HALO SEMUA.
GIMANA NI KABAR KALIAN?
UDAH DI MASUKIN KE PERPUSTAKAAN BELUM?
KALO BELUM MASUKIN YUK BIAR ENGGAK KETINGGALAN NEXT PARTNYA.
SEBELUM KALIAN BACA VOTE DULU BIAR ENGGAK LUPA, DAN JANGAN LUPA JUGA RAMAIKAN YA!
HAPPY READING GAYS❤️
MEREKA YANG ASING SAJA PEDULI, KENAPA YANG DEKAT TIDAK?
•••••
Meera terbangun, menyesuaikan retina mata pada sinar matahari. Ternyata sore kemarin dia tertidur sangat pulas sampai tidak mendusin malam harinya. Saat ingin bangun dari tidur, tangan kanannya terasa digenggam oleh seseorang. Gadis itu menatap Kelvin yang masih tertidur dengan menggenggam tangannya.
"Ternyata Kelvin masih di sini," ucapnya pelan. "Apa badan dia enggak pegel tidur begitu?" kali ini raut wajah Meera merasa bersalah.
"Momy apa masih belum ke sini juga?" Mengedarkan pandangan ke penjuru ruangan,
berharap kali ini harapan ia tidak pupus. Namun, nahas semua masih sama seperti kemarin, hanya ada kita berdua di ruangan pagi ini."Orang tua yang membuat janji akan perbaiki semua, tapi mereka pula yang merusak janji itu. Gue sadar kalau mereka kerja cari uang buat kehidupan gue, tapi gue sebagai anak enggak butuh itu, gue butuh kasih sayang mereka, waktu mereka. Bukan menetap, membuat kata bualan, lalu pergi begitu aja, dan datang meminta maaf lagi." Terlihat sekali kalau gadis itu sudah muak dengan suasana ini. Kapan semua berakhir manis. Tersadar dari lamunan saat tangan Kelvin tiba-tiba saja bergerak, dengan cepat Meera memejamkan mata kembali seolah dia tertidur.
"Udah pagi ternyata." Suara serak milik Kelvin terdengar. Kelvin melamun sejenak mengumpulkan nyawa. Lalu melirik ke arah tempat gadis itu. "Hati masih tidur, gue pikir udah bangun,"
Di pikir Meera, laki-laki itu akan pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya, akan tetapi ....
Suara kecupan cukup terdengar antara jarak mereka yang berdekatan. Kelvin, laki-laki itu
baru saja mencium punggung tangan Meera yang sedari tadi digenggamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny [REVISI]
Teen Fiction[ BEBERAPA PART DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM DI BACA, TERIMAKASIH SEMUA]. - Aku hanya seorang gadis, menuntut kebahagiaan dalam hidup. - Pada kenyataannya, dunia ini bukanlah cerita novel atau cerita orange. Tak ada akhir bahagia tanpa ketentuan...