BAB 7 | MY DESTINY

201 75 34
                                    

HALO SEMUA.

GIMANA NI KABAR KALIAN?

UDAH DI MASUKIN KE PERPUSTAKAAN BELUM?

KALO BELUM MASUKIN YUK BIAR ENGGAK KETINGGALAN NEXT PARTNYA.

SEBELUM KALIAN BACA VOTE DULU BIAR ENGGAK LUPA, DAN JANGAN LUPA JUGA RAMAIKAN YA.

HAPPY READING GAYS❤️


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



NYAMAN ITU JEBAKAN



•••••



🦋🦋🦋

Apa aku mencintainya atau aku sekadar menyukainya? Entah, biar waktu yang menjawab
karna aku sendiri pun bingung dengan perasaan ini.
Ternyata nyaman itu jebakan.

🦋🦋🦋




Hari ke-4 di rumah sakit.

"Morning Sweety." Baru saja membuka mata sudah disambut pelukan dari sang Momy, biasanya dia yang memeluk, itu pun meluk guling bukan orang tuanya.

Meera tersenyum senang, "Morning, Mom."

"Gimana keadaan kamu, merasa lebih baikkan sekarang?" Fandi sudah mulai merubah sikap dingin secara perlahan.

"Sudah,"

"Syukurlah." Mengusap kepala sang putri. "Kamu sedang ingin makan apa? Bilang ke Dady,"

Tuhan ...

Ini yang aku inginkan selama ini ...

Rasa hangat yang ia nantikan sejak dulu akhirnya sedikit demi sedikit terkabul.

Gadis itu mengetuk-ngetuk dagu, berpikir keras. "Enaknya apa yaa?"

Fandi melihat itu tertawa. "Jadi apa yang kamu mauu?"

'Keluarga seperti ini Dad,'

"Aku mau hamberger, iya hamberger yang jumbo itu loh Dad." Jelas Meera memeragakan
sebutan jumbo dengan kedua tangan.

Manda hanya memandang dua orang itu dalam, 'aku harap kamu sudah memutuskan, mas.'

"Kalau begitu Momy dan Dady pergi membelikan kamu dulu, jadi kamu diam aja di sini, oke?"

"Siap Kapten." Sambil memeragakan hormat.

"Putri Dady pintar."

My Destiny [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang