Kebohongan pertama

909 52 0
                                    

Malam sudah larut dan di luar sudah sepi. Di dalam kamar Hinata sudah menyiapkan semuanya.

Pakaian dan dandanan terbaiknya.
Dengan ponytail dan leather jacket hitam. Sumpah, ini bukan gayanya tapi hanya kali ini. Malam ini saja.

Hinata sudah memantapkan hati. Tidak ada kata kembali.

Sepatu heels hitam yang hampir tak pernah terpakai sekarang sudah ada di tangannya. Dia menghembuskan nafas untuk kesekian kali. Mentralkan detak jantungnya yang tak karuan dari tadi.

Hinata mencoba tidak bersuara. Membuka jendela dalam kamarnya. Ups, kamarnya ada di lantai dua bagaimana dia akan turun. Dia melemparkan tas dan sepatu ke tanah.

Bugh!! "Aww".. Sepatunya mengenai seorang pemuda berambut pirang, dengan senyum secerah matahari. Ternyata ada seorang pemuda yang sudah menunggunya daritadi. Pemuda itu memegangi dadanya yang tak sengaja terkena lemparan sepatu.

Dia melihat keatas, kearah gadis yang ditunggunya malam ini. " Hay, baby " sambil tersenyum dengan wajah yang menawan.

"Sstt" hinata memberi kode pada pujaannya agar tak membuat keributan.

"Lompatlah, aku akan menangkapmu" janji pemuda itu. Dia menengadahkan tanggannya. Bersiap menangkap hinata.

Hinata menghembuskan nafas lagi, mencoba meyakinkan dirinya lagi. "Maafkan aku ayah! Kumohon hanya untuk malam ini" bisiknya lirih. Dan dia melompat ke dalam pelukan sang pemuda.

Mereka terjungkal ke tanah dan terkikik bersama.

"Halo bidadari cantik yang jatuh dari lantai dua" bisik pemuda itu disela sela kikikan.

"Hai Naruto" jawab Hinata lirih menahan malu tersipu.

Ya!! Nama pemuda itu Naruto. Naruto dengan berjuta pesona. Pemuda yang menjadi pangeran pesta, yang hanya mengerti tentang bersenang senang. Pemuda yang entah bagaimana bisa membuat Hinata berani melanggar perintah ayahnya.

"Ayo!!" ajak sang pemuda, membangunkan bidadari yang cantik yang berada di pelukaannya untuk segera bangkit dan beranjak. Menggegam tangan sang gadis dan membawakan tas sang gadis di tangan satunya.

Sedangkan Hinata tidak bisa menahan rona merah di pipinya. Rasa hangat akan genggaman pemuda itu seperti menyebar ke seluruh tubuhnya.

Dengan satu tangan yang masih menenteng sepatu yang belum ia kenakan.

Mereka berjalan dengan cepat melintasi taman belakang kediaman keluarga Hyuga.

"Aku mohon kali ini saja Kami sama. Tolong bantu aku. Semoga tidak ada yang tahu" bisiknya dalam hati.

Motor orange kebanggaan pemuda itu di parkir di sebelah pagar belakang taman. Hinata tersenyum puas saat ia sudah mencapai motor. Ini adalah malamnya dan dia sudah berjanji.

Hinata sudah menjadi anak gadis yang baik, penurut, dan berusaha menjadi kebanggan ayahnya. Bahkan di setiap detik hidupnya Hyuga Hiashi adalah segalanya. Tapi untuk malam ini dia akan egois.

Naruto sudah bersiap diatas motornya, ditemani Hinata yang sudah siap di boncengannya.

Naruto mengarahkan kedua tangan mungil Hinata untuk memeluk pinggangnya. "Pegang yang erat baby! Aku akan mengebut" dan dengan segera Hinata mengeratkan pegangannya. Jantungnya berdegup tidak karuan. Wangi citrus semakin menguar dari pemuda pirang itu.

Bruuummm!!!
Dalam sekejap motor yang mereka kendarai sudah membelah malam Tokyo yang ramai. Ramai akan pesta pora. Menikmati hidup di dunia malam.

Angin berhembus kencang menerpa kulit putih gadis itu. Rambutnya yang hitam keunguan tertiup angin malam. Udara malam hari ini cukup dingin untuknya, walau sekarang dia sedang mengenakan leather jacket. Hinata mencoba menikmati setiap moment ini. Dia tersenyum bahagia.

Sweet NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang