Naruto melihat wajah sayu dengan rona merah di pipi bidadarinya.
Dan semua orang di dunia ini tahu bahwa Naruto adalah pemuda bodoh yang sangat beruntung. Naruto tak bisa menahan lagi.
Dia memeluk Hinata,menggegam tangannya dan membawa bibirnya untuk bertemu dengan bibir Hinata sekali lagi. Kali ini dengan penuh hikmad. Menikmati bibir merah ranum yang menggoda. Memperdalam ciumannya.
~~~~~~~~~~~
Nafas kedua insan itu sudah memburu. Tangan pemuda itu kini berada di pinggang sang gadis dan satu tangan lain yang merayapi punggung sang gadis. Lalu entah sejak kapan si gadis itu sudah berada di atas pangkuan sang pemuda. Dan tangan si gadis sedang meremas baju pemuda itu. Menyalurkan apapun yang harus di salurkan.
Mereka masih menikmati ciuman ciuman panasnya. Berusaha mengontrol sebisa mungkin. Berusaha mempertahankan akal sehat mereka. Ya akal sehat. Mereka sedang di taman, duduk di atas rumput tanpa alas dan sekarang hampir pagi.
"Ahh..." untuk kesekian kalinya ciuman ini selesai. Nafas mereka memburu.
Naruto mengatur nafas, memejamkan mata. Berhenti, bodoh. Teriaknya dalam hati.
"Aku akan mengantarmu pulang" kata Naruto lembut. Dia menempelkan dahinya pada si gadis. Gadis itu masih di pangkuaannya, menggigit bibir yang sudah membengkak. Mencoba mengatur nafas dan detak jantungnya. Hatinya sedikit kecewa tapi dia bersyukur bahwa Naruto masih memiliki akal sehat lebih dari dirinya.
"Hmm.." jawab Hinata. Hinata mencoba bangkit, tapi kakinya terasa lemas seperti jelly.
Naruto tahu apa yang dirasakan Hinata. Naruto tersenyum. Dia juga merasakan ngilu di bawah sana. Ini bukan make out pertamanya dengan gadis.
Naruto memindahkan Hinata kesampingnya. Lalu dia berdiri dan mengulurkan tangan untuk membantu Hinata berdiri.
Mereka berjalan melintasi taman. Naruto melihat jam di tangannya, jam dua pagi. Rumah pesta ini sudah mulai sepi. Tentu masih ada yang berkegiatan dengan pesta mereka masing masing. Banyak yang sudah pulang atau bahkan hangover di lantai. Mereka menikmati pesta.
Tangan Naruto setia menggenggam tangan Hinata. Mereka melewati beberapa temannya yang tergelatak di lantai. Entah itu karena kelelahan atau karena mabuk berat. Naruto terkekeh.
Tiba tiba di ujung ruangan muncul Sasuke dengan penampilan berantakan. Kancing bajunya sudah terlepas. Celananya tak terkancing. Rambutnya tidak karuan. Dengan nafas memburu.
"Dope!" serunya untuk menghentikan langkah Naruto. "Gunakan mobilku! Jangan membuat masalah semakin rumit"
Naruto paham akan kekhawatiran sahabatnya ini. Naruto menerima kunci mobil dari Sasuke. "Terima kasih. Dan segera selesaikan urusanmu dengan yang di dalam kamar itu" bisik Naruto sedang pada Sasuke.
Heh! Sialan kau dobe! Batin Sasuke.
"Jangan hancurkan barang barang di kamar saat kau 'menunggang kuda' " teriak Naruto saat melangkah pergi.
Sialan duakali kau DOPE!!!
Muka Hinata memerah mendengar teriakan Naruto pada temannya. Hinata tahu apa artinya itu. Hinata memang gadis baik baik tapi dia tidak polos. Dia remaja yang beranjak dewasa.
![](https://img.wattpad.com/cover/220037288-288-k426571.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Night
FanfictionSaat hinata yang sudah tidak bisa menahan semua rasa cintanya. Dia sudah berjanji. "hanya kali ini" Dan naruto yang begitu bodohnya dengan ketidakjelasan. Hanya ingin bermain dan menikmati sampai detik terakhir di hidupnya. Bisakah Naruto menyadari...