK UNTUK KALIAN YANG SUDAH MELUANGKAN WAKTU BACA DAN MEMBERIKAN APRESIASI BERUPA VOTE DAN COMENT. LV❤️

TERIMAKASIH JUGA UNTUK KALIAN YANG SUDAH MELUANGKAN WAKTU BACA DAN BELUM TERBIASA UNTUK MEMBERIKAN APRESIASI. (semoga cepat dapat hidayah ya 。◕‿◕。)

My Destiny [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang