"Baiklah tolong yang itu, bungkus ya!!" serunya senang tanpa pikir panjang. Cincin itu akan sempurna untuk Hinata begitu pikirnya.
Dan setelah menyelesaikan beberapa penyelesaian ukuran dan pembayaran. Naruto keluar dari toko itu dengan tas kecil berisi kotak perhiasan beludru yang berisi sepasang cincin couple.
Naruto semakin bahagia. Bibir tipisnya bersiul penuh riang. Rambut pirangnya yang tersisir rapi tertiup angin. Ah.. Begitu sempurnanya hari ini. Batin Naruto riang beranjak ke arah mobil yang di parkiran tak jauh dari situ.
~~~~~~~~~~
Hinata kaget akan kedatangan Neji ke Okinawa tanpa pemberitahuan. Pagi ini saat Naruto sedang pergi berbelanja untuk oleh oleh sang nenek, tiba tiba saja Neji datang ke villa Namikaze di Okinawa. Tanpa pemberitahuan meminta Hinata segera kembali ke Tokyo. Tanpa penjelasan apapun. Tidak biasanya Neji bersikap dingin padanya.
Hinata yang tak ingin ribut lebih memilih untuk menuruti sang kakak.
Hinata tahu pasti ada yang tak beres. Tapi pasti bukan amukan ayahnya, bila ayahnya yang mengamuk pasti ayahnya sendiri yang akan menjeputnya kemari. Lalu soal apa ini, pikiran Hinata kalut.Hinata hanya membutuhkan waktu setengah jam untuk membereskan dan bersiap untuk kembali ke Tokyo. Saat sedang membereskan barang barang, dirinya teringat Naruto. Dia ingin memberi kabar pada Naruto bahwa dia akan kembali ke Tokyo sekarang karena ada urusan mendesak tapi takut malah akan memperburuk suasana. Hinata memilih untuk mengabarinya saat sudah dalam perjalanan saja.
Saat akan pulang dia tak lupa memberi salam pada beberapa maid dan Kakashi yang kebetulan tadi ikut menjamu sang Kakak.
Lalu pergilah Hinata dengan Neji menuju Tokyo tanpa pengetahuan Naruto.
"Pakailah syal untuk menutupi lehermu" kata Neji saat mereka sudah dalam mobil menuju bandara Okinawa. Hinata yang daritadi hanya diam melihat keluar jendela segera menelengkan wajahnya pada kakak sepupunya itu.
"Aku tak mau ada yang melihat bekas gigitan kekasihmu itu di lehermu" jelas Neji dengan datar tanpa melihat wajah Hinata.
Sedangkan Hinata yang mendengar perkataan Neji hanya bisa merona dan menggigit bibirnya. Tak percaya dengan apa yang dikatakan kakaknya, dia segera mengambil handphone mencoba berkaca pada layar dan betapa terkejutnya dia setelah melihat beberapa tanda merah keunguan yang tercetak jelas dilehernya.
Kissmark tak tahu di untung. Umpat Hinata dalam hati. Tanda itu tidak hanya satu tapi mungkin tiga atau malah empat. Terlihat kontras dengan warna kulitnya yang putih halus.
Dengan segera Hinata menutupi area lehernya dengan rambut panjangnya. Menggigit bibir dan kembali memandang keluar jendela. Bukan untuk melamun tapi untuk mengalihkan pandangan dari sang kakaknya.
Neji yang merasa atsmofer berubah menjadi canggung hanya bisa mencoba bersabar. Memilih marah pada Hinata adalah perbuatan yang tidak adil untuknya. Hinata tidak salah. Ini hanya kenakalan remaja baginya. Dia pria dewasa yang juga tahu apa artinya menikmati waktu dengan kekasih.
Helaan nafas Neji terasa berat. Tangan Neji meraih benda di balik jas kerjanya. Ya, Neji masih mengenakan jas kerjanya kemarin. Neji sedang bekerja saat mendengar kabar yang buruk tentang Hinata di Okinawa. Tanpa pikir panjang pun Neji segera terbang ke Okinawa untuk membawa Hinata pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Night
FanfictionSaat hinata yang sudah tidak bisa menahan semua rasa cintanya. Dia sudah berjanji. "hanya kali ini" Dan naruto yang begitu bodohnya dengan ketidakjelasan. Hanya ingin bermain dan menikmati sampai detik terakhir di hidupnya. Bisakah Naruto menyadari...