HALO SEMUA.
GIMANA NI KABAR KALIAN?
UDAH DI MASUKIN KE PERPUSTAKAAN BELUM?
KALO BELUM MASUKIN YUK BIAR ENGGAK KETINGGALAN NEXT PARTNYA.
SEBELUM KALIAN BACA VOTE DULU BIAR ENGGAK LUPA DAN JANGAN LUPA JUGA RAMAIKAN YA!
HAPPY READING GAYS❤️
I'M TIRED
🍁🍁🍁
Ada masanya rumah bukan lagi tempat ternyaman yang layak untuk dirasakan seperti dulu, bukan lagi tempat berkumpulnya rasa kasih dan juga sayang, melainkan hanya pengungsi sesaat.
🍁🍁🍁
"Keluar kamu dari rumah ini!" Teriakan Amanda cukup diselimuti emosi, Meera yang sudah membuka pintu cuma bisa menghela napas lelah. Entah berapa kali setiap menyaksikan ini hati dia berdenyut nyeri, mau sekuat apa pun anak mencoba perbaiki kesalahan yang bahkan bukan diperbuat oleh dirinya itu akan susah jika mereka saja si biang masalahnya terus menerus bertengkar tiada ujung. Karna mau bagaimana pun dia perbaiki, retakan-retakan ini sudah tidak bisa disatukan. Terlalu rusak untuk disatukan dan terlalu hancur untuk diperbaiki.
"Kenapa tidak kamu aja yang keluar?!" Suara Fandi tak ingin kalah juga. Laki-laki paruh baya itu masih memakai seragam kantor, hanya saja jas hitamnya sudah dilepas, yang tersisa kemeja digulung sampai siku dan dasi yang masih tergantung apik di leher ya meski sudah longgar.
"INI RUMAH AKU."
"Kamu memang egois Amanda, oke! Saya keluar." Putus Fandi merampas jas yang tersampir dikepala sofa dan juga tas kerja, lalu membalik tubuh untuk keluar dari rumah, namun baru satu langkah, kaki itu berhenti.
"Princess?"
Meera menggeser tubuhnya ke samping, seolah memberi ruang jalan untuk sang Dady yang ingin memutuskan keluar rumah ini. "Mau keluar, kan? Silakan."
Amanda juga ikut terpaku. "Meera ini enggak seper ---"
Gadis itu mengangguk. "Iya ini enggak seperti yang aku lihat, itu kan yang mau Momy katakan lagi? Harus berapa kali Momy bilang begitu ke aku yang jelas-jelas aku udah lihat dengan mata kepala aku sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny [REVISI]
Novela Juvenil[ BEBERAPA PART DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM DI BACA, TERIMAKASIH SEMUA]. - Aku hanya seorang gadis, menuntut kebahagiaan dalam hidup. - Pada kenyataannya, dunia ini bukanlah cerita novel atau cerita orange. Tak ada akhir bahagia tanpa ketentuan...