"Hah, lu engga tau Kavi?" tanya Daniel sambil menganga lebar yang langsung dijawab gelengan singkat oleh Avi. Tentu saja mereka terkejut. Soalnya, biasa Avi paling lancar kalau gosip apalagi soal cowok ganteng."Astaga dia kapten gue, Vi masa ngga tahu." kata Julio tak percaya karena Avi biasanya menemani mereka latihan voli di sekolah.
Siapa yang tidak tahu Kavithala, seorang kapten voli di SMA Castellar. Fansnya di mana-mana, banyak dari adik kelas sampai kakak kelas mengincarnya. Dengan postur tubuh tinggi dan badan atletisnya, tak heran bahwa seringkali Ia menjadi pusat perhatian di sekolah.
"Ehehe tapi lucu loh Avi sama Kavi, namanya mirip." kata Mindy cengengesan. Memang benar, sih.
"Eh apa apaan itu." protes Avi tak terima. Ia bahkan tidak kenal dengan si Kavi-Kavi itu.
"Yee main-main doang. Atau baper lu?" tanya Mindy menaik turunkan kedua alisnya. Kalau memang dasarnya kompor sih ga bisa disaring lagi.
"Emang Kavi ngapain, Vi?" tanya Natasha, sambil menyendok suapan terakhir nasi gorengnya.
"Dia follow gue tadi, gue kaget." jawab Avi singkat, menekan tombol power, lalu menyodorkan ponselnya ke arah teman-temannya.
"Wah gila sih, tumben tuh orang ngefollow orang lain duluan." gumam Toby tepat di sebelah Avi.
"Hah? Apa? Gak denger." tanya Avi dengan suara yang sengaja dikeraskan.
"Aish, tumben Kavi mau ngefollow orang duluan." ulang Toby dengan ogah-ogahan. Dia tak menyangka bahwa Avi mendengar apa yang Ia katakan sebelumnya.
"Wah, tanda-tanda dong, Vi." kata Shella semangat. Menjadi satu-satunya pasangan di antara teman-temannya membuatnya ingin menjodohkan semua temannya saja.
"Heh, tanda-tanda apaan. Gaada gaada." Avi menepis semua kemungkinan yang akan terjadi menurut sudut pandang Shella.
"Ish, Avi mah. Udah bagus tuh." kata Shella memajukan bibirnya.
"Ih, makan dulu nanti dipikir." kata Avi berusaha mengalihkan perhatian.
"Nanti ya, awas lu." ancam Mindy main-main, lalu tertawa.
"Iya iya." Avi hanya berpasrah, lalu melanjutkan makannya.
Dua puluh menit setelahnya, mereka pun bubar dan menuju rumah masing-masing dengan Avi yang diantar oleh Daniel, seperti biasanya.
***
Pintu Castellar Cafe terbuka lebar di kala seorang gadis membukanya, lalu masuk dan disusul oleh keempat temannya.
Ekor mata Kavithala tak henti-hentinya menatap gadis itu. Ia mulai penasaran karena gadis itu menuju ke meja tempat duduk Shella, pacar Josh.
Apakah mereka teman dekat?
"Josh, Josh." panggil Kavi.
"Apaan, Kav?" tanya Josh sambil memberi makan Pou kesayangannya.
"Itu siapa dah?" tanya Kavi menunjuk seorang gadis dengan almamater biru dongker berlogo SMA Castellar yang masih dipakainya.
Hari Jumat pakai almamater? Kavi hanya memandangi gadis itu dengan segala kemungkinan.
"Itu temen gue, temen cewek gue juga. Namanya Gravity tapi dipanggil Avi." jawab Josh dengan santai, lalu kembali fokus pada Pounya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVITY [Completed✔]
Teen FictionSaat menginjak kelas sebelas, Gravity dipertemukan dengan keempat temannya sejak kelas sepuluh, yaitu Daniel, Julio, Chase, dan Tobias. Empat teman yang acak-acakan membuatnya bingung. Belum lagi jika semuanya satu-persatu meminta pendapat, ataupun...