Kepergian Kesepuluh

300 30 1
                                    

Dan setelah sedetik yang seperti selamanya. Mereka bergerak pelan penuh irama dan geraman serta lenguhan yang mewarnai kamar temaram itu malam ini.

Mereka bergerak saling mengisi sampai Hinata mencapai beberapa kali puncaknya sedangkan Naruto dengan sangat perhatian membiarkan Hinata menikmatinya hingga tiba saatnya mencapai pelepasan yang panjang dan puas.

Naruto melepas di dalam Hinata, menggeramkan betapa indahnya Hinata dan mengalunkan kata cinta entah itu disadari olehnya atau tidak.

~~~~~~~~~

Matahari pagi mulai bersinar. Begitu pula suara burung di laut yang ikut memanggil alam untuk bangun. Naruto terbangun saat merasakan hawa dingin meraba kulitnya. Meraba ke sebelahnya, merasakan kosong di sisinya. Rupanya Hinata sudah bangun lebih dahulu.

Ya, Naruto tak kembali ke kamarnya setelah percintaan mereka semalam. Dia memilih untuk memeluk Hinata semalaman daripada harus meninggalkannya. Bukan karena lelah untuk beranjak pergi tapi rasa sayang lebih menyelimuti hatinya. Tak ingin meninggalkan Hinata.

Naruto beranjak dari tempat tidur, berusaha mencari Hinata. Dan dia mendengar suara gemericik air dalam kamar mandi. Naruto menduga itu adalah Hinata. Senyumnya mengembang penuh.

Memikirkan dengan senyum penuh kepuasaan bagaimana bila ikut bergabung saja dengan Hinata. Mereka berdua telanjang menikmati pancuran bersama. Atau mungkin berakhir dengan dia yang menikmati Hinata di bawah pancuran.

Naruto masuk tanpa ragu ke dalam kamar mandi dengan senyum yang tak ada habisnya. Menggeser pelan pintu kaca itu, menampilkan siluet Hinata yang sedang terduduk di lantai ditemani air shower yang mengguyur dirinya.

Senyum di wajahnya menghilang dengan segera. Berganti dengan kepedihan di hatinya. Melihat bidadari tampak tak berdaya. Tanpa bisa berkata, Naruto menghela nafas dan segera memeluk tubuh mungil itu.

"Naru.." Hinata terkaget. "Ada apa?" tanyanya bingung karena Naruto tiba tiba datang memeluknya.

"Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf" kata Naruto tepat di telinga Hinata. Kata katanya semakin lirih dan sendu dibarengi dengan pelukan Naruto yang menggerat.

Hinata pun membalas memeluk Naruto. "Kau basah" katanya melihat Naruto yang masih mengenakan celana pendeknya ikut terguyur air shower.

"Apapun akan kulakukan, selama itu bersamamu Hinata jadi kumohon bertahanlah disisku" jawab Naruto.

Naruto mengangkat wajah Hinata untuk menghadap padanya, menyatukan dahi mereka. Dan memberi kecupan ringan untuk bibir indah Hinata.

"Baiklah.. Sekarang setelah aku basah. Maka kau harus memandikanku" kata Naruto dengan senyumnya. Senyum indah Naruto adalah senyum yang tak bisa ditolak oleh Hinata. Senyum itu akan selalu menghangatkan hatinya.

Dan dimulai pagi mereka dengan acara mandi bersama di bawah guyuran shower selama beberapa puluh menit yang di isi dengan gelak tawa bahagia.

=====

Pagi itu Naruto dan Hinata sarapan berdua dengan tenang, tak banyak bicara hanya diganti dengan sentuhan sentuhan ringan. Hinata dengan setia menyiapakan makanan untuk Naruto. Meladeninya seperti istri sempurna.

Dan setelahnya, hari itu di isi dengan menonton drama romantis, membaca buku berdua, sedikit menghabiskan waktu berbincang dengan para maid, lalu melanjutkan dengan bermain di pantai.

Selama sisa hari itu tak hentinya Naruto yang menatap memuja ke arah Hinata. Mencuri sedikit kecupan manis untuk dirinya juga, yang mau tak mau membuat wajah Hinata bersemu.

Dilanjutkan dengan makan malam romantis di malam hari. Malam ini adalah giliran Hinata yang berada dalam kamar Naruto.

Hinata tentu tak setuju begitu saja, tapi Naruto menculiknya saat Hinata selesai dengan mandi malamnya.

Sweet NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang