HALO SEMUA.
GIMANA NI KABAR KALIAN?
UDAH DI MASUKIN KE PERPUSTAKAAN BELUM?
KALO BELUM MASUKIN YUK BIAR ENGGAK KETINGGALAN.
SEBELUM KALIAN BACA VOTE DULU BIAR ENGGAK LUPA.
DAN JANGAN LUPA JUGA RAMAIKAN YA.
HAPPY READING GAYS❤️
DUNIA INI PENUH DENGAN PEMBOHONG
"Gue takut keluarga gue hancur, Put .... " Isak tangis Bilqis memenuhi ruang kelas yang masih terlihat sunyi dan kosong. Matahari yang belum sepenuhnya naik, begitu pula langit yang masih sedikit gelap. Saat ini Putri dan Bilqis memutuskan untuk datang bersama pagi-pagi buta. Ternyata bukan hanya Meera yang memiliki permasalahan keluarga, mereka juga. Anak remaja yang dipaksa turut adil dalam permasalahan keluarga yang dasarnya diciptakan oleh orang tua.
"Gue juga takut Meera kenapa-kenapa." Sambung Bilqis menatap kosong ke arah papan tulis di depan sana, membuat Putri menghentikan sejenak perdebatan diotaknya.
Ya, mereka sudah mengetahui tentang Meera kembali di rawat, permasalahan kali ini berbeda. Kelvin baru saja mengabari mereka semalam kalau Meera dalam keadaan kritis. Itu yang buat Bilqis lebih terpukul dari masalah keluarga nya saat ini.
Entah takdir sedang berencana apa mereka pun tidak tau selain menyerahkan diri.
Putri merangkul Bilqis, mengusap lengannya pelan. "Bil, permasalahan yang lebih besar dari sebelumnya aja udah lo lalui dengan baik, kali ini permasalahannya enggak jauh beda dari sebelumnya. Gue yakin keluarga lo akan baik-baik aja dan lo harus percaya juga kalau Meera bisa melewati masa kritisnya, kita di sini bantu doa buat dia, kasih dia semangat." Kata Putri seolah dirinya baik-baik saja, namun kenyataan tidak. Dia juga merasakan hal itu, takut kehilangan.
Orang di luar sana boleh mengira Putri sosok gadis acuh dengan sekitar, namun apa mereka tau? Kalau sosok acuh itu kini ada perasaan takut yang menghantui, perasaan yang sangat ia benci setelah dua minggu terakhir.
"Gue selalu berdoa ke Tuhan semoga kedua orang tua gue diberi kesehatan sehingga gue bisa punya keluarga utuh, tapi gue lupa meminta untuk memberi kesehatan dan kebahagiaan pula ke orang sekitar gue." Bilqis, merutuki panjatan doa yang selalu ia mohon kala ibadah. Doanya memang belum terkabul penuh akan tetapi doa yang ia panjatkan tidak meminta secara detail.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny [REVISI]
Teen Fiction[ BEBERAPA PART DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM DI BACA, TERIMAKASIH SEMUA]. - Aku hanya seorang gadis, menuntut kebahagiaan dalam hidup. - Pada kenyataannya, dunia ini bukanlah cerita novel atau cerita orange. Tak ada akhir bahagia tanpa ketentuan...