Kemustahilan Kelima

271 28 1
                                        

Narutolah yang terlihat paling bahagia, dia langsung menatap Hinata dengan mata memujanya. Seakan beban di pundaknya telah terangkat. Melihat bagaimana Hinata begitu cantik hari ini.

Sedangkan dua anggota keluarga Hyuga yang sedari tadi tak ikut bicara hanya memandang Naruto yang tidak bisa mengalihkan perhatiannya pada si sulung Hyuga. Melihat bagaimana seorang pemuda yang terlihat bodoh karena cinta.

Dan bagi Tsunade ini adalah awal rencananya.

~~~~~~~~~~

Hall dalam gedung Namikaze corp. hari ini terlihat padat. Banyak wartawan dan media sedang berlalu lalang mempersiapkan tempat masing masing. Menurut kabar yang beredar. Pemimpin Namikaze akan menggelar konferensi pers mengenai penerus perusahaan Namikaze corp.

Semua media gempar berebut berita. Kesempatan ini tidak boleh di lewatkan. Pasalnya penerus Namikaze , yaitu Naruto Namikaze sudah menghilang dari media dan berita bisnis beberapa tahun ini.

Bila kali ini pemimpin Namikaze corp. yaitu Tsunade - sama membawa berita tentang penerus perusahaan maka kemungkinan hanya dua. Naruto akan kembali atau Naruto akan di coret dari kartu keluarga Namikaze.

Sedangkan di tempat lain ada Naruto yang sedang bersiap. Didampingi oleh Kakashi dan Iruka. Tsunade sedang duduk dengan tenang di sofa empuk. Juga hadir Hinata yang tampak anggun kali ini, memakai kimono modern dengan rambut yang disanggul di bawah. Membuatnya terlihat dewasa. Tapi tentu saja dia tak sendiri. Neji, sepupunya ikut menemani.

Mereka menunggu aba aba untuk konferensi pers.

====

Seminggu yang lalu setelah kepulangan keluarga Namikaze dari kediaman Hyuga. Tsunade duduk dalam mobil dengan memejamkan mata. Dia tampak lelah.

"Naruto" panggilnya dengan mata yang masih terpejam. "Ya,nek" jawab Naruto yang sepertinya sedang dalam suasana riang.

"Aku sudah memenuhi janjiku padamu, bukan?" tanyanya lirih. Mungkin dia sudah sangat lelah. Naruto melihat neneknya. Memandangnya penuh kasih sayang.

"Ya, nek" jawabnya lembut kali ini. "Ada apa?" tanya Naruto tahu bahwa neneknya akan mengatakan sesuatu.

"Hmm, sekarang giliranmu untuk memenuhi janjimu padaku." pintanya. "Kembalilah kerumah! Jadilah Namikaze Naruto! Cucuku yang kusayangi." kata Tsunade sambil menolehkan kepala menghadap Naruto disebelahnya.

Seumur hidupnya Naruto tak pernah melihat neneknya serapuh ini. Apakah selama ini neneknya berjuang keras sendirian? Apakah dia menjadi anak durhaka karena selalu menyusahkan nenek? Selama ini dia hanya berlari dari kenyataan sedangkan keluarganya berusaha keras melindunginya.

Naruto memeluk tubuh neneknya. "Maaf nek" pintanya lembut sambil mengelus rambut neneknya yang sudah seperti ibu baginya. "Aku akan berusaha nek" janjinya walau dalam hatinya ada sedikit keraguan. Tapi dia berjanji akan melindungi keluarganya saat ini. Sudah bukan saatnya Naruto lari dari masalah, dia harus menghadapi dunia.

Naruto mengeratkan pelukan pada neneknya. Mengelus neneknya yang terlihat rapuh. Dua pasang mata yang duduk di depan mobil mengintip moment cucu dan nenek itu dari spion tengah mobil.

Mereka saling melirik dan mendesah penuh arti. Karena mereka tahu pemimpin Namikaze itu tidak akan rapuh semudah itu, bahkan jika harus menerjang badai salju sekalipun. Pemimpin mereka benar benar mempunyai akting yang bagus.

Tsunade pun tersenyum penuh arti dalam dekapan cucunya yang bodoh.

====

"Saya Tsunade, pemimpin Namikaze akan mengumumkan bahwa cucu saya Naruto Namikaze akan mewarisi Namikaze corp. sebagai penerus dari keluarga Namikaze." tutur Tsunade penuh wibawa.

Suara jepretan kamera riuh terdengar. Cekrek, cekrek, cekrek. Tiada henti. Reporter dengan semangat mengambil moment ini.

Mereka bisa dengan leluasa mengabadikan Naruto. Calon pemegang kekuasaan dari Namikaze corp. yang selama ini terkenal dengan julukan 'pemuda tak berguna'. Kali ini dia terlihat rapi dan gagah dalam setelan hitam yang elegan.

Dan yang masih mencuri perhatian adalah kedatangan Hinata Hyuga dan Neji Hyuga dalam konferensi pers ini. Para awak media mencoba menerka nerka apa yang akan terjadi.

"Seperti yang kalian lihat, saya mengundang keluarga Hyuga kali ini" kata Tsunade seraya tersenyum ke arah Hinata.

"Beberapa waktu lalu, cucuku yang bodoh ini" katanya sambil menatap Naruto. " Ekhm, maksudku cucuku yang tampan ini telah membuat kesalah fahaman dengan keluarga Hyuga yang terhormat"sambung Tsunade tanpa kehilangan kharismanya.

"Saya sebagai pemimpin Namikaze dan sebagai wali dari Naruto Namikaze memohon maaf yang sebesarnya atas kesalah faham yang terjadi". Tsunade memandang Hinata dan Neji yang duduk agak jauh darinya.

Neji sebagai perwakilan dari keluarga Hyuga memandang Tsunade dengan hormat. Kemudian dia dan Hinata mengangguk sebagai tanda menerima permintaan maaf dari Tsunade.

Tsunade tersenyum. Wartawan mulai dengan serangan blitz mereka. Menghujami keluarga Hyuga yang hadir. Suara jepretan samakin riuh terdengar.

"Dan sebagai tanda permintaan maaf yang sangat dalam. Saya mengajukan perjodohan antara cucu saya Naruto Namikaze dengan putri sulung Hyuga yaitu Hinata Hyuga." kata Tsunade dengan kelembutan tapi mantab tanpa keraguan.

Wartawan seakan menggila mendengar pernyataan yang keluar dari pemimpin Namikaze ini. Jepretan kamera tak henti, bagai panas terik siang matahari.

Cekrek. Cekrek. Cekrek. Cekrek.
Memotret wajah Tsunade yang penuh dengan kemenangan. Memotret Naruto dengan mata membola dan mulut terbuka melihat neneknya. Seakan apa yang dibicarakan neneknya adalah pengibaran bendera perang.

Dan tak lupa memotret keluarga Hyuga. Neji yang mengeraskan rahangnya juga Hinata yang terkejut dengan wajah yang merona.

"Sekian" sambung Tsunade lalu beranjak dari ruangan itu di ikuti oleh Iruka dan Kakashi. Meninggalkan tiga orang yang masih terkejut ditempatnya.

====

Naruto menggila. Sekaramg dia sendiri di kamarnya. Tentu saja di mansion Namikaze. Kepala terasa sangat pening. Dia melepas dasinya dan melemparkan kesembarang arah. Jasnya juga sudah dia tanggalkan dan tergeletak di lantai. Dia benar benar tak cocok dengan pakaian resmi seperti ini. Mengusap wajahnya berulang kali.

Berusaha memikirkan jalan keluar dari masalahnya. Masalah yang terasa semakin rumit. Dia tidak ahli dalam hal mengelola emosi. Ingin rasanya dia teriak sekencang kencangnya.

Dasar nenek tua sialan. Umpatnya dalam hati. Naruto merasa terperangkap dalam permainan neneknya. Entah apa yang dipikirkan neneknya hingga mau menjodohkan dia dan Hinata.

Dijodohkan dengan Hinata bukanlah hal buruk. Hinata itu cantik, baik hati, menarik, dan memiliki etika yang baik. Bahkan tanpa kebaikan yang ada dalam dirinya Hinata sudah memiliki tubuh yang indah yang bisa menemani malam Naruto.

Naruto tak menolak. Tapi sayangnya Naruto tak siap dengan ini. Perjodohan berarti pertunangan yang akan menjadi pernikahan. Lalu pemegang kekuasaan. Dan menjadi bidak catur dalam kepura puraan dunia bisnis yang harus memakai topeng setiap saatnya.

Naruto tak mau hidup seperti itu. Dia masih ingin menikmati hidup. Apalagi membayangkan Hinata yang akan menderita di jalan gelap bersama dirinya nanti.

Dia hanya berharap bahwa Hinata tidak akan menerima ini atau lebih bagus lagi bila dia menyusun rencana agar perjodohan ini batal.

Ya benar. Naruto girang mendapatkan ide. Dia langsung menelepon seseorang.

Sambungan di angkat saat deringan kedua "Haloo" sapa Naruto. "Temui aku di tempat biasa" kata Naruto lalu mematikan sambungan.

Bila neneknya bisa membuat dia dalam masalah maka dia juga harus bisa lepas dari masalah itu. Senyum Naruto mengembang.

Tbc.

Sweet NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang